Dimainkan Warga Argentina, Gamelan RI Menggema di Plaza PBB Buenos Aires
Jum'at, 04 Desember 2020 - 14:48 WIB
BUENOS AIRES - Pertunjukan “Gamelan in the Park” di di Plaza Naciones Unidas (PBB), Buenos Aires, meramaikan rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia di Argentina. Pentas seni yang membahana inni digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Buenos Aires bekerja sama dengan Pemerintah Kota Buenos Aires pada 3 Desember 2020.
Pertunjukan seni gamelan dimainkan oleh 13 personel Sang Bagaskara dengan lantunan nada pentatonik slendro dan pelog menghibur pengunjung yang hadir. Tangan-tangan tangkas mereka dalam memukul Saron dan Peking menciptakan irama yang harmonis. Nada rendah Slentem dan Demung pun semakin hidup ketika tabuh kendang mengiringinya. (Baca: Indonesia Gerak Cepat Ingin Borong 48 Jet Tempur Rafale Prancis )
Selama satu jam berada di panggung, belasan seniman binaan KBRI Buenos Aires tersebut memainkan hampir satu lusin gending (lagu); Kebogiro, Manyar Sewu, Subakastawa, Gugur Gunung, dan Ketawang Puspowarno. Di setiap pergantian gending, penonton mendapat penjelasan mengenai filosofi di balik komposisinya.
"Gamelan in the Park" sengaja digelar di Plaza PBB karena merupakan simbol multikulturalisme yang amat dibanggakan oleh warga Buenos Aires. Di kota yang sejarahnya banyak dipengaruhi oleh imigran Spanyol, Italia, dan Jerman, pertunjukan budaya semacam ini mendapat sambutan meriah.
Duta Besar RI untuk Argentina, Niniek Kun Naryatie, mengatakan gamelan dipilih untuk dipentaskan karena merupakan musik kebanggaan Indonesia yang variasi nadanya dapat dibandingkan dengan orkes simfoni di dunia Barat.
“Ketawang Puspowarno, yang diciptakan oleh Sultan Mangkunegoro IV, misalnya. Pada tahun 1977, lagu tersebut terpilih bersama 26 komposisi musik dari seluruh dunia untuk diperdengarkan di kabin Voyager I saat terbang ke ruang angkasa,” ujar Dubes Niniek dalam keterangan tertulis KBRI Buenos Aires yang diterima SINDOnews.com, Jumat (4/12/2020).
Selain itu, gamelan juga memberi pesan kepada dunia yang dilanda krisis akibat pandemi. “Suara pada gamelan hanya akan apik terdengar apabila semua pemainnya seiring sejalan. Gamelan mengajari kita bahwa kerjasama dan kolaborasi menjadi kunci untuk menciptakan harmoni,” lanjut diplomat perempuan Indonesia tersebut.
Acara “Gamelan in the Park” juga dihadiri perwakilan dari Pemerintah Kota Buenos Aires, Ramiro Reyno Grondona (Presiden Comuna 2) dan Rodrigo Jimenez Farias (Manajer Administrasi & Hukum).
Menurut Ramiro, kegiatan seperti ini penting untuk mengenal budaya satu sama lain. “Sejujurnya, saya belum pernah mendengar jenis musik seperti ini, tetapi menurut saya musik ini memberikan rasa damai dan tenang.” paparnya saat ditanya pendapatnya mengenai gamelan. Dia berharap kedua negara dapat terus bekerja sama untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan budaya.
Pertunjukan seni gamelan dimainkan oleh 13 personel Sang Bagaskara dengan lantunan nada pentatonik slendro dan pelog menghibur pengunjung yang hadir. Tangan-tangan tangkas mereka dalam memukul Saron dan Peking menciptakan irama yang harmonis. Nada rendah Slentem dan Demung pun semakin hidup ketika tabuh kendang mengiringinya. (Baca: Indonesia Gerak Cepat Ingin Borong 48 Jet Tempur Rafale Prancis )
Selama satu jam berada di panggung, belasan seniman binaan KBRI Buenos Aires tersebut memainkan hampir satu lusin gending (lagu); Kebogiro, Manyar Sewu, Subakastawa, Gugur Gunung, dan Ketawang Puspowarno. Di setiap pergantian gending, penonton mendapat penjelasan mengenai filosofi di balik komposisinya.
"Gamelan in the Park" sengaja digelar di Plaza PBB karena merupakan simbol multikulturalisme yang amat dibanggakan oleh warga Buenos Aires. Di kota yang sejarahnya banyak dipengaruhi oleh imigran Spanyol, Italia, dan Jerman, pertunjukan budaya semacam ini mendapat sambutan meriah.
Duta Besar RI untuk Argentina, Niniek Kun Naryatie, mengatakan gamelan dipilih untuk dipentaskan karena merupakan musik kebanggaan Indonesia yang variasi nadanya dapat dibandingkan dengan orkes simfoni di dunia Barat.
“Ketawang Puspowarno, yang diciptakan oleh Sultan Mangkunegoro IV, misalnya. Pada tahun 1977, lagu tersebut terpilih bersama 26 komposisi musik dari seluruh dunia untuk diperdengarkan di kabin Voyager I saat terbang ke ruang angkasa,” ujar Dubes Niniek dalam keterangan tertulis KBRI Buenos Aires yang diterima SINDOnews.com, Jumat (4/12/2020).
Selain itu, gamelan juga memberi pesan kepada dunia yang dilanda krisis akibat pandemi. “Suara pada gamelan hanya akan apik terdengar apabila semua pemainnya seiring sejalan. Gamelan mengajari kita bahwa kerjasama dan kolaborasi menjadi kunci untuk menciptakan harmoni,” lanjut diplomat perempuan Indonesia tersebut.
Acara “Gamelan in the Park” juga dihadiri perwakilan dari Pemerintah Kota Buenos Aires, Ramiro Reyno Grondona (Presiden Comuna 2) dan Rodrigo Jimenez Farias (Manajer Administrasi & Hukum).
Menurut Ramiro, kegiatan seperti ini penting untuk mengenal budaya satu sama lain. “Sejujurnya, saya belum pernah mendengar jenis musik seperti ini, tetapi menurut saya musik ini memberikan rasa damai dan tenang.” paparnya saat ditanya pendapatnya mengenai gamelan. Dia berharap kedua negara dapat terus bekerja sama untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan budaya.
tulis komentar anda