Tersudut oleh Kejahatan Perangnya, Israel Lobi Sekutunya Tekan ICC

Senin, 08 Februari 2021 - 09:09 WIB
Sistem pertahanan rudal Iron Dome andalan Israel dalam menangkis serangan milisi Gaza, Palestina. Foto/REUTERS/Amir Cohen
TEL AVIV - Israel sedang melobi para sekutunya agar menyampaikan "pesan rahasia" kepada jaksa Mahkamah Kriminal Internasional ( ICC ), Fatou Bensoud. Rezim Zionis ingin para sekutunya menekan Bansoud untuk tidak melanjutkan penyelidikan atas dugaan kejahatan perang oleh Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

Media Amerika Serikat, Axios, pada hari Minggu (7/2/2021) mengungkap lobi-lobi Israel tersebut.



ICC memutuskan pada hari Jumat bahwa mereka memiliki yurisdiksi untuk membuka penyelidikan atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur.

Laporan Axios, mengutip dua pejabat Israel, mengatakan bahwa kementerian luar negeri negara itu mengirim kabel rahasia (ditandai dengan tulisan "Mendesak") kepada duta besarnya di seluruh dunia pada hari Minggu. Menurut instruksi lobi di kabel diplomatik tersebut, para diplomat Israel harus menghubungi menteri luar negeri dan kepala pemerintahan setempt dan meminta mereka untuk mengeluarkan pernyataan resmi yang keberatan dengan keputusan ICC.



"Kami meminta (pemerintah) mengirim pesan rahasia kepada jaksa penuntut, memintanya untuk tidak melanjutkan penyelidikan terhadap Israel dan tidak memberikan prioritas tinggi pada kasus ini," bunyi kabel diplomatik tersebut.

"Anda diinstruksikan untuk memberi tahu tingkat tertinggi pemerintah bahwa jika penyelidikan terhadap Israel dimulai, itu akan menciptakan krisis berkelanjutan antara Israel dan Otoritas Palestina yang tidak akan memungkinkan kemajuan diplomatik terjadi di antara para pihak," lanjut kabel diplomatik tersebut.



Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu pekan lalu mengecam langkah ICC, dengan menyebutnya sebagai "anti-Semitisme murni" dan justru menyerukan ICC untuk "menyelidiki kediktatoran brutal seperti Iran dan Suriah.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More