Tak Ingin Mayat Korban Covid-19 di Jalanan, Chile Gali 2.000 Kuburan
Jum'at, 15 Mei 2020 - 16:27 WIB
SANTIAGO - Sekitar 2.000 kuburan baru telah digali di pemakaman utama Ibu Kota Chile, Santiago, di tengah lonjakan kasus infeksi Covid-19 di negara tersebut. Meski demikian, jumlah korban meninggal terkait penyakit tersebut masih tercatat 368 jiwa.
Rata-rata kasus infeksi harian di negara itu antara 350 hingga 500. Namun, pada Rabu lalu lonjakan kasus infeksi mecatatkan rekor tertinggi yakni 2.600 dalam 24 jam.
Negara di Amerika Selatan ini secara resmi melaporkan total 37.040 kasus infeksi Covid-19 dengan 368 kematian dan 15.655 pasien sembuh.
Lonjakan kasus infeksi mendorong pemerintah untuk mengumumkan penguncian atau lockdown Santiago mulai Jumat (15/5/2020), yang berdampak pada 7 juta orang. (Baca: Mayat-mayat Korban Corona di Jalanan, Kota di Ekuador Krisis Peti Mati )
"Kami menyadari bahwa ini adalah momen bersejarah dan bahwa kami mungkin perlu lebih banyak kuburan, karena kami melihat apa yang terjadi di negara lain," kata direktur pemakaman Rashid Saud kepada AFP.
Penggali kubur sedang mempersiapkan 2.000 kuburan baru untuk mengatasi pandemi di Chile yang muncul sejak 3 Maret.
"Kita harus membandingkannya dengan negara-negara lain yang telah menggunakan kuburan massal, dengan negara-negara yang telah memiliki kematian orang-orang di jalanan dan jasad membusuk di truk. Itulah yang ingin kita hindari dan mudah-mudahan kita tidak perlu menggunakannya," ujar Saud.
Kepala serikat pekerja pekuburan, Luis Yevenes, mengatakan dia prihatin dengan situasi di kota-kota Chile, seperti kurangnya kapasitas medis di Valparaiso dan Vina del Mar di tengah, Concepcion dan Talcahuano.
Rata-rata kasus infeksi harian di negara itu antara 350 hingga 500. Namun, pada Rabu lalu lonjakan kasus infeksi mecatatkan rekor tertinggi yakni 2.600 dalam 24 jam.
Negara di Amerika Selatan ini secara resmi melaporkan total 37.040 kasus infeksi Covid-19 dengan 368 kematian dan 15.655 pasien sembuh.
Lonjakan kasus infeksi mendorong pemerintah untuk mengumumkan penguncian atau lockdown Santiago mulai Jumat (15/5/2020), yang berdampak pada 7 juta orang. (Baca: Mayat-mayat Korban Corona di Jalanan, Kota di Ekuador Krisis Peti Mati )
"Kami menyadari bahwa ini adalah momen bersejarah dan bahwa kami mungkin perlu lebih banyak kuburan, karena kami melihat apa yang terjadi di negara lain," kata direktur pemakaman Rashid Saud kepada AFP.
Penggali kubur sedang mempersiapkan 2.000 kuburan baru untuk mengatasi pandemi di Chile yang muncul sejak 3 Maret.
"Kita harus membandingkannya dengan negara-negara lain yang telah menggunakan kuburan massal, dengan negara-negara yang telah memiliki kematian orang-orang di jalanan dan jasad membusuk di truk. Itulah yang ingin kita hindari dan mudah-mudahan kita tidak perlu menggunakannya," ujar Saud.
Kepala serikat pekerja pekuburan, Luis Yevenes, mengatakan dia prihatin dengan situasi di kota-kota Chile, seperti kurangnya kapasitas medis di Valparaiso dan Vina del Mar di tengah, Concepcion dan Talcahuano.
(min)
tulis komentar anda