WHO Peringatkan Akan Ada Pandemi COVID-19 yang Lebih Parah
Rabu, 30 Desember 2020 - 04:12 WIB
JENEWA - Mutan baru dan strain COVID-19 yang sangat menular yang telah menyebar kemungkinan akan memicu pandemi yang lebih parah di masa depan. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Program Kedaruratan Kesehatan WHO , Dr. Michael Ryan.
Berbicara saat media briefing, Ryan menjelaskan bahwa tingkat kematian virus saat ini cukup rendah dibandingkan dengan penyakit lain yang muncul. Ia juga mengakui bahwa pandemi virus Corona telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat dan memengaruhi setiap sudut planet ini.
(Baca Juga : Rusia Dicurigai Garap Proyek 'Senjata Kiamat' yang Libatkan Virus Ebola )
Dia kemudian menggambarkan pandemi ini sebagai "peringatan," mengatakan bahwa itu telah memberi WHO kesempatan untuk belajar bagaimana menanggapi keadaan darurat seperti itu dengan lebih baik.
"Kita perlu bertindak bersama; kita perlu bersiap untuk sesuatu yang mungkin lebih parah di masa depan," imbaunya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (30/12/2020).
Ryan menjelaskan bahwa planet ini rapuh. "Kita hidup dalam masyarakat global yang semakin kompleks, dan tren ini akan terus berlanjut," imbuhnya.(Baca juga: WHO Sebut Covid-19 Buat Dunia Jungkir Balik )
Ketika berbicara tentang vaksin, Ryan meramalkan bahwa vaksinasi massal kemungkinan besar akan menurunkan virus menjadi ancaman tingkat rendah lainnya. Ia mencontohkan polio dan campak, penyakit yang bisa dikendalikan dengan bantuan vaksin.
Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa vaksin tidak dapat menjamin bahwa penyakit menular akan dimusnahkan atau diberantas.
Komentar itu muncul ketika strain mutan baru COVID-19 ditemukan awal bulan ini di Inggris dan Afrika Selatan (Afsel) yang telah menyebar ke lebih dari selusin negara.(Baca juga: Tidak Hanya di Inggris, Mutasi Baru COVID-19 Juga Muncul di Afsel )
Kata-kata Dr. Ryan dibenarkan oleh kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang telah memperingatkan bahwa lebih banyak masalah diperkirakan terjadi di tahun mendatang, mengacu pada varietas baru COVID-19. Ia mengatakan WHO bekerja sama dengan para ilmuwan di seluruh dunia untuk lebih memahami setiap perubahan virus.
Minggu ini tepat setahun sejak WHO mengetahui kasus pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui di kota Wuhan di China, yang kemudian ditemukan sebagai COVID-19. Virus ini telah menginfeksi lebih dari 81 juta orang dan membunuh lebih dari 1,7 juta orang.
Berbicara saat media briefing, Ryan menjelaskan bahwa tingkat kematian virus saat ini cukup rendah dibandingkan dengan penyakit lain yang muncul. Ia juga mengakui bahwa pandemi virus Corona telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat dan memengaruhi setiap sudut planet ini.
(Baca Juga : Rusia Dicurigai Garap Proyek 'Senjata Kiamat' yang Libatkan Virus Ebola )
Dia kemudian menggambarkan pandemi ini sebagai "peringatan," mengatakan bahwa itu telah memberi WHO kesempatan untuk belajar bagaimana menanggapi keadaan darurat seperti itu dengan lebih baik.
"Kita perlu bertindak bersama; kita perlu bersiap untuk sesuatu yang mungkin lebih parah di masa depan," imbaunya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (30/12/2020).
Ryan menjelaskan bahwa planet ini rapuh. "Kita hidup dalam masyarakat global yang semakin kompleks, dan tren ini akan terus berlanjut," imbuhnya.(Baca juga: WHO Sebut Covid-19 Buat Dunia Jungkir Balik )
Ketika berbicara tentang vaksin, Ryan meramalkan bahwa vaksinasi massal kemungkinan besar akan menurunkan virus menjadi ancaman tingkat rendah lainnya. Ia mencontohkan polio dan campak, penyakit yang bisa dikendalikan dengan bantuan vaksin.
Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa vaksin tidak dapat menjamin bahwa penyakit menular akan dimusnahkan atau diberantas.
Komentar itu muncul ketika strain mutan baru COVID-19 ditemukan awal bulan ini di Inggris dan Afrika Selatan (Afsel) yang telah menyebar ke lebih dari selusin negara.(Baca juga: Tidak Hanya di Inggris, Mutasi Baru COVID-19 Juga Muncul di Afsel )
Kata-kata Dr. Ryan dibenarkan oleh kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang telah memperingatkan bahwa lebih banyak masalah diperkirakan terjadi di tahun mendatang, mengacu pada varietas baru COVID-19. Ia mengatakan WHO bekerja sama dengan para ilmuwan di seluruh dunia untuk lebih memahami setiap perubahan virus.
Minggu ini tepat setahun sejak WHO mengetahui kasus pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui di kota Wuhan di China, yang kemudian ditemukan sebagai COVID-19. Virus ini telah menginfeksi lebih dari 81 juta orang dan membunuh lebih dari 1,7 juta orang.
(ber)
tulis komentar anda