Iran Segera Membalikkan Langkah Nuklir Saat AS Cabut Sanksi

Jum'at, 19 Februari 2021 - 18:37 WIB
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. Foto/REUTERS
TEHERAN - Iran akan "segera membalikkan" tindakan dalam program nuklirnya ketika sanksi Amerika Serikat (AS) dicabut.

Jaminan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif itu muncul pada Jumat (19/2). Dia menegaskan kembali posisi Teheran pada tawaran Washington untuk menghidupkan kembali pembicaraan.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan pihaknya siap menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia yang ditinggalkan mantan presiden Donald Trump pada 2018. Trump lantas menerapkan kembali berbagai sanksi terhadap Iran.





Zarif segera menegaskan langkah Iran saat sanksi AS dicabut. “Kami akan segera membalikkan semua tindakan perbaikan. Sederhana,” ungkap Zarif di Twitter.

Lihat infografis: Jumlah Kapal Militer yang Beroperasi, AL China Ungguli AS

Menyoroti urgensi solusi diplomatik untuk kebuntuan tersebut, pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa Teheran sedang mempertimbangkan tawaran Washington untuk berbicara tentang menghidupkan lagi kesepakatan.

“Tapi pertama-tama mereka harus kembali ke kesepakatan. Kemudian dalam kerangka kesepakatan 2015, mekanisme sinkronisasi langkah pada dasarnya bisa dibicarakan,” ujar pejabat Iran itu.

Washington mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya siap berbicara dengan Iran tentang kedua negara kembali ke perjanjian nuklir yang bertujuan mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.

"Kami tidak pernah mencari senjata nuklir dan ini bukan bagian dari doktrin pertahanan kami. Pesan kami sangat jelas. Cabut semua sanksi dan beri kesempatan diplomasi," papar pejabat itu.

Teheran telah menetapkan batas waktu 23 Februari bagi Washington untuk mulai mencabut sanksi, jika tidak, Iran akan mengambil langkah terbesarnya untuk melanggar kesepakatan yakni melarang inspeksi mendadak oleh pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Amerika Serikat (AS) dan pihak-pihak Eropa dalam perjanjian itu mendesak Iran untuk menahan diri dari langkah itu dan mengulangi keprihatinan mereka atas tindakan baru-baru ini oleh Teheran untuk memproduksi uranium yang diperkaya hingga 20% dan logam uranium.

“Kami harus menerapkan hukum. Pihak lain harus bertindak cepat dan mencabut sanksi yang tidak adil dan ilegal ini jika mereka ingin Teheran menghormati kesepakatan itu,” papar pejabat itu.

Inspeksi pemberitahuan singkat IAEA, yang dapat menjangkau di mana saja di luar fasilitas nuklir Iran yang dideklarasikan, diamanatkan dalam "Protokol Tambahan" IAEA yang disetujui Iran untuk dihormati berdasarkan kesepakatan.

Iran menandatangani Protokol Tambahan itu pada 2003 tetapi belum meratifikasinya.

Sebelumnya, Zarif mengatakan dalam wawancara yang diposting di situs pemerintah bahwa Amerika Serikat tidak hanya gagal memenuhi kewajibannya, tetapi melanjutkan "tekanan maksimum yang gagal" ala Trump.

“Jadi orang Eropa harus mencatat bahwa tekanan terhadap Iran tidak berhasil, juga tidak ada pernyataan yang tidak berguna,” ungkap Zarif.

Dia menambahkan, “Segera setelah kami melihat langkah-langkah oleh Amerika Serikat dan Eropa untuk memenuhi kewajiban mereka, kami akan segera bereaksi dan kembali ke komitmen kami."

Di London, Menlu junior Inggris James Cleverly menegaskan kembali bahwa Iran harus melanjutkan kepatuhan dengan kesepakatan itu.

Dia menyatakan Barat tidak boleh mengirim sinyal bahwa mereka siap untuk mengabaikan pelanggaran perjanjian Teheran.

Biden akan menggunakan pemulihan kesepakatan nuklir sebagai batu loncatan untuk kesepakatan yang lebih luas yang mungkin membatasi pengembangan rudal balistik Iran dan kegiatan regional.

Teheran telah mengesampingkan negosiasi tentang masalah keamanan yang lebih luas seperti program rudal Iran.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More