Pompeo Tuding Rusia Dalang Serangan Siber AS
Minggu, 20 Desember 2020 - 08:34 WIB
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyalahkan Rusia atas apa yang digambarkannya sebagai serangan spionase dunia maya terburuk yang pernah ada pada pemerintah AS.
"Kami dapat mengatakan dengan cukup jelas bahwa Rusia yang terlibat dalam kegiatan ini," kata Pompeo dalam sebuah wawancara radio seperti dikutip dari BBC, Minggu (20/12/2020).
Pompeo mengatakan dia yakin bahwa Rusia, selama beberapa bulan, telah menembus beberapa badan pemerintah AS dan perusahaan swasta, bersama dengan perusahaan lain dan pemerintah di seluruh dunia.
Bersama dengan Departemen Energi AS, badan-badan federal telah menjadi target oleh apa yang digambarkan sebagai operasi spionase dunia maya yang canggih termasuk Departemen Keuangan dan Departemen Keamanan Dalam Negeri, negara bagian, pertahanan dan perdagangan.
"Ada upaya signifikan untuk menggunakan perangkat lunak pihak ketiga yang pada dasarnya menanamkan kode di dalam sistem pemerintah AS," ujarnya.
Pompeo mengatakan bahwa penyelidik AS yang menyelidiki serangan itu masih membongkar dengan tepat apa itu, dan banyak informasi kemungkinan akan tetap dirahasiakan.
"Rusia sedang mencoba untuk "merusak cara hidup kita," ucap Pompeo, menambahkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tetap merupakan risiko yang nyata.(Baca juga: Ini 3 Rudal Penyelamat Moskow dari Serangan Nuklir AS saat Perang Dingin )
Aksi peretasan, menargetkan perangkat lunak yang dibuat oleh perusahaan AS SolarWinds, ditemukan minggu lalu. Namun sejatinya hal itu sudah berlangsung berbulan-bulan. Rusia membantah terlibat dalam serangan itu.
Di antara badan-badan AS yang menjadi sasaran adalah kantor yang mengelola senjata nuklir. Organisasi pemerintah yang menaungi badan itu, Departemen Energi AS, mengatakan bahwa keamanan gudang senjata tidak terganggu.
Beberapa organisasi lain di seluruh dunia, termasuk di Inggris, diketahui telah menjadi sasaran peretas yang menggunakan perangkat lunak manajemen jaringan yang sama.
Para penyelidik, yang menamai peretasan Sunburst, mengatakan perlu waktu bertahun-tahun untuk sepenuhnya memahami apa yang merupakan salah satu serangan dunia maya terbesar yang pernah ada itu.(Baca juga: AS Akan Tutup 2 Konsulat Terakhir di Rusia )
"Kami dapat mengatakan dengan cukup jelas bahwa Rusia yang terlibat dalam kegiatan ini," kata Pompeo dalam sebuah wawancara radio seperti dikutip dari BBC, Minggu (20/12/2020).
Pompeo mengatakan dia yakin bahwa Rusia, selama beberapa bulan, telah menembus beberapa badan pemerintah AS dan perusahaan swasta, bersama dengan perusahaan lain dan pemerintah di seluruh dunia.
Bersama dengan Departemen Energi AS, badan-badan federal telah menjadi target oleh apa yang digambarkan sebagai operasi spionase dunia maya yang canggih termasuk Departemen Keuangan dan Departemen Keamanan Dalam Negeri, negara bagian, pertahanan dan perdagangan.
"Ada upaya signifikan untuk menggunakan perangkat lunak pihak ketiga yang pada dasarnya menanamkan kode di dalam sistem pemerintah AS," ujarnya.
Pompeo mengatakan bahwa penyelidik AS yang menyelidiki serangan itu masih membongkar dengan tepat apa itu, dan banyak informasi kemungkinan akan tetap dirahasiakan.
"Rusia sedang mencoba untuk "merusak cara hidup kita," ucap Pompeo, menambahkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tetap merupakan risiko yang nyata.(Baca juga: Ini 3 Rudal Penyelamat Moskow dari Serangan Nuklir AS saat Perang Dingin )
Aksi peretasan, menargetkan perangkat lunak yang dibuat oleh perusahaan AS SolarWinds, ditemukan minggu lalu. Namun sejatinya hal itu sudah berlangsung berbulan-bulan. Rusia membantah terlibat dalam serangan itu.
Di antara badan-badan AS yang menjadi sasaran adalah kantor yang mengelola senjata nuklir. Organisasi pemerintah yang menaungi badan itu, Departemen Energi AS, mengatakan bahwa keamanan gudang senjata tidak terganggu.
Beberapa organisasi lain di seluruh dunia, termasuk di Inggris, diketahui telah menjadi sasaran peretas yang menggunakan perangkat lunak manajemen jaringan yang sama.
Para penyelidik, yang menamai peretasan Sunburst, mengatakan perlu waktu bertahun-tahun untuk sepenuhnya memahami apa yang merupakan salah satu serangan dunia maya terbesar yang pernah ada itu.(Baca juga: AS Akan Tutup 2 Konsulat Terakhir di Rusia )
(ber)
tulis komentar anda