Terima Hampir 100 Ancaman Pembunuhan, Pengacara Trump Menangis
Senin, 15 Februari 2021 - 14:56 WIB
WASHINGTON - Michael van der Veen, pengacara yang mewakili mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada persidangan pemakzulan, mengatakan para pengacau menghancurkan jendela rumahnya dan merusaknya dengan coretan. Sembari meneteskan air mata, pengacara ini mengaku menerima hampir 100 ancaman pembunuhan.
Pengacara ini ikut berjasa menyelamatkan Trump dari pemakzulan pada Sabtu pekan lalu, meski penyelamat sejati adalah para politisi Partai Republik yang berkuasa di Senat. Ini merupakan yang kedua kalinya, Trump lolos dari pemakzulan di sidang Senat.
Sembari menahan air mata, van der Veen mengakui bahwa rumahnya di wilayah Philadelphia menjadi sasaran para pengacau.
"Untuk menjawab pertanyaan Anda, seluruh keluarga saya, bisnis saya, firma hukum saya sedang dikepung sekarang. Saya tidak benar-benar ingin membahasnya," katanya saat menjawab pertanyaan pembawa acara FoxNews, Griff Jenkins, Minggu (14/2/2021).
Berbicara dengan wartawan, pengacara yang berbasis di Philadelphia ini mengatakan bahwa para pengacau memecahkan jendela di rumahnya, dan menyemprotkan "kata-kata yang sangat buruk" di mana-mana. Polisi Philadelphia mengonfirmasi bahwa pelaku tak dikenal memulaskan kata "pengkhianat" di ujung jalan masuk rumahnya di Chester County. Polisi mengatakan rumah itu sekarang dipantau oleh agen keamanan swasta.
Pengacara itu mengatakan bahwa dia tidak berpikir tentang politik, dan berpendapat bahwa dia mengambil bagian dalam sidang pemakzulan Trump hanyalah bagian dari pekerjaannya sebagai pengacara. Namun, karena pekerjaannya itu, dia "dibombardir" dengan hampir 100 ancaman pembunuhan.
Pada hari Jumat pekan lalu, sekelompok pengunjuk rasa berbondong-bondong ke kantor hukumnya di pusat kota Philadelphia. Kerumunan massa meneriakkan; "Ketika van der Veen berbohong, apa yang Anda lakukan? Kriminal. Kriminal."
Dalam sidang pemakzulan, 43 senator Republik menolak satu pasal pemakzulan yang menuduh Trump menghasut pemberontakan di Gedung Capitol AS. Para senator yang menolak untuk menghukum mantan presiden AS itu, dicap oleh beberapa pengamat liberal sebagai "musuh demokrasi" dan "pengkhianat".
Pengacara ini ikut berjasa menyelamatkan Trump dari pemakzulan pada Sabtu pekan lalu, meski penyelamat sejati adalah para politisi Partai Republik yang berkuasa di Senat. Ini merupakan yang kedua kalinya, Trump lolos dari pemakzulan di sidang Senat.
Sembari menahan air mata, van der Veen mengakui bahwa rumahnya di wilayah Philadelphia menjadi sasaran para pengacau.
"Untuk menjawab pertanyaan Anda, seluruh keluarga saya, bisnis saya, firma hukum saya sedang dikepung sekarang. Saya tidak benar-benar ingin membahasnya," katanya saat menjawab pertanyaan pembawa acara FoxNews, Griff Jenkins, Minggu (14/2/2021).
Berbicara dengan wartawan, pengacara yang berbasis di Philadelphia ini mengatakan bahwa para pengacau memecahkan jendela di rumahnya, dan menyemprotkan "kata-kata yang sangat buruk" di mana-mana. Polisi Philadelphia mengonfirmasi bahwa pelaku tak dikenal memulaskan kata "pengkhianat" di ujung jalan masuk rumahnya di Chester County. Polisi mengatakan rumah itu sekarang dipantau oleh agen keamanan swasta.
Pengacara itu mengatakan bahwa dia tidak berpikir tentang politik, dan berpendapat bahwa dia mengambil bagian dalam sidang pemakzulan Trump hanyalah bagian dari pekerjaannya sebagai pengacara. Namun, karena pekerjaannya itu, dia "dibombardir" dengan hampir 100 ancaman pembunuhan.
Pada hari Jumat pekan lalu, sekelompok pengunjuk rasa berbondong-bondong ke kantor hukumnya di pusat kota Philadelphia. Kerumunan massa meneriakkan; "Ketika van der Veen berbohong, apa yang Anda lakukan? Kriminal. Kriminal."
Dalam sidang pemakzulan, 43 senator Republik menolak satu pasal pemakzulan yang menuduh Trump menghasut pemberontakan di Gedung Capitol AS. Para senator yang menolak untuk menghukum mantan presiden AS itu, dicap oleh beberapa pengamat liberal sebagai "musuh demokrasi" dan "pengkhianat".
(min)
tulis komentar anda