Lagi, Anggota Partai Suu Kyi Meninggal di Tahanan Militer Myanmar
Rabu, 10 Maret 2021 - 14:11 WIB
NAYPYITAW - Seorang pejabat dari partai pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi meninggal dalam tahanan, diduga akibat penyiksaan. Menurut sebuah kelompok pengawas ini adalah kematian kedua anggota partai Aung San Suu Kyi saat berada dalam tahanan pasukan junta Myanman dalam minggu ini.
Seorang anggota parlemen Myanmar yang dibubarkan, Ba Myo Thein mengatakan, pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Zaw Myat Linn, ditangkap sekitar pukul 01.30 pagi. Dia adalah pejabat kedua dari NLD yang meninggal dalam tahanan.
"Sekarang, pihak kerabat sedang berusaha mengambil jenazahnya di Rumah Sakit Militer," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (10/3/2021).
Kematian tersebut telah menimbulkan keprihatinan tentang kondisi dan perlakuan yang diterima para tahanan dalam penahanan. Sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari, pasukan keamanan dengan cepat bergerak untuk membungkam perbedaan pendapat dan menangkap pejabat pemerintah, pengunjuk rasa, jurnalis, pegawai negeri dan pekerja LSM, serta media independen yang tertindas.
"Banyak orang telah diambil secara sewenang-wenang dalam penggerebekan di malam hari dan keluarga mereka tidak tahu di mana orang yang mereka cintai, atau bagaimana kondisi mereka," kata Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti dilansir dari CNN.
Human Rights Watch mengatakan bahwa orang-orang yang dihilangkan secara paksa lebih mungkin menjadi sasaran penyiksaan atau penganiayaan daripada orang lain yang ditangkap.
"Zaw Myat Lynn, yang adalah kepala sebuah lembaga pendidikan, diumumkan meninggal hari ini karena cedera yang disebabkan penyiksaan setelah penggerebekan malam hari yang sewenang-wenang," kata Asosiasi Bantuan Kelompok Pengawas untuk Tahanan Politik (AAPP) dalam sebuah pernyataan.
Penyebab pasti kematian masih belum diketahui tetapi AAPP menambahkan Zaw Myat Lynn menjadi sasaran pemukulan.
Seorang anggota parlemen Myanmar yang dibubarkan, Ba Myo Thein mengatakan, pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Zaw Myat Linn, ditangkap sekitar pukul 01.30 pagi. Dia adalah pejabat kedua dari NLD yang meninggal dalam tahanan.
"Sekarang, pihak kerabat sedang berusaha mengambil jenazahnya di Rumah Sakit Militer," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (10/3/2021).
Kematian tersebut telah menimbulkan keprihatinan tentang kondisi dan perlakuan yang diterima para tahanan dalam penahanan. Sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari, pasukan keamanan dengan cepat bergerak untuk membungkam perbedaan pendapat dan menangkap pejabat pemerintah, pengunjuk rasa, jurnalis, pegawai negeri dan pekerja LSM, serta media independen yang tertindas.
"Banyak orang telah diambil secara sewenang-wenang dalam penggerebekan di malam hari dan keluarga mereka tidak tahu di mana orang yang mereka cintai, atau bagaimana kondisi mereka," kata Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti dilansir dari CNN.
Human Rights Watch mengatakan bahwa orang-orang yang dihilangkan secara paksa lebih mungkin menjadi sasaran penyiksaan atau penganiayaan daripada orang lain yang ditangkap.
"Zaw Myat Lynn, yang adalah kepala sebuah lembaga pendidikan, diumumkan meninggal hari ini karena cedera yang disebabkan penyiksaan setelah penggerebekan malam hari yang sewenang-wenang," kata Asosiasi Bantuan Kelompok Pengawas untuk Tahanan Politik (AAPP) dalam sebuah pernyataan.
Penyebab pasti kematian masih belum diketahui tetapi AAPP menambahkan Zaw Myat Lynn menjadi sasaran pemukulan.
tulis komentar anda