Tingkatkan Akses Pendidikan untuk Anak Perempuan Jadi Fokus Inggris di G7
Jum'at, 22 Januari 2021 - 17:11 WIB
JAKARTA - Memberdayakan perempuan dan anak perempuan melalui pendidikan menjadi prioritas yang telah selama ini dicanangkan Inggris. Ini juga akan menjadi sebuah fokus utama Inggris selama menjabat sebagai Presiden G7 di tahun 2021.
Inggris menuturkan, mereka telah menghabiskan dana hampir 1 miliar Euro untuk program Pendidikan Anak Perempuan setiap tahunnya di 18 negara. Yakni diAfghanistan, Bangladesh, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Ghana, Yordania, Lebanon, Malawi, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Rwanda, Sierra Leone, Sudan Selatan, Suriah, Tanzania, Uganda dan Zimbabwe.
“Saya sangat percaya bahwa mendidik anak perempuan adalah hal paling sederhana dan paling transformatif yang dapat kita lakukan untuk mengangkat masyarakat keluar dari kemiskinan, mengakhiri kekerasan berbasis gender dan tumbuh kembali lebih baik seusai pandemi," kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
"Hal ini tentunya dapat mengubah nasib, tidak hanya perempuan dan anak perempuan secara perseorangan, namun masyarakat dan bangsa-bangsa," sambungnya, seperti dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Sindonews pada Jumat (22/1/2021).
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan bahwa mengingat populasinya yang muda, Indonesia memiliki peluang ekonomi yang besar untuk beberapa dekade mendatang.
Pendidikan kaum muda, jelasnya,adalah prioritas utama bagi setiap masyarakat – menciptakan perbedaan sekarang dalam hal kualitas dan akses akan mengubah kehidupan dan peluang menjadi lebih baik - bagi generasi ini dan yang akan datang.I ndonesia telah membuat kemajuan besar dalam Pendidikan Anak Perempuan dalam beberapa dekade terakhir. "
UNICEF telah melaporkan bahwa tingkat kelulusan anak perempuan dan laki-laki di tingkat sekolah dasar dan menengah atas hanya berbeda dua persen, sedikit lebih tinggi untuk anak perempuan. Ini merupakan berita baik," ungkapnya.
"Meskipun demikian, selalu ada pekerjaan yang harus dilakukan. Setiap negara perlu terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan - untuk mempersiapkan kaum muda dengan keterampilan abad ke-21 yang mereka butuhkan untuk bekerja, menyediakan informasi dan panduan karier yang berkualitas, serta peluang untuk pendidikan lanjutan," sambungnya.
Inggris, ungkapnya, siap mendukung upaya dan program pemerintah Indonesia yang signifikan untuk terus memajukan sektor ini.
"Salah satu cara yang telah kami lakukan adalah dengan menjadikan kesetaraan gender dan inklusi sosial sebagai pusat penyampaian program Inggris-Indonesia," jelasnya.
"Seperti misalnya, akses terhadap energi yang merupakan pendorong utama dalam mendukung pendidikan anak perempuan, khususnya di kawasan Indonesia bagian Timur. Cara lain Inggris mendukung upaya ini adalah melalui program British Council di Indonesia," tukas Jenkins.
Inggris menuturkan, mereka telah menghabiskan dana hampir 1 miliar Euro untuk program Pendidikan Anak Perempuan setiap tahunnya di 18 negara. Yakni diAfghanistan, Bangladesh, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Ghana, Yordania, Lebanon, Malawi, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Rwanda, Sierra Leone, Sudan Selatan, Suriah, Tanzania, Uganda dan Zimbabwe.
“Saya sangat percaya bahwa mendidik anak perempuan adalah hal paling sederhana dan paling transformatif yang dapat kita lakukan untuk mengangkat masyarakat keluar dari kemiskinan, mengakhiri kekerasan berbasis gender dan tumbuh kembali lebih baik seusai pandemi," kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
"Hal ini tentunya dapat mengubah nasib, tidak hanya perempuan dan anak perempuan secara perseorangan, namun masyarakat dan bangsa-bangsa," sambungnya, seperti dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Sindonews pada Jumat (22/1/2021).
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan bahwa mengingat populasinya yang muda, Indonesia memiliki peluang ekonomi yang besar untuk beberapa dekade mendatang.
Pendidikan kaum muda, jelasnya,adalah prioritas utama bagi setiap masyarakat – menciptakan perbedaan sekarang dalam hal kualitas dan akses akan mengubah kehidupan dan peluang menjadi lebih baik - bagi generasi ini dan yang akan datang.I ndonesia telah membuat kemajuan besar dalam Pendidikan Anak Perempuan dalam beberapa dekade terakhir. "
UNICEF telah melaporkan bahwa tingkat kelulusan anak perempuan dan laki-laki di tingkat sekolah dasar dan menengah atas hanya berbeda dua persen, sedikit lebih tinggi untuk anak perempuan. Ini merupakan berita baik," ungkapnya.
"Meskipun demikian, selalu ada pekerjaan yang harus dilakukan. Setiap negara perlu terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan - untuk mempersiapkan kaum muda dengan keterampilan abad ke-21 yang mereka butuhkan untuk bekerja, menyediakan informasi dan panduan karier yang berkualitas, serta peluang untuk pendidikan lanjutan," sambungnya.
Inggris, ungkapnya, siap mendukung upaya dan program pemerintah Indonesia yang signifikan untuk terus memajukan sektor ini.
Baca Juga
"Salah satu cara yang telah kami lakukan adalah dengan menjadikan kesetaraan gender dan inklusi sosial sebagai pusat penyampaian program Inggris-Indonesia," jelasnya.
"Seperti misalnya, akses terhadap energi yang merupakan pendorong utama dalam mendukung pendidikan anak perempuan, khususnya di kawasan Indonesia bagian Timur. Cara lain Inggris mendukung upaya ini adalah melalui program British Council di Indonesia," tukas Jenkins.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda