Dunia Terkejut Melihat Ulah Pendukung Trump Duduki Gedung US Capitol
Kamis, 07 Januari 2021 - 07:40 WIB
LONDON - Para pemimpin dunia terkejut saat para pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerbu gedung US Capitol tempat Kongres bertemu.
Aksi pendudukan oleh para pendukung Trump itu untuk membatalkan hasil pemilu 3 November yang dimenangkan secara sah oleh Joe Biden.
Reaksi seluruh dunia pun segera muncul. Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven dalam tweetnya menggambarkan adegan itu sebagai "serangan terhadap demokrasi".
“Presiden Trump dan banyak anggota Kongres memikul tanggung jawab yang signifikan atas apa yang sedang terjadi. Proses demokratis dalam memilih presiden harus dihormati," ujar dia. (Baca Juga: Wapres Pence Membangkang pada Trump, Tolak Ubah Hasil Pilpres AS)
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam tweet menyebut peristiwa di Kongres AS sebagai "aib". “Amerika Serikat berdiri untuk demokrasi di seluruh dunia dan itu penting sekarang karena harus ada transfer kekuasaan yang damai dan tertib,” papar dia. (Lihat Infografis: Jemaah yang Ingin Umrah Disarankan Disuntik Vaksin Covid-19)
Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Heiko Maas mengatakan musuh demokrasi akan dihibur dengan adegan kekerasan di US Capitol. Dia meminta Trump menerima keputusan para pemilih AS. (Lihat Video: Berkah Pandemi, Ikan Patin Makin Digemari)
Dalam satu Tweet, Maas mengatakan kekerasan itu disebabkan oleh retorika yang menghasut. "Trump dan pendukungnya harus menerima keputusan pemilih Amerika pada akhirnya dan berhenti menginjak-injak demokrasi," ujar dia.
"Cukup banyak gambar bergaya Maidan yang datang dari DC," papar Wakil Duta Besar Rusia Dmitry Polyanskiy memposting di Twitter, merujuk pada protes di Ukraina yang menggulingkan Presiden Ukraina yang didukung Rusia, Viktor Yanukovich pada 2014.
"Beberapa teman saya bertanya apakah seseorang akan membagikan kerupuk kepada para pengunjuk rasa untuk menggemakan aksi Victoria Nuland," ungkap dia, mengutip kunjungan 2013 ke Ukraina ketika saat itu Asisten Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland menawarkan makanan kepada para pengunjuk rasa.
Aksi pendudukan oleh para pendukung Trump itu untuk membatalkan hasil pemilu 3 November yang dimenangkan secara sah oleh Joe Biden.
Reaksi seluruh dunia pun segera muncul. Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven dalam tweetnya menggambarkan adegan itu sebagai "serangan terhadap demokrasi".
“Presiden Trump dan banyak anggota Kongres memikul tanggung jawab yang signifikan atas apa yang sedang terjadi. Proses demokratis dalam memilih presiden harus dihormati," ujar dia. (Baca Juga: Wapres Pence Membangkang pada Trump, Tolak Ubah Hasil Pilpres AS)
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam tweet menyebut peristiwa di Kongres AS sebagai "aib". “Amerika Serikat berdiri untuk demokrasi di seluruh dunia dan itu penting sekarang karena harus ada transfer kekuasaan yang damai dan tertib,” papar dia. (Lihat Infografis: Jemaah yang Ingin Umrah Disarankan Disuntik Vaksin Covid-19)
Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Heiko Maas mengatakan musuh demokrasi akan dihibur dengan adegan kekerasan di US Capitol. Dia meminta Trump menerima keputusan para pemilih AS. (Lihat Video: Berkah Pandemi, Ikan Patin Makin Digemari)
Dalam satu Tweet, Maas mengatakan kekerasan itu disebabkan oleh retorika yang menghasut. "Trump dan pendukungnya harus menerima keputusan pemilih Amerika pada akhirnya dan berhenti menginjak-injak demokrasi," ujar dia.
"Cukup banyak gambar bergaya Maidan yang datang dari DC," papar Wakil Duta Besar Rusia Dmitry Polyanskiy memposting di Twitter, merujuk pada protes di Ukraina yang menggulingkan Presiden Ukraina yang didukung Rusia, Viktor Yanukovich pada 2014.
"Beberapa teman saya bertanya apakah seseorang akan membagikan kerupuk kepada para pengunjuk rasa untuk menggemakan aksi Victoria Nuland," ungkap dia, mengutip kunjungan 2013 ke Ukraina ketika saat itu Asisten Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland menawarkan makanan kepada para pengunjuk rasa.
Lihat Juga :
tulis komentar anda