PM Israel Kunjungi Putra Mahkota Arab Saudi, Raja Salman Tdak Diberitahu
Sabtu, 28 November 2020 - 09:33 WIB
RIYADH - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Kerajaan Arab Saudi tidak ikut serta dalam pertemuan antara Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di kerajaan beberapa hari lalu. Sang raja bahkan tidak diberitahu jika negaranya dikunjungi pemimpin Zionis.
Mengutip sumber pemerintah Saudi dan seorang diplomat asing di Riyadh, Reuters melaporkan pada hari Jumat (27/11/2020) bahwa normalisasi hubungan dengan Israel muncul dari meja selama Raja Saudi masih hidup—sebuah analisis serupa juga dibuat hari Kamis oleh sumber senior pemerintah Israel yang dikutip oleh stasiun televisi Israel. (Baca: Netanyahu dan Bos Mossad Dilaporkan Kunjungi Saudi, Temui Putra Mahkota MBS )
Raja Salman, 84, dilaporkan menentang normalisasi hubungan tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka. Sedangkan putranya, penguasa de facto kerajaan, dianggap lebih terbuka untuk menghangatkan hubungan Saudi dengan Israel.
(Baca juga : Transplantasi Ginjal Selena Gomez Dijadikan Guyonan dalam Saved By the Bell, Penggemar Marah Besar )
Diplomat yang dikutip oleh Reuters juga menyatakan bahwa prospek normalisasi lebih besar di bawah pemerintahan Joe Biden yang akan datang, di mana presiden terpilih Amerika Serikat (AS) itu mengancam akan menjadikan Arab Saudi sebagai "paria" atas pelanggaran hak asasi manusianya.
“Normalisasi adalah cara untuk mengalihkan fokus (Biden) dari masalah lain, terutama hak asasi manusia,” kata diplomat tersebut.
(Baca juga : Edan, Pria Ini Koleksi 24 Mobil Replika Fast and Furious )
Komentar sumber dan diplomat Saudi itu menggemakan laporan hari Kamis di Channel 12 Israel. Sumber senior pemerintah Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media tersebut bahwa tidak akan ada kemajuan dalam normalisasi hubungan kedua negara selama Raja Salman berkuasa atas takhta Saudi.
"Israel memahami bahwa tidak akan ada terobosan dengan Saudi dalam waktu dekat karena Raja Salman mengambil sikap yang berlawanan secara diametral—tentang masalah normalisasi dengan Israel—dengan putranya," bunyi laporan Channel 12. (Baca juga: Menlu Saudi Bantah Putra Mahkota MBS Bertemu PM Israel Netanyahu )
Meskipun demikian, kerjasama melawan musuh bersama; Iran, akan meningkat, begitu pula perdagangan bilateral antara kedua negara. Sumber itu juga mengatakan Netanyahu dan Putra Mahkota Saudi melakukan pertemuan yang sangat hangat pada hari Minggu lalu.
Pembicaraan keduanya yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Minggu malam di kota Laut Merah Saudi, Neom, bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, mencakup diskusi tentang Iran dan normalisasi hubungan Saudi-Israel.
(Baca juga : Warisan Maradona yang Bisa Jadi Pertikaian Mulai dari Mobil Sampai Hak Komersial )
Seorang penasihat pemerintah Saudi mengonfirmasi pertemuan itu. Penasihat itu kepada The Wall Street Journal mengatakan bahwa pertemuan telah berlangsung beberapa jam yang berfokus pada Iran dan pembentukan hubungan diplomatik antara Saudi dan Israel, tetapi tidak menghasilkan kesepakatan yang substansial.
Menteri Pendidikan Yoav Gallant juga mengonfirmasi perjalanan Netanyahu ke Saudi, dan menyebutnya sebagai "pencapaian luar biasa".
Namun, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan membantah bahwa Netanyahu atau pejabat lain dari negara Yahudi itu telah mengambil bagian dalam pertemuan dengan Putra Mahkota MBS.
Kantor Netanyahu belum mengomentari perjalanan dan pertemuan yang dilaporkan tersebut, tetapi perdana menteri tidak menyangkal bahwa pertemuan itu terjadi, sambil membuat pernyataan samar di awal pertemuan faksi mingguan partai Likud pada hari Senin.
"Sudah bertahun-tahun saya tidak berkomentar tentang hal itu dan saya tidak akan mulai sekarang," ujarnya saat ditanya langsung soal perjalanan itu oleh pemimpin koalisi Partai Likud, Miki Zohar. “Selama bertahun-tahun saya tidak pernah melakukan upaya apa pun untuk memperkuat Israel dan memperluas lingkaran perdamaian.”
(Baca juga : 9 Orang yang Tidak Akan Diajak Bicara Allah Ta'ala di Hari Kiamat )
Channel 12 mengutip, sumber-sumber Israel, melaporkan bahwa Saudi marah karena berita pertemuan itu bocor. Namun, situs berita Ynet mengutip dua pejabat yang terlibat dalam pembicaraan itu mengatakan bahwa Putra Mahkota MBS tidak keberatan dengan pertemuan yang dipublikasikan.
Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan telah mencapai kesepakatan untuk menormalkan hubungan dengan Israel dalam beberapa bulan terakhir, meskipun kesepakatan serupa dengan Arab Saudi sejauh ini masih di luar jangkauan.
Bahrain yang menormalisasi hubungan menunjukkan setidaknya persetujuan Arab Saudi terhadap gagasan itu, karena kerajaan pulau itu bergantung pada Riyadh.
Arab Saudi juga telah menyetujui penerbangan antara Israel dan negara-negara Teluk melewati wilayah udaranya.
Israel telah lama memiliki hubungan klandestin dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab yang menguat dalam beberapa tahun terakhir, karena mereka telah menghadapi ancaman bersama, yakni Iran.
Mengutip sumber pemerintah Saudi dan seorang diplomat asing di Riyadh, Reuters melaporkan pada hari Jumat (27/11/2020) bahwa normalisasi hubungan dengan Israel muncul dari meja selama Raja Saudi masih hidup—sebuah analisis serupa juga dibuat hari Kamis oleh sumber senior pemerintah Israel yang dikutip oleh stasiun televisi Israel. (Baca: Netanyahu dan Bos Mossad Dilaporkan Kunjungi Saudi, Temui Putra Mahkota MBS )
Raja Salman, 84, dilaporkan menentang normalisasi hubungan tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka. Sedangkan putranya, penguasa de facto kerajaan, dianggap lebih terbuka untuk menghangatkan hubungan Saudi dengan Israel.
(Baca juga : Transplantasi Ginjal Selena Gomez Dijadikan Guyonan dalam Saved By the Bell, Penggemar Marah Besar )
Diplomat yang dikutip oleh Reuters juga menyatakan bahwa prospek normalisasi lebih besar di bawah pemerintahan Joe Biden yang akan datang, di mana presiden terpilih Amerika Serikat (AS) itu mengancam akan menjadikan Arab Saudi sebagai "paria" atas pelanggaran hak asasi manusianya.
“Normalisasi adalah cara untuk mengalihkan fokus (Biden) dari masalah lain, terutama hak asasi manusia,” kata diplomat tersebut.
(Baca juga : Edan, Pria Ini Koleksi 24 Mobil Replika Fast and Furious )
Komentar sumber dan diplomat Saudi itu menggemakan laporan hari Kamis di Channel 12 Israel. Sumber senior pemerintah Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media tersebut bahwa tidak akan ada kemajuan dalam normalisasi hubungan kedua negara selama Raja Salman berkuasa atas takhta Saudi.
"Israel memahami bahwa tidak akan ada terobosan dengan Saudi dalam waktu dekat karena Raja Salman mengambil sikap yang berlawanan secara diametral—tentang masalah normalisasi dengan Israel—dengan putranya," bunyi laporan Channel 12. (Baca juga: Menlu Saudi Bantah Putra Mahkota MBS Bertemu PM Israel Netanyahu )
Meskipun demikian, kerjasama melawan musuh bersama; Iran, akan meningkat, begitu pula perdagangan bilateral antara kedua negara. Sumber itu juga mengatakan Netanyahu dan Putra Mahkota Saudi melakukan pertemuan yang sangat hangat pada hari Minggu lalu.
Pembicaraan keduanya yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Minggu malam di kota Laut Merah Saudi, Neom, bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, mencakup diskusi tentang Iran dan normalisasi hubungan Saudi-Israel.
(Baca juga : Warisan Maradona yang Bisa Jadi Pertikaian Mulai dari Mobil Sampai Hak Komersial )
Seorang penasihat pemerintah Saudi mengonfirmasi pertemuan itu. Penasihat itu kepada The Wall Street Journal mengatakan bahwa pertemuan telah berlangsung beberapa jam yang berfokus pada Iran dan pembentukan hubungan diplomatik antara Saudi dan Israel, tetapi tidak menghasilkan kesepakatan yang substansial.
Menteri Pendidikan Yoav Gallant juga mengonfirmasi perjalanan Netanyahu ke Saudi, dan menyebutnya sebagai "pencapaian luar biasa".
Namun, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan membantah bahwa Netanyahu atau pejabat lain dari negara Yahudi itu telah mengambil bagian dalam pertemuan dengan Putra Mahkota MBS.
Kantor Netanyahu belum mengomentari perjalanan dan pertemuan yang dilaporkan tersebut, tetapi perdana menteri tidak menyangkal bahwa pertemuan itu terjadi, sambil membuat pernyataan samar di awal pertemuan faksi mingguan partai Likud pada hari Senin.
"Sudah bertahun-tahun saya tidak berkomentar tentang hal itu dan saya tidak akan mulai sekarang," ujarnya saat ditanya langsung soal perjalanan itu oleh pemimpin koalisi Partai Likud, Miki Zohar. “Selama bertahun-tahun saya tidak pernah melakukan upaya apa pun untuk memperkuat Israel dan memperluas lingkaran perdamaian.”
(Baca juga : 9 Orang yang Tidak Akan Diajak Bicara Allah Ta'ala di Hari Kiamat )
Channel 12 mengutip, sumber-sumber Israel, melaporkan bahwa Saudi marah karena berita pertemuan itu bocor. Namun, situs berita Ynet mengutip dua pejabat yang terlibat dalam pembicaraan itu mengatakan bahwa Putra Mahkota MBS tidak keberatan dengan pertemuan yang dipublikasikan.
Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan telah mencapai kesepakatan untuk menormalkan hubungan dengan Israel dalam beberapa bulan terakhir, meskipun kesepakatan serupa dengan Arab Saudi sejauh ini masih di luar jangkauan.
Bahrain yang menormalisasi hubungan menunjukkan setidaknya persetujuan Arab Saudi terhadap gagasan itu, karena kerajaan pulau itu bergantung pada Riyadh.
Arab Saudi juga telah menyetujui penerbangan antara Israel dan negara-negara Teluk melewati wilayah udaranya.
Israel telah lama memiliki hubungan klandestin dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab yang menguat dalam beberapa tahun terakhir, karena mereka telah menghadapi ancaman bersama, yakni Iran.
(min)
tulis komentar anda