Rusia Bantu Perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Turki
Kamis, 11 Maret 2021 - 03:01 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meluncurkan pembangunan reaktor baru di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama Turki.
Kedua pemimpin masing-masing menekan tombol di meja kantor mereka di Moskow dan Ankara dalam upacara tautan video untuk meluncurkan fase ketiga proyek konstruksi PLTN Akkuyu.
Perusahaan energi nuklir negara bagian Rosatom Rusia mulai membangun reaktor pertama dari empat reaktor yang direncanakan di pantai selatan Turki pada 2018.
Erdogan berharap dapat mengaktifkan PLTN itu saat Turki merayakan ulang tahun keseratusnya sebagai republik pasca-Ottoman pada 2023.
Lihat infografis: Joe Biden Cabut Larangan Perjalanan Muslim yang Dibuat Trump
Putin berharap proyek tersebut meningkatkan kemitraan Rusia-Turki di semua aspeknya, membantu memperkuat persahabatan dan saling pengertian antara rakyat kedua negara.
Lihat infografis: China Kembali Operasikan Salah Satu Kapal Perang Terkuat di Dunia
Erdogan mengungkapkan pemikiran serupa. "Dialog tertutup yang kami jalin dengan teman saya yang terhormat (Putin) memainkan peran kunci tidak hanya dalam hubungan bilateral tetapi juga dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan," ungkap Erdogan.
Putin dan Erdogan menikmati hubungan yang rumit saat memimpin negara mereka selama hampir 20 tahun terakhir.
Mereka berada di sisi berlawanan pada perang di Suriah tetapi sekarang bekerja sama erat dalam rencana perdamaian yang dapat mengakhiri perselisihan selama satu dekade.
Hubungan mereka jatuh ke titik terendah ketika pasukan Turki menembak jatuh satu pesawat tempur Rusia di dekat perbatasan Suriah pada November 2015.
Tetapi hubungan itu membaik dengan cepat dan Putin menghadiri peluncuran pembangunan PLTN Akkuyu pada April 2018.
Laporan media Rusia memperkirakan biaya keseluruhan proyek itu sekitar USD20 miliar.
Turki sangat bergantung pada impor minyak dan gas alam, termasuk dari Rusia. Erdogan berharap PLTN itu memasok 10% kebutuhan listrik Turki ketika selesai.
Kedua pemimpin masing-masing menekan tombol di meja kantor mereka di Moskow dan Ankara dalam upacara tautan video untuk meluncurkan fase ketiga proyek konstruksi PLTN Akkuyu.
Perusahaan energi nuklir negara bagian Rosatom Rusia mulai membangun reaktor pertama dari empat reaktor yang direncanakan di pantai selatan Turki pada 2018.
Erdogan berharap dapat mengaktifkan PLTN itu saat Turki merayakan ulang tahun keseratusnya sebagai republik pasca-Ottoman pada 2023.
Lihat infografis: Joe Biden Cabut Larangan Perjalanan Muslim yang Dibuat Trump
Putin berharap proyek tersebut meningkatkan kemitraan Rusia-Turki di semua aspeknya, membantu memperkuat persahabatan dan saling pengertian antara rakyat kedua negara.
Lihat infografis: China Kembali Operasikan Salah Satu Kapal Perang Terkuat di Dunia
Erdogan mengungkapkan pemikiran serupa. "Dialog tertutup yang kami jalin dengan teman saya yang terhormat (Putin) memainkan peran kunci tidak hanya dalam hubungan bilateral tetapi juga dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan," ungkap Erdogan.
Putin dan Erdogan menikmati hubungan yang rumit saat memimpin negara mereka selama hampir 20 tahun terakhir.
Mereka berada di sisi berlawanan pada perang di Suriah tetapi sekarang bekerja sama erat dalam rencana perdamaian yang dapat mengakhiri perselisihan selama satu dekade.
Hubungan mereka jatuh ke titik terendah ketika pasukan Turki menembak jatuh satu pesawat tempur Rusia di dekat perbatasan Suriah pada November 2015.
Tetapi hubungan itu membaik dengan cepat dan Putin menghadiri peluncuran pembangunan PLTN Akkuyu pada April 2018.
Laporan media Rusia memperkirakan biaya keseluruhan proyek itu sekitar USD20 miliar.
Turki sangat bergantung pada impor minyak dan gas alam, termasuk dari Rusia. Erdogan berharap PLTN itu memasok 10% kebutuhan listrik Turki ketika selesai.
(sya)
tulis komentar anda