Rusia Dicurigai Garap Proyek 'Senjata Kiamat' yang Libatkan Virus Ebola

Senin, 28 Desember 2020 - 09:46 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/Alexei Nikolsky/Daily Mirror
LONDON - Para ilmuwan Rusia dicurigai mengerjakan proyek "senjata kiamat" yang melibatkan virus Ebola yang mematikan. Sebuah unit dari agen mata-mata FSB yang terkait dengan serangan racun Novichok di Salisbury, Inggris, diduga berada di balik proyek dengan nama sandi Toledo tersebut.

Para penyelidik dari sebuah organisasi nirlaba yakin nama itu merujuk pada kota di Spanyol, yang dilanda wabah mematikan pada 1958, atau pun Toledo, Ohio, yang dilanda penyakit flu pada 1918. (Baca: Heboh Video Menghina Lagu Indonesia Raya, Ini Respons Malaysia )

Salah satu sumber yang merupakan mantan intelijen militer Inggris mengatakan bahwa Rusia, yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, dapat memasukkan Ebola dan virus Marburg terkait dalam program senjatanya.

Kedua penyakit yang sangat menular ini menyebabkan kegagalan organ dengan pendarahan internal yang masif dan telah membunuh ribuan orang di Afrika.



"Baik Rusia dan Inggris memiliki laboratorium yang mempelajari perang biologi dan kimia untuk mempelajari bagaimana mempertahankan senjata seperti Novichok," kata sumber di Inggris yang dikutip Daily Mirror, Minggu (27/12/2020) malam.

“Tapi jika, secara bersamaan, Rusia mempelajari bagaimana mempersenjatai Ebola dan Marburg, itu memiliki kemungkinan yang mengerikan," ujarnya.

“Moskow telah berulang kali menunjukkan kemauan dan kemampuan menggunakan senjata seperti Novichok, bahkan di jalanan Inggris Raya. Ini meningkatkannya satu tingkat," paparnya.

"Ini bisa berarti Rusia berpotensi meningkatkan penelitian tentang Ebola dan Marburg dan melihat kematiannya sebagai senjata," imbuh dia.

Penyelidik dari organisasi nirlaba OpenFacto mengatakan mereka telah menemukan Kementerian Pertahanan Rusia memiliki unit rahasia yang disebut Institut Penelitian Pusat ke-48 yang dikhususkan untuk mempelajari patogen "langka dan mematikan".

Itu berafiliasi dengan 33rd Central Research Institute, yang mengembangkan Novichok.

OpenFacto mengatakan keduanya telah diberi sanksi oleh Amerika Serikat. "Karena kemungkinan melakukan penelitian untuk senjata biologis," kata organisasi tersebut. (Baca juga: Ayah Sewa 5 Pembunuh Bayaran untuk Habisi Anaknya yang Kelewat Nakal )

Organisasi itu mengklaim bahwa Institut Penelitian Pusat ke-48 telah memasok data ke Unit 68240 FSB, organisasi di belakang proyek senjata Toledo.

"Sebagian besar negara besar dapat mengembangkan virus yang panas dan sangat mematikan ini. Tapi mereka melakukan ini secara defensif," kata Bruce Jones, pakar tentang Rusia yang berbasis di Inggris.

“Pada akhir Perang Dingin, Rusia mundur dari kesepakatan apa pun terkait dengan persenjataan mereka," ujarnya.

“Perbedaan antara Rusia dan Barat adalah bahwa mereka memiliki bentuk untuk menggunakan hal semacam ini sebagai senjata, seperti yang kita lihat dalam serangan Novichok Salisbury," katanya.

Sejauh ini, Rusia belum berkomentar atas laporan tersebut. Moskow juga selama ini menyangkal melakukan serangan racun Novichok di Salisbury.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More