Pengamat: Biden Mungkin akan 'Gunakan' Rusia untuk Bantu Stabilkan Situasi Dalam Negeri
Selasa, 02 Februari 2021 - 05:00 WIB
WASHINGTON - Sejumlah pengamat menilai, Presiden Amerika Serikat (AS), Joseph Biden akan menggunakan retorika konfrontatif melawan Moskow untuk tujuan politik domestiknya. Tetapi, ini belum tentu didukung sepenuhnya oleh tindakan yang tepat.
Direktur Klub Diskusi Internasional, Valdai Fyodor Lukyanov mengatakan, bahwa AS sekarang berada dalam keadaan sosio-politik yang sulit, dalam kondisi tingkat polarisasi tertinggi dalam masyarakat dan solusi dari masalah ini akan menentukan kegiatan pemerintahan Amerika yang baru.
"Biden dan timnya, idealnya perlu banyak upaya untuk mempersatukan negara dan mengarahkannya ke beberapa hal yang kurang lebih dibagi," katanya, seperti dilansir Tass.
Dengan demikian, jelasnya, prioritas kebijakan luar negeri Washington juga akan sepenuhnya berada di bawah tugas kebijakan dalam negeri. Sebagai bagian dari logika ini, Biden akan mencoba mencari cara untuk menggunakan retorika ideologis yang agak agresif melawan Moskow.
"Biden, tentu saja akan memilih garis konfrontatif. Rusia sebagai anti-teladan, sebagai simbol dari segala sesuatu yang diperangi oleh pemerintahan Biden yang progresif, sangat cocok. Oleh karena itu, menurut saya setidaknya retorikanya akan sangat tidak menguntungkan. Bagi kami, dan pertanyaannya adalah - bagaimana kami akan bereaksi," katanya.
Dia mengatakan, slogan kebijakan luar negeri yang kini disuarakan, dari sudut pandang tim Biden, harus memperkuat otoritas dan legitimasi presiden dan Partai Demokrat di Amerika Serikat.
Artinya, papar Lukyanov, gagasan untuk memperkuat demokrasi di seluruh dunia dan memerangi kecenderungan anti-liberal sekarang bukanlah keinginan untuk mengubah dunia melainkan keinginan untuk mempengaruhi argumen eksternal untuk menyelesaikan masalah internal.
Direktur Klub Diskusi Internasional, Valdai Fyodor Lukyanov mengatakan, bahwa AS sekarang berada dalam keadaan sosio-politik yang sulit, dalam kondisi tingkat polarisasi tertinggi dalam masyarakat dan solusi dari masalah ini akan menentukan kegiatan pemerintahan Amerika yang baru.
"Biden dan timnya, idealnya perlu banyak upaya untuk mempersatukan negara dan mengarahkannya ke beberapa hal yang kurang lebih dibagi," katanya, seperti dilansir Tass.
Dengan demikian, jelasnya, prioritas kebijakan luar negeri Washington juga akan sepenuhnya berada di bawah tugas kebijakan dalam negeri. Sebagai bagian dari logika ini, Biden akan mencoba mencari cara untuk menggunakan retorika ideologis yang agak agresif melawan Moskow.
"Biden, tentu saja akan memilih garis konfrontatif. Rusia sebagai anti-teladan, sebagai simbol dari segala sesuatu yang diperangi oleh pemerintahan Biden yang progresif, sangat cocok. Oleh karena itu, menurut saya setidaknya retorikanya akan sangat tidak menguntungkan. Bagi kami, dan pertanyaannya adalah - bagaimana kami akan bereaksi," katanya.
Dia mengatakan, slogan kebijakan luar negeri yang kini disuarakan, dari sudut pandang tim Biden, harus memperkuat otoritas dan legitimasi presiden dan Partai Demokrat di Amerika Serikat.
Artinya, papar Lukyanov, gagasan untuk memperkuat demokrasi di seluruh dunia dan memerangi kecenderungan anti-liberal sekarang bukanlah keinginan untuk mengubah dunia melainkan keinginan untuk mempengaruhi argumen eksternal untuk menyelesaikan masalah internal.
tulis komentar anda