Kebijakan Biden Terhadap Iran Kemungkinan akan 'Mengekor' Trump
Minggu, 21 Maret 2021 - 01:00 WIB
Serangan yang dilakukan AS pada awal Maret di wilayah perbatasan Suriah-Irak, yang pertama diizinkan oleh Biden sejak menjabat, yang dilaporkan menewaskan milisi pro-Iran.
Iran mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai "agresi ilegal", serta memperingatkan bahwa hal itu dapat memperburuk konflik militer, dan semakin mengguncang kawasan.
Abas Aslani, analis dari Center for Middle East Strategic Studies (CMESS), mengatakan, serangan itu menunjukkan bahwa kebijakan pemerintahan Biden tidak jauh berbeda dengan Trump.
"Pemerintahan Biden tampaknya lebih condong ke arah kehadiran Amerika di kawasan itu. Serangan baru-baru ini dan kecenderungan untuk mempertahankan kehadiran militer di beberapa bagian kawasan dapat memicu ketegangan dan mengurangi kemungkinan de-eskalasi," ujarnya.
Javad Heirannia, Direktur Riset Ilmiah dan Pusat Kajian Strategis Timur Tengah, mengatakan, serangan itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa AS akan bertindak keras untuk melindungi kepentingannya di kawasan itu.
"Biden ingin menunjukkan bahwa sementara dia berusaha menyelesaikan masalah nuklir Iran melalui diplomasi, dia juga akan bereaksi keras terhadap setiap perilaku Iran di kawasan yang mengancam kepentingan AS," katanya.
Heirannia kemudian mengatakan, masalah nuklir Iran terkait dengan masalah regionalnya, karena Teheran menolak seruan untuk menghubungkan kebangkitan perjanjian 2015 dengan program misilnya.
“Jalan keluar dari situasi ini adalah sambil fokus pada penyelesaian masalah nuklir, masalah regional juga harus diselesaikan dalam kerangka dialog regional,” katanya.
Iran mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai "agresi ilegal", serta memperingatkan bahwa hal itu dapat memperburuk konflik militer, dan semakin mengguncang kawasan.
Baca Juga
Abas Aslani, analis dari Center for Middle East Strategic Studies (CMESS), mengatakan, serangan itu menunjukkan bahwa kebijakan pemerintahan Biden tidak jauh berbeda dengan Trump.
"Pemerintahan Biden tampaknya lebih condong ke arah kehadiran Amerika di kawasan itu. Serangan baru-baru ini dan kecenderungan untuk mempertahankan kehadiran militer di beberapa bagian kawasan dapat memicu ketegangan dan mengurangi kemungkinan de-eskalasi," ujarnya.
Javad Heirannia, Direktur Riset Ilmiah dan Pusat Kajian Strategis Timur Tengah, mengatakan, serangan itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa AS akan bertindak keras untuk melindungi kepentingannya di kawasan itu.
"Biden ingin menunjukkan bahwa sementara dia berusaha menyelesaikan masalah nuklir Iran melalui diplomasi, dia juga akan bereaksi keras terhadap setiap perilaku Iran di kawasan yang mengancam kepentingan AS," katanya.
Heirannia kemudian mengatakan, masalah nuklir Iran terkait dengan masalah regionalnya, karena Teheran menolak seruan untuk menghubungkan kebangkitan perjanjian 2015 dengan program misilnya.
“Jalan keluar dari situasi ini adalah sambil fokus pada penyelesaian masalah nuklir, masalah regional juga harus diselesaikan dalam kerangka dialog regional,” katanya.
tulis komentar anda