Mata-mata China Ini Dituduh Tiduri Para Pejabat AS demi Peroleh Informasi

Jum'at, 11 Desember 2020 - 10:36 WIB
"Reputasi. Swalwell, dahulu sekali, memberikan informasi tentang orang ini—yang dia temui lebih dari delapan tahun lalu, dan yang tidak pernah dia lihat selama hampir enam tahun—kepada FBI," kata kantor Swalwell dalam sebuah pernyataan kepada Axios.

"Untuk melindungi informasi yang mungkin dirahasiakan, dia tidak akan berpartisipasi dalam cerita Anda."

Seorang perwakilan untuk Gabbard mengatakan dalam sebuah email ke situs web Axios; "Gabbard tidak ingat pernah bertemu atau berbicara dengannya, atau ingatan tentang dia memainkan peran utama dalam penggalangan dana."

Selama putarannya, Fang menjadi sukarelawan dalam kampanye politisi Partai Demokrat asal California, Ro Khanna, untuk jadi anggota parlemen tahun 2014. Usaha Khanna tahun 2014 gagal. Dia baru berhasil memenangkan kursi pada tahun 2016.

Seorang juru bicara Khanna mengatakan kepada Axios bahwa dia melihat Fang di beberapa pertemuan politik tetapi mereka tidak memiliki kontak lebih lanjut dengannya dan bahwa namanya tidak muncul di catatan staf mana pun.

Kantor Khanna mengatakan Khanna tidak diberi pengarahan oleh FBI tentang Fang.

Kasus Fang, menurut laporan Axios, menunjukkan bahwa Partai Komunis China memiliki kesabaran untuk membina hubungan yang mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mereka menuai hasil.

Seorang kenalan Fang mengatakan mata-mata China yang dicurigai itu tiba di AS ketika dia berusia akhir 20-an atau awal 30-an tahun dan mendaftar di California State University East Bay di luar San Francisco.

Awalnya, dia terlibat dalam kegiatan kampus, menjabat sebagai ketua Asosiasi Pelajar China di universitas dan ketua cabang kampus dari organisasi Urusan Masyarakat Amerika Kepulauan Asia Pasifik.

Dari sana, dia berkembang menjadi terlibat dengan lingkaran politik sebagai perwakilan dari kelompok-kelompok kampus tersebut, menghadiri rapat umum kampanye dan acara politik kampus untuk bertemu dengan pejabat terpilih Bay Area.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More