Mencurigakan, MuslimPro Jual Data Lokasi 100 Juta Muslim ke Militer AS
Selasa, 17 November 2020 - 08:15 WIB
Yang lainnya termasuk Accupedo, penghitung langkah yang diunduh lebih dari lima juta kali di ponsel Android, CPlus untuk Craigslist, dan Global Storms—masing-masing dengan lebih dari satu juta unduhan. Eksperimen Motherboard juga menunjukkan Muslim Mingle— aplikasi kencan yang dikembangkan oleh perusahaan Vietnam—mengirimkan data ke X-Mode.
Bahkan Bubble Level yang tidak berbahaya, perangkat yang dimiliki untuk rumah atau apartemen mana pun yang membantu orang menggantung rak atau lukisan, mengirimkan data ke X-Mode, yang kemudian dilaporkan dijual ke kontraktor militer seperti Sierra Nevada Corporation atau Systems & Technology Research.
Militer AS terindikasi bukan satu-satunya yang menggunakan Locate X, dengan laporan sebelumnya menunjukkan bahwa Customs and Border Protection (CBP), Immigration and Customs Enforcement (ICE) dan Secret Service juga menjadi pelanggan platform tersebut.
Motherboard VICE dalam laporannya mengaku tidak mengetahui operasi spesifik apa pun di mana jenis data lokasi berbasis aplikasi ini telah digunakan oleh militer AS. Namun, laporan itu menunjukkan bahwa, pada 2015 militer AS telah mengakui menggunakan data tersebut untuk menunjukkan target serangan drone di Timur Tengah.
Bahkan Bubble Level yang tidak berbahaya, perangkat yang dimiliki untuk rumah atau apartemen mana pun yang membantu orang menggantung rak atau lukisan, mengirimkan data ke X-Mode, yang kemudian dilaporkan dijual ke kontraktor militer seperti Sierra Nevada Corporation atau Systems & Technology Research.
Militer AS terindikasi bukan satu-satunya yang menggunakan Locate X, dengan laporan sebelumnya menunjukkan bahwa Customs and Border Protection (CBP), Immigration and Customs Enforcement (ICE) dan Secret Service juga menjadi pelanggan platform tersebut.
Motherboard VICE dalam laporannya mengaku tidak mengetahui operasi spesifik apa pun di mana jenis data lokasi berbasis aplikasi ini telah digunakan oleh militer AS. Namun, laporan itu menunjukkan bahwa, pada 2015 militer AS telah mengakui menggunakan data tersebut untuk menunjukkan target serangan drone di Timur Tengah.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda