Mengenal Mohsen Fakhrizadeh, 'Bapak Bom Nuklir Iran' yang Tewas Dibunuh

Sabtu, 28 November 2020 - 07:01 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2018 menunjukkan foto ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh saat paparkan program senjata nuklir Iran. Ilmuwan itu telah tewas dibunuh hari Jumat (27/11/2020). Foto/Ynet
TEHERAN - Ilmuwan militer Iran terkemuka Mohsen Fakhrizadeh tewas dalam serangan di luar Teheran pada hari Jumat. Ilmuwan ini dijuluki media sebagai "bapak bom nuklir Iran" karena intelijen Barat menganggapnya sebagai dalang upaya rahasia Teheran untuk mengembangkan senjata nuklir.

(Baca juga : 5 Bintang Sepak Bola Alih Profesi Petinju, Ada yang Juara Dunia )

Iran menyangkal Fakhrizadeh terlibat dalam upaya semacam itu dan bahwa mereka pernah mencoba mempersenjatai pengayaan uranium untuk energi nuklir. Tetapi dia secara luas dianggap telah memimpin apa yang diyakini oleh pengawas atom PBB dan badan intelijen Amerika Serikat (AS) sebagai program senjata nuklir terkoordinasi yang dihentikan pada tahun 2003. (Baca: Imuwan Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh Tewas Dibunuh )

Apa yang Diketahui tentang Fakhrizadeh?

Para pejabat dan ahli Barat percaya Fakhrizadeh memainkan peran penting dalam pekerjaan Iran di masa lalu untuk menemukan cara guna merakit hulu ledak nuklir di belakang fasad program pengayaan uranium sipil yang diumumkan.



(Baca juga : Inilah 7 Jenderal Terbaik Sepanjang Masa )

Iran membantah pernah berusaha mengembangkan senjata nuklir.

Dia hidup dalam bayang-bayang di bawah keamanan yang tinggi dan tidak pernah tersedia untuk penyelidik nuklir PBB. Fakhrizadeh jarang—jika pernah—muncul di depan umum dan hanya sedikit di luar Iran yang tahu dengan pasti seperti apa penampakannya, apalagi pernah bertemu dengannya.

Dia memiliki perbedaan langka sebagai satu-satunya ilmuwan Iran yang disebutkan dalam "penilaian akhir" Badan Energi Atom Internasional (IAEA) 2015 atas pertanyaan terbuka tentang program nuklir Iran dan apakah itu ditujukan untuk mengembangkan bom.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More