Biden 3 Kali Jatuh di Tangga Air Force One, Miller: Musuh Melihat, Itu Memalukan!
Sabtu, 20 Maret 2021 - 14:15 WIB
WASHINGTON - Stephen Miller, mantan penasihat senior Donald Trump, mengkritik keras rentetan kejadian memalukan yang dipertontonkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden . Kejadian-kejadian itu termasuk insiden jatuh di tangga pesawat Air Force One tiga kali.
Lebih lanjut, Miller mengatakan orang-orang Amerika sekarang kurang aman sebagai akibat dari kebijakan pemerintah Biden yang lemah.
Dia memperingatkan pada Jumat bahwa kesalahan verbal dan insiden terpeleset Presiden Biden menjadi "krisis keamanan nasional".
"Musuh kita di seluruh dunia—Iran, Rusia dan Venezuela dan China—mereka melihat Amerika Serikat dan wakil utamanya, presiden negara kita, yang bahkan tidak dapat melewati wawancara softball tanpa lembar contekan dan jatuh tiga kali saat menaiki tangga. Menyedihkan untuk dilihat," kata Miller saat tampil di "Hannity" Fox News.
Pernyataan Miller muncul setelah pembawa acara Sean Hannity memutar klip yang menunjukkan Biden memerlukan lembar contekan saat menjawab pertanyaan dan menyebut wakil presidennya sendiri dengan sebutan "Presiden Harris".
Jumat pagi, Biden tersandung beberapa kali saat dia menaiki tangga untuk naik Air Force One di Pangkalan Gabungan Andrews di Maryland.
"Saya tidak menyukainya," kata Miller. "Ini sangat serius. Saya telah berjalan naik-turun tangga itu berkali-kali. Tangga itu tidak licin, dan Angkatan Udara memastikan tangga itu tidak licin."
Hannity mencatat bahwa media sebagian besar diam atas insiden tersandung Biden, kontras dengan liputan dari dinding ke dinding tentang Presiden Donald Trump yang dengan hati-hati berjalan menuruni jalan setelah sebuah acara di West Point, New York.
Dia memutar klip reporter Associated Press Jonathan Lemire dan MSNBC Joe Scarborough yang mengkritik Trump dan berteori tentang kebugarannya untuk jabatan.
Saat itu, Lemire mengatakan kondisi fisik Trump seharusnya membuatnya sulit untuk mengkritik Biden selama kampanye pemilihan presiden 2020.
"Saya menunjukkan apa yang sudah jelas, karena dia adalah Presiden Amerika Serikat, pemimpin dunia bebas, panglima tertinggi. Ini adalah pekerjaan tersulit di dunia—pekerjaan yang paling menuntut di dunia," kata Hannity.
Kemudian di segmen tersebut, Miller mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dengan jelas mengetahui ketajaman Biden, itulah sebabnya mantan agen KGB itu baru-baru ini menantang presiden Amerika untuk berdebat yang disiarkan langsung setelah dia disebut "pembunuh."
"Mereka secara terbuka mengejek kami. Mereka mengejek Presiden Biden. Itu memalukan dan itu diperparah dengan fakta ketika Anda memiliki seorang panglima yang 'tidak ada di rumah' dan tidak ada di sana," katanya.
"Anda akan mengalami episode memalukan seperti yang terjadi di Alaska di mana China berani menguliahi kami tentang hak asasi manusia. Dan [Menteri Luar Negeri Antony] Blinken dan [Penasihat Keamanan Nasional Jake] Sullivan hanya duduk di sana dan menerimanya?," kesalnya.
Miller menyimpulkan bahwa para diplomat AS semestinya meminta maaf kepada Amerika karena mereka tidak memiliki kepemimpinan di puncak.
"Presiden tidak ada di rumah. Negara lain melihat kelemahan itu dan mereka menerkam dan kita semua kurang aman," papar Miller.
Lebih lanjut, Miller mengatakan orang-orang Amerika sekarang kurang aman sebagai akibat dari kebijakan pemerintah Biden yang lemah.
Dia memperingatkan pada Jumat bahwa kesalahan verbal dan insiden terpeleset Presiden Biden menjadi "krisis keamanan nasional".
"Musuh kita di seluruh dunia—Iran, Rusia dan Venezuela dan China—mereka melihat Amerika Serikat dan wakil utamanya, presiden negara kita, yang bahkan tidak dapat melewati wawancara softball tanpa lembar contekan dan jatuh tiga kali saat menaiki tangga. Menyedihkan untuk dilihat," kata Miller saat tampil di "Hannity" Fox News.
Pernyataan Miller muncul setelah pembawa acara Sean Hannity memutar klip yang menunjukkan Biden memerlukan lembar contekan saat menjawab pertanyaan dan menyebut wakil presidennya sendiri dengan sebutan "Presiden Harris".
Jumat pagi, Biden tersandung beberapa kali saat dia menaiki tangga untuk naik Air Force One di Pangkalan Gabungan Andrews di Maryland.
"Saya tidak menyukainya," kata Miller. "Ini sangat serius. Saya telah berjalan naik-turun tangga itu berkali-kali. Tangga itu tidak licin, dan Angkatan Udara memastikan tangga itu tidak licin."
Hannity mencatat bahwa media sebagian besar diam atas insiden tersandung Biden, kontras dengan liputan dari dinding ke dinding tentang Presiden Donald Trump yang dengan hati-hati berjalan menuruni jalan setelah sebuah acara di West Point, New York.
Dia memutar klip reporter Associated Press Jonathan Lemire dan MSNBC Joe Scarborough yang mengkritik Trump dan berteori tentang kebugarannya untuk jabatan.
Saat itu, Lemire mengatakan kondisi fisik Trump seharusnya membuatnya sulit untuk mengkritik Biden selama kampanye pemilihan presiden 2020.
"Saya menunjukkan apa yang sudah jelas, karena dia adalah Presiden Amerika Serikat, pemimpin dunia bebas, panglima tertinggi. Ini adalah pekerjaan tersulit di dunia—pekerjaan yang paling menuntut di dunia," kata Hannity.
Kemudian di segmen tersebut, Miller mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dengan jelas mengetahui ketajaman Biden, itulah sebabnya mantan agen KGB itu baru-baru ini menantang presiden Amerika untuk berdebat yang disiarkan langsung setelah dia disebut "pembunuh."
"Mereka secara terbuka mengejek kami. Mereka mengejek Presiden Biden. Itu memalukan dan itu diperparah dengan fakta ketika Anda memiliki seorang panglima yang 'tidak ada di rumah' dan tidak ada di sana," katanya.
"Anda akan mengalami episode memalukan seperti yang terjadi di Alaska di mana China berani menguliahi kami tentang hak asasi manusia. Dan [Menteri Luar Negeri Antony] Blinken dan [Penasihat Keamanan Nasional Jake] Sullivan hanya duduk di sana dan menerimanya?," kesalnya.
Miller menyimpulkan bahwa para diplomat AS semestinya meminta maaf kepada Amerika karena mereka tidak memiliki kepemimpinan di puncak.
"Presiden tidak ada di rumah. Negara lain melihat kelemahan itu dan mereka menerkam dan kita semua kurang aman," papar Miller.
(min)
tulis komentar anda