Ratusan Yahudi Radikal Bobol Masjid Al-Aqsa, Yordania Kecam Israel
Senin, 01 Maret 2021 - 13:43 WIB
YERUSALEM - Pemerintah Yordania mengecam pemerintah Israel karena mengizinkan 230 orang Yahudi radikal membobol dan masuk ke Masjid Al-Aqsa pada hari Minggu. Kaum radikal itu merayakan Purim, salah satu hari raya Yahudi, di situs suci umat Islam.
Ratusan orang itu datang dengan kostum dan topeng warna-warni. Yang lainnya terekam kamera saat mabuk dan mengacungkan botol anggur di luar salah satu gerbang masjid.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Daifallah Al-Fayez, seperti dikutip Arab News, Senin (1/3/2021), mengatakan bahwa polisi Israel mengizinkan ratusan kelompok radikal Yahudi masuk ke Masjid Al-Aqsa tanpa koordinasi dengan pejabat Wakaf Yordania.
Dia menyebut tindakan Israel sebagai pelanggaran berat terhadap status quo sejarah dan pelanggaran hukum internasional serta komitmen yang dibuat oleh Israel sendiri.
Al-Fayez menekankan bahwa departemen Wakaf Yerusalem adalah satu-satunya pihak legal yang bertanggung jawab atas pengelolaan masjid, termasuk memutuskan siapa yang boleh masuk.
Al-Fayez mengatakan bahwa Israel harus menghormati status quo dan otoritas para pejabat wakaf yang bermarkas di Yerusalem.
Tindakan Israel dilakukan pada saat media pemerintah Yordania melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel Jenderal Benny Gantz mengadakan pertemuan tanpa pemberitahuan dengan Raja Yordania Abdullah II pada Jumat lalu.
Gantz, pemimpin partai Blue and White [Biru dan Putih], sebelumnya mengatakan kepada anggota partainya bahwa dia sedang melakukan pertemuan rahasia dengan pejabat tinggi Yordania. Gantz secara terbuka mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena gagal meningkatkan hubungan dengan Yordania.
“Saya pikir hubungan kami dengan Yordania bisa 1.000 kali lebih baik. Sayangnya, Netanyahu adalah sosok yang tidak diinginkan di Yordania, dan kehadirannya merugikan hubungan kedua negara,” kata Gantz.
“Raja Yordania tidak senang dengan cara Israel melanggar pemahaman yang dicapai di Amman pada tahun 2014 di hadapan Menteri Luar Negeri AS saat itu John Kerry, Netanyahu dan Raja Yordania, di mana mereka telah setuju bahwa Masjid Al-Aqsa adalah untuk berdoa bagi Muslim.”
Ratusan orang itu datang dengan kostum dan topeng warna-warni. Yang lainnya terekam kamera saat mabuk dan mengacungkan botol anggur di luar salah satu gerbang masjid.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Daifallah Al-Fayez, seperti dikutip Arab News, Senin (1/3/2021), mengatakan bahwa polisi Israel mengizinkan ratusan kelompok radikal Yahudi masuk ke Masjid Al-Aqsa tanpa koordinasi dengan pejabat Wakaf Yordania.
Dia menyebut tindakan Israel sebagai pelanggaran berat terhadap status quo sejarah dan pelanggaran hukum internasional serta komitmen yang dibuat oleh Israel sendiri.
Al-Fayez menekankan bahwa departemen Wakaf Yerusalem adalah satu-satunya pihak legal yang bertanggung jawab atas pengelolaan masjid, termasuk memutuskan siapa yang boleh masuk.
Al-Fayez mengatakan bahwa Israel harus menghormati status quo dan otoritas para pejabat wakaf yang bermarkas di Yerusalem.
Tindakan Israel dilakukan pada saat media pemerintah Yordania melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel Jenderal Benny Gantz mengadakan pertemuan tanpa pemberitahuan dengan Raja Yordania Abdullah II pada Jumat lalu.
Gantz, pemimpin partai Blue and White [Biru dan Putih], sebelumnya mengatakan kepada anggota partainya bahwa dia sedang melakukan pertemuan rahasia dengan pejabat tinggi Yordania. Gantz secara terbuka mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena gagal meningkatkan hubungan dengan Yordania.
“Saya pikir hubungan kami dengan Yordania bisa 1.000 kali lebih baik. Sayangnya, Netanyahu adalah sosok yang tidak diinginkan di Yordania, dan kehadirannya merugikan hubungan kedua negara,” kata Gantz.
“Raja Yordania tidak senang dengan cara Israel melanggar pemahaman yang dicapai di Amman pada tahun 2014 di hadapan Menteri Luar Negeri AS saat itu John Kerry, Netanyahu dan Raja Yordania, di mana mereka telah setuju bahwa Masjid Al-Aqsa adalah untuk berdoa bagi Muslim.”
(min)
tulis komentar anda