Tingkatkan Angka Kelahiran, China Ingin Antisipasi Krisis Ketenagakerjaan

Selasa, 24 November 2020 - 10:33 WIB
Pemerintah Jepang juga mendorong warga Nagi agar memiliki banyak keturunan. Mereka memberikan kompensasi biaya hidup bagi keluarga yang memiliki anak, semakin banyak semakin besar. Anak pertama akan diberi kompensasi 100.000 yen, kedua 150.000 yen, dan tertinggi 400.000 yen untuk anak kelima. (Baca juga: Tips Memilih Dokter untuk Konsultasi Anak)

Biaya yang diberikan Pemerintah Jepang mengalami kenaikan sejak tahun 2004. Selain itu, mereka memotivasi warga setempat secara moril, termasuk memberikan tunjangan untuk meningkatkan kesuburan. Hal ini dilakukan demi melawan angka kelahiran yang menurun, sedangkan angka penuaan meningkat.

Pemerintah Jepang juga memberikan subsidi untuk perumahan, vaksin, sekolah, dan perawatan kesehatan. Program itu berjalan dengan baik. Di tempat Kaori tinggal, mayoritas keluarga memiliki tiga anak. Hal ini membuat Nagi menjadi wilayah yang begitu kontras dengan wilayah-wilayah lainnya di Jepang.

Antara tahun 2005 dan 2014, berdasarkan jumlah rata-rata anak yang lahir di satu keluarga, angka kelahiran di Nagi naik dua kali lipat dari 1,4 menjadi 2,8. Pencapaian itu dipromosikan ke wilayah lain. Sejak saat itu, angka kelahiran di Nagi turun menjadi 2,39, tapi tetap lebih tinggi dari tingkat nasional yang hanya 1,46.

Jepang mengalami penurunan angka demografi sejak tahun 1970-an. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan dan Buruh, kurang dari 950.000 bayi terlahir di Jepang, lebih rendah dibandingkan angka kematian yang mencapai 1,3 juta orang pada 2017. Adapun total penduduk Jepang mencapai 127 juta orang. (Lihat videonya: Hati-hati Modus Penipuan Modifikasi ATM)

Jumlah anak-anak di Jepang hanya sekitar 12,3% dari total penduduk, bandingkan dengan Amerika Serikat (AS) yang mencapai 18,9%, China 16,8%, dan India 30,8%. Dengan angka kelahiran yang rendah dan angka kematian yang tinggi, jumlah penduduk Jepang diperkirakan akan anjlok menjadi 88 juta jiwa pada 2065.

Tokyo, kota berpenduduk lebih dari 9 juta orang, menjadi wilayah dengan angka kelahiran terendah dari total 47 prefektur di Jepang, yakni hanya sekitar 1,17. Tokyo juga menjadi kota dengan jumlah anak terbesar yang mengantre di daftar tunggu tempat penitipan anak. Lebih dari 5.400 anak kini masih “telantar”. (Muh Shamil)
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More