Kapal Perusak Rusia Ancam Tabrak Kapal Perang AS, Ini Respons Washington
Rabu, 25 November 2020 - 05:59 WIB
WASHINGTON - Kapal perusak Rusia mengancam akan menabrak kapal perang Amerika Serikat (AS), USS John S. McCain, setelah diperingatkan karena dianggap memasuki perairan Vladivostok, Rusia. Militer Washington merespons dengan menyatakan kapal perangnya akan bertahan karena perairan itu merupakan kawasan internasional.
Angkatan Laut AS menyebut klaim maritim Rusia berlebihan dan menggambarkan operasi kapal USS John S. McCain sebagai Operasi Kebebasan Navigasi yang rutin. (Baca: Melintasi Perbatasan, Kapal Perusak Rusia Ancam Tabrak Kapal Perang AS )
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pada hari Selasa bahwa USS John S. McCain berlayar lebih dari dua kilometer ke perairan Rusia di lepas pantai Ibu Kota Timur Jauh Rusia, Vladivostok, pagi itu. Menurut Moskow, USS McCain diperingatkan oleh kru kapal perusak kelas Udaloy; Admiral Vinogradov, untuk menjauh dari perairan tersebut. Kru kapal perusak Moskow bahkan mengancam akan menabraknya jika perlu.
“Pernyataan Federasi Rusia tentang misi ini tidak benar,” kata Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan melalui akun Twitter-nya, @USNavy, Rabu (25/11/2020). Angkatan Laut Amerika menegaskan misi USS McCain berlangsung di perairan internasional dan sesuai dengan hukum internasional.
"Misi tersebut menjunjung tinggi hak, kebebasan, dan penggunaan yang sah atas laut, dan menantang klaim maritim Rusia yang berlebihan," lanjut pernyataan tersebut.
AS mengklaim bahwa Peter the Great Bay, tempat USS John S. McCain berlayar, diklaim secara tidak benar oleh Uni Soviet pada tahun 1984. (Baca juga: AS Keluar dari Perjanjian Open Skies dan Salahkan Rusia )
Pertemuan hari Selasa bukanlah pertama kalinya USS John S. McCain terlibat dalam insiden berisiko tinggi di laut. Pada tahun 2017, sepuluh pelaut Amerika tewas setelah kapal tersebut bertabrakan dengan kapal tanker berbendera Liberia, mengakibatkan banjir dan membuat kapal perang tersebut tidak beroperasi hingga Oktober 2019. Investigasi atas insiden itu menyatakan sistem layar sentuh terlalu kompleks digunakan untuk mengendalikan throttle kapal, dan kurangnya pelatihan awaknya.
Juga bukan pertama kalinya AS mengambil tindakan keras karena mengadakan Operasi Kebebasan Navigasi di perairan yang disengketakan. Kapal-kapal Amerika secara teratur berlayar melalui Laut China Selatan untuk menantang klaim Beijing yang semakin meluas di perairan yang kaya sumber daya tersebut. Militer China menuduh Washington melakukan tindakan provokatif ketika USS John S. McCain berlayar melewati Kepulauan Paracel yang diklaim China pada bulan lalu.
Angkatan Laut AS menyebut klaim maritim Rusia berlebihan dan menggambarkan operasi kapal USS John S. McCain sebagai Operasi Kebebasan Navigasi yang rutin. (Baca: Melintasi Perbatasan, Kapal Perusak Rusia Ancam Tabrak Kapal Perang AS )
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pada hari Selasa bahwa USS John S. McCain berlayar lebih dari dua kilometer ke perairan Rusia di lepas pantai Ibu Kota Timur Jauh Rusia, Vladivostok, pagi itu. Menurut Moskow, USS McCain diperingatkan oleh kru kapal perusak kelas Udaloy; Admiral Vinogradov, untuk menjauh dari perairan tersebut. Kru kapal perusak Moskow bahkan mengancam akan menabraknya jika perlu.
“Pernyataan Federasi Rusia tentang misi ini tidak benar,” kata Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan melalui akun Twitter-nya, @USNavy, Rabu (25/11/2020). Angkatan Laut Amerika menegaskan misi USS McCain berlangsung di perairan internasional dan sesuai dengan hukum internasional.
"Misi tersebut menjunjung tinggi hak, kebebasan, dan penggunaan yang sah atas laut, dan menantang klaim maritim Rusia yang berlebihan," lanjut pernyataan tersebut.
AS mengklaim bahwa Peter the Great Bay, tempat USS John S. McCain berlayar, diklaim secara tidak benar oleh Uni Soviet pada tahun 1984. (Baca juga: AS Keluar dari Perjanjian Open Skies dan Salahkan Rusia )
Pertemuan hari Selasa bukanlah pertama kalinya USS John S. McCain terlibat dalam insiden berisiko tinggi di laut. Pada tahun 2017, sepuluh pelaut Amerika tewas setelah kapal tersebut bertabrakan dengan kapal tanker berbendera Liberia, mengakibatkan banjir dan membuat kapal perang tersebut tidak beroperasi hingga Oktober 2019. Investigasi atas insiden itu menyatakan sistem layar sentuh terlalu kompleks digunakan untuk mengendalikan throttle kapal, dan kurangnya pelatihan awaknya.
Juga bukan pertama kalinya AS mengambil tindakan keras karena mengadakan Operasi Kebebasan Navigasi di perairan yang disengketakan. Kapal-kapal Amerika secara teratur berlayar melalui Laut China Selatan untuk menantang klaim Beijing yang semakin meluas di perairan yang kaya sumber daya tersebut. Militer China menuduh Washington melakukan tindakan provokatif ketika USS John S. McCain berlayar melewati Kepulauan Paracel yang diklaim China pada bulan lalu.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda