Joe Biden Galang Kekuatan G7 Bersatu Hadapi Tantangan China

Jum'at, 19 Februari 2021 - 19:43 WIB
Presiden AS Joe Biden. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menggalang negara-negara demokrasi global dan sekutu Eropa untuk bekerja sama mengatasi berbagai kekhawatiran tentang China .

Meski demikian, Bidan tidak mencari "Perang Dingin baru". Hal itu diungkapkan pejabat senior pemerintahan AS.

Presiden AS dari Partai Demokrat itu akan menggunakan "kunjungan virtual" ke Eropa untuk mencoba membangun kembali AS sebagai pemain tim multilateral setelah empat tahun kebijakan "America First" oleh Donald Trump.





Biden akan tiba dengan membawa berbagai hadiah seperti janji dukungan senilai USD4 miliar untuk upaya vaksinasi virus corona global, masuknya kembali Amerika Serikat ke dalam kesepakatan iklim Paris, dan prospek belanja pengeluaran hampir USD2 triliun yang dapat meningkatkan ekonomi AS dan global.

Lihat infografis: Jumlah Kapal Militer yang Beroperasi, AL China Ungguli AS

Biden akan bertemu dengan para pemimpin G7 dari Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Kanada dan Jepang melalui konferensi video pada pukul 9 pagi.

“Biden juga berencana bergabung dengan mereka dalam pertemuan tatap muka yang diselenggarakan Inggris musim panas ini,” ungkap pejabat itu.

Biden akan berpidato di sesi online Konferensi Keamanan Munich, yang biasanya diikuti para pemimpin global teratas.

Biden akan menegaskan bahwa demokrasi, bukan otokrasi, menawarkan jalan terbaik ke depan bagi dunia. Pernyataan ini setelah pengepungan US Capitol pada 6 Januari oleh para perusuh pro-Trump yang menunjukkan bahwa demokrasi itu rapuh.

"Dia akan membuat kasus yang kuat dan percaya diri bahwa demokrasi adalah model terbaik untuk menghadapi tantangan zaman kita. Demokrasi tidak terjadi secara kebetulan. Kita harus berjuang untuk itu," papar pejabat itu.

“Biden akan menyampaikan pandangannya bahwa kekuatan ekonomi pasar utama dan demokrasi harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan pesaing kekuatan besar seperti Rusia dan China, serta berbagai tantangan transnasional mulai dari proliferasi nuklir hingga perubahan iklim dan keamanan siber,” ujar pejabat itu.

Presiden AS akan berbicara secara khusus tentang "memfitnah" dan tindakan bersama yang dia yakini telah diambil Rusia untuk mengguncang dan merusak demokrasi di Amerika Serikat dan Eropa dan di tempat lain. “Biden akan meminta para sekutu untuk berdiri teguh dengan Washington,” ungkap pejabat itu.

Kremlin berulang kali membantah tuduhan tersebut.

Berkenaan dengan China, ekonomi terbesar kedua di dunia, Biden akan mendesak negara-negara demokrasi untuk bekerja sama melawan praktik dan kebijakan pemerintah China yang dia gambarkan sebagai "pelecehan ekonomi dan bertentangan dengan nilai-nilai kita."

Gedung Putih sedang meninjau kebijakan China di berbagai bidang, termasuk kebijakan pembangunan dan perdagangan militer, tindakannya di Hong Kong, perlakuan terhadap minoritas Uighur di Xinjiang dan penanganannya terhadap wabah virus corona.

"Dia akan menjelaskan dalam pidatonya bahwa dia tidak mencari konfrontasi, dia tidak mencari Perang Dingin baru, tetapi dia mengharapkan persaingan yang ketat dan dia menyambutnya," papar pejabat itu.

Mengenai tantangan yang ditimbulkan program nuklir Iran, Biden akan mengatakan Amerika Serikat berharap kembali terlibat dalam diplomasi di tengah upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran yang ditinggalkan Trump.

“Di bidang ekonomi, Biden akan mendesak para pemimpin G7 lainnya untuk terus berinvestasi besar-besaran di ekonomi mereka untuk mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi,” papar pejabat itu.

"Ketakutannya bukanlah karena kita melakukan terlalu banyak, tetapi yang kita lakukan terlalu sedikit. Ini adalah era untuk aksi dan investasi dan bukan untuk penghematan dan itu akan menjadi bagian penting dari pesan tersebut," ungkap pejabat itu.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More