Yordania Peringatkan Israel Soal Rencana Aneksasi Wilayah Palestina
Minggu, 17 Mei 2020 - 13:03 WIB
AMMAN - Raja Yordania, Abdullah II memperingatkan rencana Israel untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat, Palestina. Raja Abdullah mengatakan, jika Israel menganeksasi Tepi Barat, itu akan menyebabkan "konflik besar" dengan Yordania.
"Jika Israel benar-benar menganeksasi Tepi Barat pada bulan Juli, itu akan menyebabkan konflik besar-besaran dengan Yordania," kata Raja Abdullah dalam sebuah wawancara dengan Der Spiegel, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (17/5/2020).
"Para pemimpin yang mengadvokasi solusi satu negara tidak mengerti apa artinya itu," katanya, dengan mengatakan bahwa akan ada lebih banyak kekacauan dan ekstremisme di wilayah tersebut.
Tel Aviv diperkirakan akan melaksanakan aneksasi pada 1 Juli, berdasarkan kesepakatan antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan kepala Partai Biru dan Putih, Benny Gantz.
Para pejabat Palestina telah mengancam untuk menghapuskan perjanjian bilateral dengan Israel jika mereka melanjutkan rencana aneksasi, yang akan merusak solusi dua negara.
Aneksasi itu datang sebagai bagian dari apa yang disebut rencana Kesepakatan Abad Ini bentukan Amerika Serikat (AS), yang diumumkan pada 28 Januari. Ini merujuk ke Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang tidak terbagi dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.
Rencana tersebut menyatakan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.
"Jika Israel benar-benar menganeksasi Tepi Barat pada bulan Juli, itu akan menyebabkan konflik besar-besaran dengan Yordania," kata Raja Abdullah dalam sebuah wawancara dengan Der Spiegel, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (17/5/2020).
"Para pemimpin yang mengadvokasi solusi satu negara tidak mengerti apa artinya itu," katanya, dengan mengatakan bahwa akan ada lebih banyak kekacauan dan ekstremisme di wilayah tersebut.
Tel Aviv diperkirakan akan melaksanakan aneksasi pada 1 Juli, berdasarkan kesepakatan antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan kepala Partai Biru dan Putih, Benny Gantz.
Para pejabat Palestina telah mengancam untuk menghapuskan perjanjian bilateral dengan Israel jika mereka melanjutkan rencana aneksasi, yang akan merusak solusi dua negara.
Aneksasi itu datang sebagai bagian dari apa yang disebut rencana Kesepakatan Abad Ini bentukan Amerika Serikat (AS), yang diumumkan pada 28 Januari. Ini merujuk ke Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang tidak terbagi dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.
Rencana tersebut menyatakan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda