Rusia Marah dengan Komentar Biden: Retorika Agresif, Tak Konstruktif
Jum'at, 05 Februari 2021 - 20:05 WIB
MOSKOW - Kremlin menganggap komentar yang dibuat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tentang Rusia sebagai retorika agresif dan tidak konstruktif.
Rusia menegaskan tidak akan mentolerir ultimatum AS apa pun.
Biden pada Kamis (4/2) menjanjikan era baru kebijakan luar negeri AS dalam pidato diplomatik pertamanya sebagai presiden.
Dia mengatakan telah memberi tahu Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa hari-hari Amerika Serikat menghadapi apa yang dia sebut tindakan agresif Rusia telah berakhir.
"Ini adalah retorika yang sangat agresif dan tidak konstruktif, yang kami sesalkan," ungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov mengatakan Kremlin berharap, bagaimanapun, masih ada dialog yang berguna antara kedua negara ketika kepentingan mereka bertemu.
Sebelumnya, Biden mengatakan, “Kepemimpinan Amerika harus menghadapi momen baru menguatnya otoritarianisme, termasuk ambisi China yang berkembang untuk menyaingi Amerika Serikat dan tekad Rusia untuk merusak dan mengganggu demokrasi kita. Kita harus menghadapi momen baru cepatnya tantangan global dari pandemi hingga krisis iklim serta proliferasi nuklir.”
Biden juga menantang Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Saya menjelaskan kepada Presiden Putin, dengan cara yang sangat berbeda dari pendahulu saya, bahwa hari-hari Amerika Serikat berguling-guling di hadapan tindakan agresif Rusia, mengganggu pemilu kita, serangan siber, meracuni warganya, telah berakhir,” tegas Biden.
Rusia menegaskan tidak akan mentolerir ultimatum AS apa pun.
Biden pada Kamis (4/2) menjanjikan era baru kebijakan luar negeri AS dalam pidato diplomatik pertamanya sebagai presiden.
Dia mengatakan telah memberi tahu Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa hari-hari Amerika Serikat menghadapi apa yang dia sebut tindakan agresif Rusia telah berakhir.
"Ini adalah retorika yang sangat agresif dan tidak konstruktif, yang kami sesalkan," ungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov mengatakan Kremlin berharap, bagaimanapun, masih ada dialog yang berguna antara kedua negara ketika kepentingan mereka bertemu.
Sebelumnya, Biden mengatakan, “Kepemimpinan Amerika harus menghadapi momen baru menguatnya otoritarianisme, termasuk ambisi China yang berkembang untuk menyaingi Amerika Serikat dan tekad Rusia untuk merusak dan mengganggu demokrasi kita. Kita harus menghadapi momen baru cepatnya tantangan global dari pandemi hingga krisis iklim serta proliferasi nuklir.”
Biden juga menantang Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Saya menjelaskan kepada Presiden Putin, dengan cara yang sangat berbeda dari pendahulu saya, bahwa hari-hari Amerika Serikat berguling-guling di hadapan tindakan agresif Rusia, mengganggu pemilu kita, serangan siber, meracuni warganya, telah berakhir,” tegas Biden.
(sya)
tulis komentar anda