Demo Anti-China Mengerikan di Myanmar, Korban Tewas Jadi 39 Orang

Senin, 15 Maret 2021 - 09:58 WIB
Sentimen anti-China telah meningkat sejak kudeta yang menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan, dengan penentang pengambilalihan militer mencatat kecaman diam-diam Beijing dibandingkan dengan kecaman Barat.

Pemimpin protes Ei Thinzar Maung mem-posting di Facebook bahwa hanya dua pabrik yang dibakar untuk saat ini, bukan sepuluh seperti yang diklaim Beijing.

"Jika Anda ingin berbisnis di Myanmar secara stabil, maka hormati rakyat Myanmar," katanya. "Melawan Hlaingthaya, kami bangga padamu!!"

Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, mengatakan dia mengutuk apa yang dia sebut sebagai "kebrutalan yang sedang berlangsung".

“Secara pribadi telah mendengar dari kontak di Myanmar laporan pembunuhan yang memilukan, penganiayaan terhadap demonstran dan penyiksaan terhadap tahanan selama akhir pekan,” kata Burgener.

Penindasan, kata dia, merusak prospek perdamaian dan stabilitas. Dia mengimbau masyarakat internasional mendukung rakyat Myanmar dan aspirasi demokrasi mereka.

Inggris, mantan penguasa kolonial Myanmar, mengatakan terkejut dengan penggunaan kekuatan mematikan oleh pasukan keamanan terhadap orang-orang tak bersalah di Hlaingthaya dan di tempat lain.

"Kami menyerukan penghentian segera kekerasan ini dan rezim militer menyerahkan kembali kekuasaan kepada mereka yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Myanmar," kata Duta Besar Inggris Dan Chugg.

Militer mengatakan pihaknya mengambil alih kekuasaan setelah tuduhan kecurangan dalam pemilu 8 November yang dimenangkan oleh partainya Suu Kyi ditolak oleh komisi pemilu. Pihaknya sudah berjanji akan menggelar pemilu baru, tapi belum menetapkan tanggal.

Suu Kyi telah ditahan sejak kudeta dan dijadwalkan kembali ke pengadilan pada hari Senin. Dia menghadapi setidaknya empat dakwaan, termasuk penggunaan radio walkie-talkie secara ilegal dan melanggar protokol virus corona.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More