Navalny Yakin 100% Putin Perintahkan Tim Elit untuk Meracuninya
Rabu, 16 Desember 2020 - 11:34 WIB
BERLIN - Tokoh oposisi Rusia , Alexey Navalny , mengatakan bahwa dia yakin Presiden Vladimir Putin mengetahui operasi bayangan yang rumit oleh agen rahasia elit sebelum dia diracuni.
"Saya benar-benar yakin Putin telah mengetahuinya," kata Navalny pada hari Selasa, saat wawancara dengan Christiane Amanpour dari CNN.
"Operasi dengan keterapilan seperti itu dan untuk waktu yang lama tidak dapat dilakukan tanpa keputusan dari kepala (Dinas Keamanan Rusia) FSB, (Alexander) Bortnikov. Dan dia tidak akan pernah berani melakukannya tanpa perintah langsung dari Presiden Putin," tuturnya seperti dikutip dari situs berbasis di Amerika Serikat itu, Rabu (16/12/2020).
Aktivis anti korupsi itu bereaksi terhadap penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok Bellingcat dan bergabung dengan CNN. Penyelidikan itu menyimpulkan bagaimana unit FSB mengikuti timnya selama perjalanan bulan Agustus ke Siberia.
Investigasi menemukan bahwa dua tim yang terdiri dari lima atau enam agen dikerahkan dalam perjalanan Navalny di Siberia pada Agustus 2020, termasuk orang-orang yang berspesialisasi dalam racun dan zat saraf.
Pemerintah Rusia belum menanggapi laporan tersebut, meskipun Kremlin sebelumnya telah membantah terlibat dalam kasus keracunan Navalny.(Baca juga: Rusia Sebut Peracunan Navalny Aksi Amatir )
Navalny jatuh sakit saat melakukan perjalanan pada 20 Agustus selama penerbangan empat jam dari Tomsk ke Moskow.
Kapten pesawat mengalihkan penerbangan ke kota Omsk dan meminta bantuan medis. Belakangan diketahui bahwa pemimpin oposisi Rusia itu telah diracuni oleh zat saraf Novichok.
Uni Eropa sejak itu memberlakukan sanksi terhadap beberapa pejabat senior Rusia termasuk Bortnikov, dengan mengatakan dia bertanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada orang-orang yang melakukan atau terlibat dalam peracunan Navalny.(Baca juga: UE Sanksi 6 Pejabat dan 1 Instansi Rusia atas Insiden Peracunan Navalny )
"Saya benar-benar yakin Putin telah mengetahuinya," kata Navalny pada hari Selasa, saat wawancara dengan Christiane Amanpour dari CNN.
"Operasi dengan keterapilan seperti itu dan untuk waktu yang lama tidak dapat dilakukan tanpa keputusan dari kepala (Dinas Keamanan Rusia) FSB, (Alexander) Bortnikov. Dan dia tidak akan pernah berani melakukannya tanpa perintah langsung dari Presiden Putin," tuturnya seperti dikutip dari situs berbasis di Amerika Serikat itu, Rabu (16/12/2020).
Aktivis anti korupsi itu bereaksi terhadap penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok Bellingcat dan bergabung dengan CNN. Penyelidikan itu menyimpulkan bagaimana unit FSB mengikuti timnya selama perjalanan bulan Agustus ke Siberia.
Investigasi menemukan bahwa dua tim yang terdiri dari lima atau enam agen dikerahkan dalam perjalanan Navalny di Siberia pada Agustus 2020, termasuk orang-orang yang berspesialisasi dalam racun dan zat saraf.
Pemerintah Rusia belum menanggapi laporan tersebut, meskipun Kremlin sebelumnya telah membantah terlibat dalam kasus keracunan Navalny.(Baca juga: Rusia Sebut Peracunan Navalny Aksi Amatir )
Navalny jatuh sakit saat melakukan perjalanan pada 20 Agustus selama penerbangan empat jam dari Tomsk ke Moskow.
Kapten pesawat mengalihkan penerbangan ke kota Omsk dan meminta bantuan medis. Belakangan diketahui bahwa pemimpin oposisi Rusia itu telah diracuni oleh zat saraf Novichok.
Uni Eropa sejak itu memberlakukan sanksi terhadap beberapa pejabat senior Rusia termasuk Bortnikov, dengan mengatakan dia bertanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada orang-orang yang melakukan atau terlibat dalam peracunan Navalny.(Baca juga: UE Sanksi 6 Pejabat dan 1 Instansi Rusia atas Insiden Peracunan Navalny )
tulis komentar anda