Jadi Ayah 150 Anak, Donor Sperma Ini Tak Akan Berhenti Hamili Wanita
Sabtu, 19 Desember 2020 - 00:00 WIB
"Untungnya saya menjalankan beberapa bisnis online jadi saya selalu tersedia dan dapat menyediakan sperma setiap kali mereka berovulasi," akunya.
Joe telah bepergian ke seluruh Amerika Serikat, Argentina, Italia, Singapura, Filipina, dan Inggris untuk menyumbangkan spermanya.
"Saya memiliki bayi di seluruh dunia dan meskipun orang selalu mengkhawatirkan masalah incest, hal ini menjadi perhatian klinik karena Ibu dan anak tidak pernah bertemu dengan donor mereka," katanya.
"Saya bertemu Ibu secara langsung saat menyumbang, dan saya senang bertemu dengan anak mana pun kapan saja, dan tetap berhubungan dengan Ibu yang ingin tetap berhubungan, sehingga semua orang tahu tentang saudara tiri, dan masalah ini tidak pernah terjadi dengan saya atau donor sperma pribadi lainnya," terang Joe.
"Saya mulai mendonorkan sperma pada 2008 dan menjadi ayah dari rata-rata 10 anak per tahun. Saya selalu mengatakan saya tidak akan menjadi ayah lebih dari 2.500 tetapi secara teknis tidak mungkin kecuali saya hidup sampai usia 250 (tahun)."
"Saya bertujuan untuk menyumbangkan sperma saya selama itu berhasil sampai saya berusia 90-an (tahun)," imbuh Joe.
Joe memilih untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan untuk memastikan dia bertindak seaman mungkin.
"Saya melakukan pemeriksaan kesehatan setidaknya setiap tahun tetapi jika seorang wanita meminta tes lebih sering, saya akan melakukan pemeriksaan lagi sesuai permintaan," katanya.
"Saya percaya sperma pribadi lebih aman daripada bayi tabung di klinik, karena pengambilan sel telur untuk bayi tabung adalah prosedur pembedahan dengan efek samping yang parah, seperti sindrom hiper-stimulasi ovulasi," lanjut dia.
"Wanita yang saya bantu semua melakukan pemeriksaan selama kehamilan sehingga mereka akan segera mengetahui apakah mereka tertular penyakit menular seksual, yang tidak pernah terjadi."
Joe telah bepergian ke seluruh Amerika Serikat, Argentina, Italia, Singapura, Filipina, dan Inggris untuk menyumbangkan spermanya.
"Saya memiliki bayi di seluruh dunia dan meskipun orang selalu mengkhawatirkan masalah incest, hal ini menjadi perhatian klinik karena Ibu dan anak tidak pernah bertemu dengan donor mereka," katanya.
"Saya bertemu Ibu secara langsung saat menyumbang, dan saya senang bertemu dengan anak mana pun kapan saja, dan tetap berhubungan dengan Ibu yang ingin tetap berhubungan, sehingga semua orang tahu tentang saudara tiri, dan masalah ini tidak pernah terjadi dengan saya atau donor sperma pribadi lainnya," terang Joe.
"Saya mulai mendonorkan sperma pada 2008 dan menjadi ayah dari rata-rata 10 anak per tahun. Saya selalu mengatakan saya tidak akan menjadi ayah lebih dari 2.500 tetapi secara teknis tidak mungkin kecuali saya hidup sampai usia 250 (tahun)."
"Saya bertujuan untuk menyumbangkan sperma saya selama itu berhasil sampai saya berusia 90-an (tahun)," imbuh Joe.
Joe memilih untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan untuk memastikan dia bertindak seaman mungkin.
"Saya melakukan pemeriksaan kesehatan setidaknya setiap tahun tetapi jika seorang wanita meminta tes lebih sering, saya akan melakukan pemeriksaan lagi sesuai permintaan," katanya.
"Saya percaya sperma pribadi lebih aman daripada bayi tabung di klinik, karena pengambilan sel telur untuk bayi tabung adalah prosedur pembedahan dengan efek samping yang parah, seperti sindrom hiper-stimulasi ovulasi," lanjut dia.
"Wanita yang saya bantu semua melakukan pemeriksaan selama kehamilan sehingga mereka akan segera mengetahui apakah mereka tertular penyakit menular seksual, yang tidak pernah terjadi."
tulis komentar anda