Junta Menggila, AS Ancam Jatuhkan Sanksi Baru pada Myanmar

Senin, 01 Maret 2021 - 18:04 WIB
Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan tindakan tambahan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas tindakan keras dan kudeta militer di Myanmar. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan "tindakan tambahan"terhadap mereka yang bertanggung jawab atas tindakan keras dan kudeta militer di Myanmar. Langkah ini diambil setelah tindakan keras junta menewaskan belasan demonstran.

Penasehat keamanan nasional AS, Jake Sullivan menuturkan, pihaknya akan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan mitranya di kawasan dan dalam beberapa hari kedepan akan memutuskan langkah apa yang akan diambil.

"Kami akan terus berkoordinasi erat dengan sekutu dan mitra di kawasan Indo-Pasifik dan di seluruh dunia untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan," kata Sullivan, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (1/3/2021).

"Kami sedang mempersiapkan tindakan tambahan untuk membebankan biaya lebih lanjut kepada mereka yang bertanggung jawab atas pecahnya kekerasan terbaru dan kudeta baru-baru ini. Kami akan memiliki lebih banyak hal untuk dibagikan dalam beberapa hari mendatang," sambungnya.



Washington sendiri telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap para pemimpin militer Myanmar sejak tentara merebut kekuasaan.

Sementara itu, para pengunjuk rasa di Myanmar bersiap untuk lebih banyak demonstrasi menentang pemerintahan junta hari ini setelah 18 demonstran ditembak mati kemarin.

Demo yang berakhir dengan pertumpahan darah kemarin menjadi hari kekerasan paling berdarah sejak militer melakukan kudeta terhadap pemerintah terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi satu bulan lalu.

Aktivis muda setempat yang marah atas kebrutalan pasukan polisi dan tentara menyatakan militer di negara itu sebagai organisasi teroris.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More