Mencurigakan, MuslimPro Jual Data Lokasi 100 Juta Muslim ke Militer AS
Selasa, 17 November 2020 - 08:15 WIB
WASHINGTON - MuslimPro, aplikasi waktu salat Muslim dengan 100 juta pengguna hanyalah salah satu aplikasi yang data lokasinya dijual ke militer Amerika Serikat (AS) untuk alasan yang tidak diketahui. Laporan Motherboard VICE mengungkap data penjualan data lokasi jutaan muslim di seluruh dunia tersebut.
"Militer AS membeli data pergerakan granular orang di seluruh dunia, yang diambil dari aplikasi yang tampaknya tidak berbahaya," tulis Joseph Cox dari Motherboard VICE pada hari Senin.
Secara spesifik, salah satu pembelinya adalah Komando Operasi Khusus AS (USSOCOM), yang menangani kontra-pemberontakan, kontra-terorisme, dan berbagai aktivitas rahasia di seluruh dunia. (Baca: Israel Ternyata Lakukan Operasi Senyap di Iran, Tewaskan Orang Nomor 2 al-Qaeda )
Motherboard VICE, dalam laporannya, mengungap bahwa dua perusahaan secara terpisah mengambil bagian dalam pengumpulan data ini. Laporan itu mengklaim telah menemukannya melalui catatan publik, wawancara dengan pengembang, dan analisis teknis.
Juru bicara USSOCOM, Tim Hawkins, telah mengonfirmasi bahwa komando itu telah menggunakan Babel Street's Locate X. "Akses kami ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri," katanya dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Russia Today, Selasa (17/11/2020).
"Kami sangat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika."
Namun, Hawkins bungkam ketika ditanya apa yang dilakukan militer AS dengan data warga non-AS. Catatan publik menunjukkan USSOCOM menghabiskan sekitar USD90.000 untuk membeli lisensi Locate X dan alat analisis teks Babel X pada bulan April. (Baca juga: Iran Balas Kecam Raja Saudi: Pembunuh Rakyat Yaman, Penyebar Wahhabisme )
Perusahaan lain disebut X-Mode, menggunakan software pengembangan kits (SDK) dalam aplikasi untuk mengumpulkan data dan menjualnya ke pihak ketiga, termasuk kontraktor pemerintah AS. Meskipun laporan tersebut tidak menentukan aplikasi mana yang datanya diambil oleh Locate X, laporan tersebut menyebutkan sejumlah aplikasi yang mengirim data ke X-Mode.
Muslim Pro, yang mengklaim telah diunduh sekitar 100 juta kali di seluruh dunia, adalah yang terbesar. Fungsi utama aplikasi ini adalah untuk mengingatkan umat Islam tentang waktu salat lima waktu dan menunjukkan arah ke Makkah dari lokasi mereka saat ini sehingga mereka dapat menghadap kiblat dengan benar.
Yang lainnya termasuk Accupedo, penghitung langkah yang diunduh lebih dari lima juta kali di ponsel Android, CPlus untuk Craigslist, dan Global Storms—masing-masing dengan lebih dari satu juta unduhan. Eksperimen Motherboard juga menunjukkan Muslim Mingle— aplikasi kencan yang dikembangkan oleh perusahaan Vietnam—mengirimkan data ke X-Mode.
Bahkan Bubble Level yang tidak berbahaya, perangkat yang dimiliki untuk rumah atau apartemen mana pun yang membantu orang menggantung rak atau lukisan, mengirimkan data ke X-Mode, yang kemudian dilaporkan dijual ke kontraktor militer seperti Sierra Nevada Corporation atau Systems & Technology Research.
Militer AS terindikasi bukan satu-satunya yang menggunakan Locate X, dengan laporan sebelumnya menunjukkan bahwa Customs and Border Protection (CBP), Immigration and Customs Enforcement (ICE) dan Secret Service juga menjadi pelanggan platform tersebut.
Motherboard VICE dalam laporannya mengaku tidak mengetahui operasi spesifik apa pun di mana jenis data lokasi berbasis aplikasi ini telah digunakan oleh militer AS. Namun, laporan itu menunjukkan bahwa, pada 2015 militer AS telah mengakui menggunakan data tersebut untuk menunjukkan target serangan drone di Timur Tengah.
"Militer AS membeli data pergerakan granular orang di seluruh dunia, yang diambil dari aplikasi yang tampaknya tidak berbahaya," tulis Joseph Cox dari Motherboard VICE pada hari Senin.
Secara spesifik, salah satu pembelinya adalah Komando Operasi Khusus AS (USSOCOM), yang menangani kontra-pemberontakan, kontra-terorisme, dan berbagai aktivitas rahasia di seluruh dunia. (Baca: Israel Ternyata Lakukan Operasi Senyap di Iran, Tewaskan Orang Nomor 2 al-Qaeda )
Motherboard VICE, dalam laporannya, mengungap bahwa dua perusahaan secara terpisah mengambil bagian dalam pengumpulan data ini. Laporan itu mengklaim telah menemukannya melalui catatan publik, wawancara dengan pengembang, dan analisis teknis.
Juru bicara USSOCOM, Tim Hawkins, telah mengonfirmasi bahwa komando itu telah menggunakan Babel Street's Locate X. "Akses kami ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri," katanya dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Russia Today, Selasa (17/11/2020).
"Kami sangat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika."
Namun, Hawkins bungkam ketika ditanya apa yang dilakukan militer AS dengan data warga non-AS. Catatan publik menunjukkan USSOCOM menghabiskan sekitar USD90.000 untuk membeli lisensi Locate X dan alat analisis teks Babel X pada bulan April. (Baca juga: Iran Balas Kecam Raja Saudi: Pembunuh Rakyat Yaman, Penyebar Wahhabisme )
Perusahaan lain disebut X-Mode, menggunakan software pengembangan kits (SDK) dalam aplikasi untuk mengumpulkan data dan menjualnya ke pihak ketiga, termasuk kontraktor pemerintah AS. Meskipun laporan tersebut tidak menentukan aplikasi mana yang datanya diambil oleh Locate X, laporan tersebut menyebutkan sejumlah aplikasi yang mengirim data ke X-Mode.
Muslim Pro, yang mengklaim telah diunduh sekitar 100 juta kali di seluruh dunia, adalah yang terbesar. Fungsi utama aplikasi ini adalah untuk mengingatkan umat Islam tentang waktu salat lima waktu dan menunjukkan arah ke Makkah dari lokasi mereka saat ini sehingga mereka dapat menghadap kiblat dengan benar.
Yang lainnya termasuk Accupedo, penghitung langkah yang diunduh lebih dari lima juta kali di ponsel Android, CPlus untuk Craigslist, dan Global Storms—masing-masing dengan lebih dari satu juta unduhan. Eksperimen Motherboard juga menunjukkan Muslim Mingle— aplikasi kencan yang dikembangkan oleh perusahaan Vietnam—mengirimkan data ke X-Mode.
Bahkan Bubble Level yang tidak berbahaya, perangkat yang dimiliki untuk rumah atau apartemen mana pun yang membantu orang menggantung rak atau lukisan, mengirimkan data ke X-Mode, yang kemudian dilaporkan dijual ke kontraktor militer seperti Sierra Nevada Corporation atau Systems & Technology Research.
Militer AS terindikasi bukan satu-satunya yang menggunakan Locate X, dengan laporan sebelumnya menunjukkan bahwa Customs and Border Protection (CBP), Immigration and Customs Enforcement (ICE) dan Secret Service juga menjadi pelanggan platform tersebut.
Motherboard VICE dalam laporannya mengaku tidak mengetahui operasi spesifik apa pun di mana jenis data lokasi berbasis aplikasi ini telah digunakan oleh militer AS. Namun, laporan itu menunjukkan bahwa, pada 2015 militer AS telah mengakui menggunakan data tersebut untuk menunjukkan target serangan drone di Timur Tengah.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda