Bahrain Buka Impor dari Permukiman Israel, Palestina Marah

Kamis, 03 Desember 2020 - 23:01 WIB
Menteri Perdagangan, Industri dan Pariwisata Bahrain Zayed bin Rashid al-Zayani. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Impor Bahrain dari Israel tidak akan dibedakan antara produk yang dibuat di Israel dan produk dari permukiman di wilayah pendudukan.

Menteri Perdagangan, Industri dan Pariwisata Bahrain Zayed bin Rashid al-Zayani mengungkapkan kebijakan itu pada Kamis (3/12). Langkah itu menuai kecaman dari Palestina.

Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) meresmikan hubungan dengan Israel pada 15 September, dalam kesepakatan yang disponsori Amerika Serikat (AS).



UEA dan Bahrain berdalih kesepakatan itu untuk menghentikan rencana Israel mencaplok permukiman Tepi Barat. Sebagian besar kekuatan dunia menganggap pemukiman Yahudi itu ilegal. (Baca Juga: Palestina Desak Tindakan Serius Boikot Permukiman Israel)

Meski demikian, Zayed bin Rashid al-Zayani menyuarakan keterbukaan terhadap impor dari permukiman. (Lihat Infografis: Pertama, Inggris Pekan Depan akan Gunakan Vaksin Covid Pfizer)

“Kami akan memperlakukan produk Israel sebagai produk Israel. Jadi kami tidak punya masalah dengan label atau asal,” ujar dia pada Reuters saat berkunjung ke Israel. (Lihat Video: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)

Sesuai pedoman Uni Eropa (UE), produk pemukiman harus diberi label yang jelas seperti itu saat diekspor ke negara anggota UE.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump bulan lalu menghapus perbedaan bea cukai AS antara barang yang dibuat di Israel dan di permukiman Yahudi.

Pernyataan Al-Zayani dikecam Wasel Abu Youssef dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). "Itu bertentangan dengan resolusi internasional dan PBB," tegas dia.

Dia mendesak negara-negara Arab untuk tidak mengimpor produk dari Israel. “Ini untuk mencegahnya merambah pasar Arab untuk memperkuat ekonominya (Israel)," papar dia.

Warga Palestina yang tidak memiliki kewarganegaraan berharap menciptakan negara merdeka di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur. Namun masalah pemukiman Yahudi di tanah yang direbut Israel dalam Perang Timur Tengah 1967 telah lama menjadi batu sandungan dalam proses perdamaian yang sekarang buntu.

Palestina sekarang khawatir bahwa hubungan yang menghangat antara negara-negara Teluk dan Israel, bersama dengan dukungan kuat Trump untuk Israel, telah merusak upaya Palestina.

Tidak jelas apa posisi negara-negara Teluk lainnya atas impor dari permukiman Yahudi itu. Tetapi perusahaan wine Israel yang menggunakan anggur yang ditanam di Dataran Tinggi Golan yang diduduki mengatakan pada September bahwa wine mereka akan dijual di UEA.

Israel mengharapkan perdagangan dengan Bahrain bernilai sekitar USD220 juta pada 2021, tidak termasuk kemungkinan kesepakatan pertahanan dan pariwisata.

Al-Zayani mengatakan maskapai Bahrain, Gulf Air untuk sementara dijadwalkan memulai penerbangan ke Tel Aviv pada 7 Januari, dengan penerbangan kargo akan menyusul.

“Kami terpesona dengan betapa terintegrasi sektor teknologi informasi (IT) dan inovasi di Israel telah tertanam di setiap aspek kehidupan,” papar dia.

Dia mengecilkan spekulasi di Israel bahwa warganya yang mengunjungi Bahrain dapat menghadapi risiko pembalasan atas pembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran pada Jumat lalu. Teheran menuduh pelaku pembunuhan itu adalah agen-agen Israel.

"Kami tidak melihat ancaman apa pun, dan oleh karena itu kami tidak melihat persyaratan untuk keamanan tambahan atau perlakuan khusus bagi orang Israel," ungkap dia.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More