Bisakah Indonesia Gunakan Myanmar untuk Seimbangkan AS dan China?

Senin, 15 Maret 2021 - 09:23 WIB
“Saya pikir Indonesia memahami bahwa dengan pemerintahan Joe Biden akan ada lebih banyak harapan bahwa ASEAN memainkan peran utama di kawasan dan Indonesia memainkan peran utama dalam Asean,” kata Aaron Connelly, seorang peneliti politik Asia Tenggara di kelompok think tank International Institute for Strategic Studies.

“Anda mulai melihat Indonesia melangkah untuk mencerminkan hal itu, sebagian karena ingin menunjukkan kepada pemerintahan Biden bahwa ASEAN adalah organisasi yang layak untuk dilibatkan dan mungkin jika ASEAN dapat melakukan sesuatu yang berguna di Myanmar, maka AS juga akan mendengarkan ASEAN lebih banyak tentang hubungan AS-China dan masalah yang memiliki kepentingan strategis bagi ASEAN.”

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi telah terlibat dalam diplomasi ulang-alik dalam beberapa pekan terakhir, mengunjungi ketua ASEAN saat ini Brunei serta Singapura dan Thailand untuk meminta dukungan mereka bagi pertemuan para menteri luar negeri ASEAN. Dia juga telah bertemu dengan menteri luar negeri Myanmar yang ditunjuk junta, Wunna Maung Lwin, dan menyampaikan keprihatinan Indonesia tentang perkembangan di Myanmar dan menekankan perlunya semua negara anggota ASEAN untuk mematuhi Piagam ASEAN.

Retno juga telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan mitranya di India, Jepang, Australia, Uni Eropa, dan Inggris.

“Indonesia mengharapkan dukungan dari AS dan China dalam masalah Myanmar dan berharap agar masalah tersebut tidak digunakan untuk mempertajam persaingan antara AS dan China,” kata Dewi Fortuna Anwar, pakar kebijakan luar negeri pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI] yang berbasis di Jakarta.

Kepentingan Strategis

Bagi Indonesia, dukungan dari China dan AS dibutuhkan tidak hanya untuk menyelesaikan gejolak di Myanmar, tetapi juga untuk kepentingan strategisnya sendiri.



Indonesia telah menikmati lebih dari 70 tahun hubungan bilateral dengan kedua negara besar, yang dimungkinkan oleh kebijakan luar negeri bebas aktif, di mana negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini bertujuan untuk berteman dengan semua negara sambil juga memainkan peran aktif dalam menjaga perdamaian, keamanan, dan stabilitas dunia.

“Bagi Indonesia, meningkatkan hubungan dengan Washington tetap signifikan karena kebijakan luar negeri AS akan memengaruhi Indonesia, secara langsung atau tidak langsung,” kata Thomas Noto Suoneto, seorang peneliti di Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More