Amerika Serikat Deteksi Kasus Pertama Varian Baru Covid-19

Rabu, 30 Desember 2020 - 09:12 WIB
Penumpang berada di bandara di Denver, Colorado, Amerika Serikat. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mendeteksi kasus pertama varian baru virus corona yang sangat mudah menular di Colorado.

Penemuan itu setelah Presiden AS terpilih Joe Biden memperingatkan bahwa dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi sebagian besar orang Amerika untuk divaksinasi virus pada tingkat distribusi saat ini.

(Baca Juga : WNA Dilarang Masuk Indonesia, Satgas: Hubungan Antarnegara Harus Dijaga )



Prediksi Biden tentang musim dingin yang suram tampaknya bertujuan menurunkan ekspektasi publik bahwa pandemi akan segera berakhir setelah ia menjabat pada 20 Januari.

Dia juga mengirimkan pesan kepada Kongres bahwa pemerintahannya ingin meningkatkan anggaran pengeluaran secara signifikan untuk mempercepat distribusi vaksin, memperluas tes dan memberikan dana kepada negara bagian untuk membantu membuka kembali sekolah. (Baca Juga: WHO Peringatkan Akan Ada Pandemi COVID-19 yang Lebih Parah)

Biden mengatakan sekitar 2 juta orang telah divaksinasi, jauh dari 20 juta orang yang dijanjikan Presiden Republik Donald Trump pada akhir tahun. Biden mengalahkan Trump dalam pemilu November. (Lihat Infografis: Indonesia Disebut Akan Mundur dari Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel)

“Upaya mendistribusikan dan mengelola vaksin tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pada tingkat saat ini, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, bukan bulan, untuk memvaksinasi rakyat Amerika,” papar Biden di Wilmington, Delaware. (Lihat Video: Vaksin Covid-19 Halal atau Haram?)

Tak lama setelah pernyataan Biden, Gubernur Colorado Jared Polis mengatakan negara bagiannya telah menemukan kasus virus corona jenis B.1.1.7 yang sangat menular yang pertama kali terdeteksi di Inggris.

Para ilmuwan di Inggris percaya bahwa varian tersebut lebih menular daripada jenis varian SAR-CoV-2 yang diidentifikasi sebelumnya.

Varian itu telah terdeteksi di sejumlah negara Eropa, serta di Kanada, Australia, India, Korea Selatan dan Jepang.

Polis mengatakan pasien yang terinfeksi adalah seorang pria berusia 20-an yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini. Dia saat ini diisolasi di Denver.

"Pejabat kesehatan masyarakat sedang melakukan penyelidikan menyeluruh dan individu tersebut tidak memiliki kontak dekat yang teridentifikasi sejauh ini," ujar Polis.

Polis menambahkan bahwa negara bagian telah memberi tahu pemerintah federal tentang penemuan itu.

Tujuan Biden untuk memastikan bahwa 100 juta vaksinasi diberikan pada akhir hari ke-100 masa jabatannya berarti harus dilakukan peningkatan vaksinasi. "Perlu peningkatan lima hingga enam kali lipat dari kecepatan saat ini menjadi 1 juta suntikan sehari," papar Biden.

Menurut Biden, target itu membutuhkan persetujuan Kongres untuk pendanaan tambahan.

“Bahkan pada tingkat yang begitu ambisius, masih perlu waktu berbulan-bulan bagi mayoritas orang Amerika untuk divaksinasi,” papar Biden.

Dia menambahkan situasinya mungkin tidak akan membaik hingga Maret.

Biden juga berencana menerapkan Undang-Undang (UU) Produksi Pertahanan, yang memberi presiden kekuatan untuk memperluas produksi industri bahan atau produk utama untuk keamanan nasional atau alasan lain, demi mempercepat produksi bahan vaksin.

Trump sendiri telah menerapkan UU itu selama pandemi.

Untuk membuka kembali sekolah dengan aman, Biden mengatakan Kongres perlu menyediakan dana untuk hal-hal seperti transportasi tambahan, sehingga siswa dapat menjaga jarak sosial, dan meningkatkan ventilasi di gedung sekolah.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More