Vaksinasi Massal Covid-19 Akan Dimulai di Inggris

Jum'at, 04 Desember 2020 - 11:15 WIB
Kini, bukan lagi perlombaan untuk membuat vaksin Covid-19. Namun, kini adalah perlombaan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 secara massal terbesar sepanjang sejarah. Foto: dok/Reuters
LONDON - Banyak pihak awalnya menduga kalau Amerika Serikat (AS) adalah negara pertama yang akan memberikan sertifikasi kepada kandidat vaksin . Namun, Inggris justru mendahului langkah AS dengan memberikan persetujuan kepada vaksin yang ditbuat Pfizer-BioNTech. Dunia pun menyambut langkah Inggris dan optimisme pandemi virus corona akan berakhir kian tinggi.

Kini, bukan lagi perlombaan untuk membuat vaksin Covid-19. Namun, kini adalah perlombaan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 secara massal terbesar sepanjang sejarah. Siapa lagi yang akan menjadi pemenang dalam perlombaan vaksinasi corona secara massal? Inggris sudah menyiapkan diri sebagai pemenangnya. (Baca: Rusia Nyatakan Siap Pasok Vaksin Covid-19 ke AS)

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menyambut baik lampu hijau dari otoritas kesehatan Inggris sebagai kemenangan global. Itu juga bisa menjadi harapan untuk berakhirnya pandemi corona. Meskipun dia mengakui tantangan logistik sangat menjadi beban untuk vaksinasi bagi 67 juta penduduk Inggris.



Langkah Inggris juga diharapkan bisa mengalahkan virus yang telah membunuh 1,5 juta orang di dunia dan menghancurkan perekonomian dunia. Itu juga akan mengembalikan kehidupan normal bagi miliaran orang sejak virus itu berkembang di Wuhan, China, setahun lalu.

Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) Inggris memberikan persetujuan penggunaan vaksin yang dikembangkan Pfizer dan perusahaan BioNTech asal Jerman. Penggunaan vaksin tersebut 95% efektif dalam mencegah penyakit akibat virus corona. Itu hanya 23 hari setelah Pfizer mengumumkan data pertamanya setelah uji klinis tahap akhir.

“Kabar fantastis,” ujar PM Johnson kepada parlemen, dilansir Reuters. Namun, dia memperingatkan masyarakat tidak bepergian dulu. Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) yang juga menguji data uji vaksin Pfizer juga belum memberikan persetujuan. Langkah Inggris justru dikritik Brussels yang menyebutkan perlu prosedur tepat dan bukti nyata untuk menilai suatu vaksin. (Baca juga: Telur rebus Banyak Manfaatnya Lho, Ini Salah Satunya)

Tak peduli dengan kritik UE, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyatakan, vaksinasi akan segera dilakukan pekan depan setelah Inggris mendapatkan 800.0000 dosis vaksin corona dari pabrik Pfizer di Belgia.

Tak mau kalah, hanya beberapa jam setelah pengumuman Inggris, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan otoritas kesehatannya untuk memulai vaksinasi pekan depan. Rusia akan memproduksi dua juta dosis vaksin Sputnik V yang akan digunakan untuk vaksinasi massal.

Vaksin Sputnik V merupakan satu dari dua vaksin buatan Rusia yang sudah mendapatkan persetujuan badan domestik meskipun uji klinisnya belum selesai. “Ayo laksanakan vaksinasi secara massal,” kata Putin kepada Deputi PM Tatiana Golikova.

CEO Pfizer Ralf Rene Reinert mengungkapkan, banyak negara lain juga akan mengikuti langkah Inggris. “Inggris kini memimpin dan kita melihat banyak negara lain bergerak maju. Pfizer akan melakukan pertukaran data dengan lembaga otoritas kesehatan di setiap negara,” ujarnya. (Baca juga: Sri Mulyani Geber Aparat Pajak untuk Dongkrak Penerimaan)

Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan, langkah Inggris seharusnya menginspirasi kepercayaan diri. “Bagi rakyat AS seharusnya dijamin lebih dahulu. Otoritas regulator independen di negara lain telah menemukan vaksin yang aman dan efektif,” ujarnya kepada Fox.

Badan Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan akan membuat keputusan penggunaan darurat vaksin Pfizer/BioTech dalam beberapa hari mendatang setelah semua penasihat berkumpul pada 10 Desember mendatang. Kalau European Medicines Agency (EMA) memperkirakan persetujuan vaksin Pfizer akan dilakukan pada 29 Desember mendatang.

“Semua data yang diserahkan kepada lembaga kesehatan di seluruh dunia merupakan hasil penelitian dan pengembangan yang memenuhi etika,” kata Ugur Sahin, CEO dan pendiri BioNTech. Dia memperkirakan FDA dan EMA akan membuat keputusan pada pertengahan Desember.

Gerak cepat otoritas kesehatan dalam memberikan sertifikasi terhadap vaksin untuk vaksinasi massal memang sangat perlu dilakukan. Para pakar pun menyambut langkah Inggris. “Waktu bergerak cepat tetapi kita juga harus berpikir tentang keunikan konteks di mana kita berada. Itu dikarenakan ada 200 perusahaan yang fokus menggunakan vaksin. Mereka memiliki sumber daya terbatas,” kata Oksana Pyzik, pakar vaksin dari sekolah farmasi University College London kepada Al Jazeera. Itu hanya menunjukkan masalah urgensi semata dan inovasi sains. (Lihat videonya: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)

Hal senada dijelaskan Sterghios Moschos, pakar biologi molekuler di Universitas Northumbria, Inggris, yang memuji kecepatan MHRA menyetujui vaksin Pfizer. “Proses kajian itu tidak menggunakan pendekatan klasik tetapi upaya untuk penggunaan darurat,” katanya. Itu juga memperhatikan kebutuhan masyarakat dan faktor ekonomi sebagai hal utama. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More