Protes UU Virus Corona Merkel, Demonstran Bentrok Lawan Polisi Jerman

Rabu, 18 November 2020 - 23:30 WIB
Demonstran bentrok melawan polisi di Berlin, Jerman. Foto/REUTERS
BERLIN - Kepolisian Jerman menembakkan meriam air dan semprotan merica untuk membubarkan ribuan demonstran yang menentang rencana Undang-undang (UU) pembatasan virus corona.

Kanselir Jerman Angela Merkel berencana mengesahkan UU untuk menegakkan kebijakan pembatasan virus corona.

“Para demonstran di dekat Brandenburg Gate, Berlin, melemparkan botol-botol ke arah polisi dan menyalakan bom asap,” ungkap para saksi mata.



Kepolisian menahan beberapa demonstran sambil menembakkan meriam air dan menyeru massa agar membubarkan diri. (Baca Juga: Bos WHO Mengaku Khawatir dengan Peningkatan Kasus Covid-19 di Eropa dan AS)

Polisi menahan 190 orang dan sembilan aparat terluka dalam bentrok tersebut. (Lihat Infografis: Obama: Cuma Diktator yang Lakukan Apa Saja demi Berkuasa)

Para demonstran, termasuk beberapa radikal sayap kanan, menentang UU yang disahkan majelis rendah untuk memberi kekuatan hukum dalam memaksakan langkah-langkah seperti pembatasan kontak sosial, aturan memakai masker, minum alkohol di tempat umum dan menutup toko. (Lihat Video: KA Gajayana Meluncur Sendiri Tanpa Lokomotif Tabrak Alat Berat)

Tujuan dari amandemen UU yang akan dibawa ke majelis tinggi pada Rabu malam, adalah untuk mencegah gugatan hukum terhadap tindakan yang sejauh ini dapat diterapkan di tingkat negara bagian atau lokal.

Meskipun sebagian besar warga Jerman menerima "penguncian ringan" terbaru untuk mengatasi gelombang kedua virus corona. Para pengkritik mengatakan amandemen tersebut membahayakan hak-hak sipil warga negara.

Kelompok sayap kanan, Alternatif untuk Jerman (AfD) telah membandingkan amandemen UU itu dengan Undang-Undang Pengaktifan 1933 yang membuka jalan menuju kediktatoran Nazi Hitler.

Para pengunjuk rasa, yang bersiul dan membenturkan panci, tidak menjaga jarak sosial atau memakai masker. Beberapa orang memegang spanduk dengan slogan bertulis "Hentikan kebohongan pandemi corona" dan "Tidak untuk vaksinasi paksa".

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan kepada parlemen, tidak ada yang akan dipaksa untuk divaksinasi. Dia juga menggambarkan pandemi sebagai "fenomena sekali dalam satu abad".

Selama unjuk rasa menentang pembatasan virus corona pada Agustus, pengunjuk rasa menyerbu tangga gedung parlemen Reichstag. Dalam gambar yang tersebar di seluruh dunia, beberapa pengunjuk rasa mengibarkan bendera sayap kanan Reichsflagge.

Ekonomi terbesar di Eropa itu mempertahankan tingkat infeksi dan kematian di bawah banyak negara tetangganya pada fase pertama krisis.

Namun sekarang sedang terjadi gelombang kedua virus corona di Eropa.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More