Misteri Sosok 'D', Bos Baru Mossad Pilihan PM Israel Netanyahu
Jum'at, 18 Desember 2020 - 00:00 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah memilih agen intelijen dengan inisial dalam bahasa Ibrani "Dalet" atau D sebagai pemimpin baru Mossad .
Penunjukan sosok D yang misterius ini dilakukan secara sepihak oleh Netanyahu karena tanpa sepengetahuan mitra koalisinya; Menteri Pertahanan yang juga Perdana Menteri Alternatif Benny Gantz. (Baca: Bendera Israel dan Spanduk 'Terima Kasih Mossad' Berkibar di Teheran )
Gantz memuji Mossad —badan intelijen Israel untuk operasi di luar negeri—dan penunjukan sosok D. Namun, dia menyuarakan kemarahannya karena tidak diajak berkonsultasi sebelum keputusan tersebut.
"Mossad memiliki tantangan besar dan signifikan dalam menjaga keamanan Negara Israel. Kami akan menunggu persetujuan dari Komisi Goldberg dan berharap Dalet sukses dalam posisinya," bunyi pernyataan Gantz seperti dikutip Times of Israel, kemarin. Komisi Goldberg merupakan komisi yang memeriksa jabatan senior di negara Yahudi tersebut.
Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu tidak memberi tahu Gantz tentang pencalonan D karenaketidakpercayaan yang mendalam di antara mereka. Laporan tersebut mengaitkan ini dengan klaim bahwa ponsel Gantz diretas oleh orang Iran. (Baca: Ilmuwan Nuklir Dibunuh, Teheran Sudah Jadi Jalan yang Disusuri Mossad? )
Setelah D disetujui oleh Komisi Goldberg, ia akan mengambil alih tanggung jawab dari kepala Mossad saat ini, Yossi Cohen, pada Januari tahun depan. Cohen telah menjabat sejak Januari 2016 dan masa jabatannya akan berakhir Januri 2021, namun pada Juli lalu Netanyahu mengatakan dia bisa memperpanjang masa jabatan Cohen hingga Juli tahun depan.
Tak banyak diketahui tentang sosok D. Namun, pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan sosok tersebut memiliki "catatan bintang dan banyak pengalaman".
Secara formal, perdana menteri tidak berkewajiban memberi tahu menteri pertahanan tentang keputusan itu sebelumnya.
Cohen telah menjabat sebagai utusan utama Netanyahu untuk tugas diplomatik paling sensitif pemerintah dan mengambil peran utama dalam perjanjian normalisasi baru-baru ini dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Bulan lalu, dia dilaporkan menemani Netanyahu dalam perjalanan ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota kerajaan Mohammad bin Salman dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, kunjungan serupa pertama oleh seorang pemimpin Israel. (Baca juga: Israel Ternyata Lakukan Operasi Senyap di Iran, Tewaskan Orang Nomor 2 al-Qaeda )
Cohen telah diidentifikasi sebagai pesaing utama untuk menggantikan Netanyahu sebagai pemimpin Partai Likud, di mana dia adalah tokoh yang populer, dan beberapa laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa dia adalah tokoh favorit Netanyahu untuk menggantikannya.
Cohen menjadi kepala intelijen terkenal di jajaran Mossad sebagai "orang operasi". Di bawah pengawasannya, Mossad dilaporkan telah berkembang dalam jumlah personel dan anggaran dan telah berfokus pada operasi spionase yang menargetkan program nuklir Iran.
Penunjukan sosok D yang misterius ini dilakukan secara sepihak oleh Netanyahu karena tanpa sepengetahuan mitra koalisinya; Menteri Pertahanan yang juga Perdana Menteri Alternatif Benny Gantz. (Baca: Bendera Israel dan Spanduk 'Terima Kasih Mossad' Berkibar di Teheran )
Gantz memuji Mossad —badan intelijen Israel untuk operasi di luar negeri—dan penunjukan sosok D. Namun, dia menyuarakan kemarahannya karena tidak diajak berkonsultasi sebelum keputusan tersebut.
"Mossad memiliki tantangan besar dan signifikan dalam menjaga keamanan Negara Israel. Kami akan menunggu persetujuan dari Komisi Goldberg dan berharap Dalet sukses dalam posisinya," bunyi pernyataan Gantz seperti dikutip Times of Israel, kemarin. Komisi Goldberg merupakan komisi yang memeriksa jabatan senior di negara Yahudi tersebut.
Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu tidak memberi tahu Gantz tentang pencalonan D karenaketidakpercayaan yang mendalam di antara mereka. Laporan tersebut mengaitkan ini dengan klaim bahwa ponsel Gantz diretas oleh orang Iran. (Baca: Ilmuwan Nuklir Dibunuh, Teheran Sudah Jadi Jalan yang Disusuri Mossad? )
Setelah D disetujui oleh Komisi Goldberg, ia akan mengambil alih tanggung jawab dari kepala Mossad saat ini, Yossi Cohen, pada Januari tahun depan. Cohen telah menjabat sejak Januari 2016 dan masa jabatannya akan berakhir Januri 2021, namun pada Juli lalu Netanyahu mengatakan dia bisa memperpanjang masa jabatan Cohen hingga Juli tahun depan.
Tak banyak diketahui tentang sosok D. Namun, pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan sosok tersebut memiliki "catatan bintang dan banyak pengalaman".
Secara formal, perdana menteri tidak berkewajiban memberi tahu menteri pertahanan tentang keputusan itu sebelumnya.
Cohen telah menjabat sebagai utusan utama Netanyahu untuk tugas diplomatik paling sensitif pemerintah dan mengambil peran utama dalam perjanjian normalisasi baru-baru ini dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Bulan lalu, dia dilaporkan menemani Netanyahu dalam perjalanan ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota kerajaan Mohammad bin Salman dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, kunjungan serupa pertama oleh seorang pemimpin Israel. (Baca juga: Israel Ternyata Lakukan Operasi Senyap di Iran, Tewaskan Orang Nomor 2 al-Qaeda )
Cohen telah diidentifikasi sebagai pesaing utama untuk menggantikan Netanyahu sebagai pemimpin Partai Likud, di mana dia adalah tokoh yang populer, dan beberapa laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa dia adalah tokoh favorit Netanyahu untuk menggantikannya.
Cohen menjadi kepala intelijen terkenal di jajaran Mossad sebagai "orang operasi". Di bawah pengawasannya, Mossad dilaporkan telah berkembang dalam jumlah personel dan anggaran dan telah berfokus pada operasi spionase yang menargetkan program nuklir Iran.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda