China Inginkan Lebih Banyak Kelahiran dan Atasi Populasi Menua
Senin, 23 November 2020 - 16:25 WIB
BEIJING - Pemerintah China berencana memasukkan langkah-langkah baru untuk mendorong lebih banyak kelahiran dan mengatasi populasi yang menua dengan cepat sebagai bagian dari "rencana lima tahun" 2021-2025 yang baru. Rencana itu dipaparkan media pemerintah setempat pada hari Senin (23/11/2020).
Surat kabar China Daily, mengutip para ahli pemerintah, melaporkan pemerintah China akan menawarkan dukungan keuangan dan kebijakan yang ekstensif untuk mendorong pasangan memiliki lebih banyak anak.
“Kebijakan penduduk yang lebih inklusif akan diperkenalkan untuk meningkatkan kesuburan, kualitas tenaga kerja dan struktur penduduk,” kata Yuan Xin, wakil presiden Asosiasi Penduduk China. (Baca: Netanyahu dan Bos Mossad Dilaporkan Kunjungi Saudi, Temui Putra Mahkota MBS )
China memperkenalkan "kebijakan satu anak" yang kontroversial pada tahun 1978, dengan mengatakan upaya untuk mengurangi kemiskinan dan mengembangkan ekonomi sedang dirusak oleh pertumbuhan penduduk yang cepat, terutama di pedesaan.
Tetapi negara terpadat di dunia ini memutuskan pada tahun 2016 untuk melonggarkan pembatasan dan mengizinkan pasangan untuk memiliki anak kedua dalam upaya untuk mengatasi peningkatan pesat populasi orang tua serta berkurangnya angkatan kerja.
Beberapa ahli mengatakan pemerintah sekarang harus membuang semua batasan sepenuhnya.
Jumlah penduduk berusia 60 atau lebih mencapai 254 juta pada akhir tahun lalu, terhitung 18,1 persen dari populasi. Para ahli demografi mengatakan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 300 juta pada tahun 2025 dan 400 juta pada tahun 2035, yang akan memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan negara dan sistem perawatan sosial. (Baca juga: 9 Tentara Australia Bunuh Diri di Tengah Skandal Kejahatan Perang )
Para ahli demografi juga memperkirakan bahwa dengan tren saat ini, jumlah penduduk usia kerja dapat menurun hingga 200 juta pada tahun 2050.
Terlepas dari pelonggaran kebijakan satu anak pada 2016, jumlah kelahiran hidup per 1.000 orang turun ke rekor terendah 10,48 pada tahun lalu, turun dari 10,94 pada tahun 2018.
Surat kabar Legal Daily, mengutip pakar pemerintah, melaporkan kebijakan yang ditujukan untuk menekan pertumbuhan penduduk harus diganti dengan sistem yang dirancang untuk meningkatkan kesuburan.
“Untuk secara proaktif mengatasi populasi yang menua, langkah-langkah mendesak diperlukan untuk mereformasi kebijakan keluarga berencana negara kami dan membebaskan kesuburan,” kata Zheng Bingwen, seorang ahli di Akademi Ilmu Sosial China.
Surat kabar China Daily, mengutip para ahli pemerintah, melaporkan pemerintah China akan menawarkan dukungan keuangan dan kebijakan yang ekstensif untuk mendorong pasangan memiliki lebih banyak anak.
“Kebijakan penduduk yang lebih inklusif akan diperkenalkan untuk meningkatkan kesuburan, kualitas tenaga kerja dan struktur penduduk,” kata Yuan Xin, wakil presiden Asosiasi Penduduk China. (Baca: Netanyahu dan Bos Mossad Dilaporkan Kunjungi Saudi, Temui Putra Mahkota MBS )
China memperkenalkan "kebijakan satu anak" yang kontroversial pada tahun 1978, dengan mengatakan upaya untuk mengurangi kemiskinan dan mengembangkan ekonomi sedang dirusak oleh pertumbuhan penduduk yang cepat, terutama di pedesaan.
Tetapi negara terpadat di dunia ini memutuskan pada tahun 2016 untuk melonggarkan pembatasan dan mengizinkan pasangan untuk memiliki anak kedua dalam upaya untuk mengatasi peningkatan pesat populasi orang tua serta berkurangnya angkatan kerja.
Beberapa ahli mengatakan pemerintah sekarang harus membuang semua batasan sepenuhnya.
Jumlah penduduk berusia 60 atau lebih mencapai 254 juta pada akhir tahun lalu, terhitung 18,1 persen dari populasi. Para ahli demografi mengatakan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 300 juta pada tahun 2025 dan 400 juta pada tahun 2035, yang akan memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan negara dan sistem perawatan sosial. (Baca juga: 9 Tentara Australia Bunuh Diri di Tengah Skandal Kejahatan Perang )
Para ahli demografi juga memperkirakan bahwa dengan tren saat ini, jumlah penduduk usia kerja dapat menurun hingga 200 juta pada tahun 2050.
Terlepas dari pelonggaran kebijakan satu anak pada 2016, jumlah kelahiran hidup per 1.000 orang turun ke rekor terendah 10,48 pada tahun lalu, turun dari 10,94 pada tahun 2018.
Surat kabar Legal Daily, mengutip pakar pemerintah, melaporkan kebijakan yang ditujukan untuk menekan pertumbuhan penduduk harus diganti dengan sistem yang dirancang untuk meningkatkan kesuburan.
“Untuk secara proaktif mengatasi populasi yang menua, langkah-langkah mendesak diperlukan untuk mereformasi kebijakan keluarga berencana negara kami dan membebaskan kesuburan,” kata Zheng Bingwen, seorang ahli di Akademi Ilmu Sosial China.
(min)
tulis komentar anda