Mantan PM Suriah Dituduh Jadi Agen Ganda Israel, Inggris dan Prancis
Jum'at, 13 November 2020 - 22:02 WIB
Menurut Zamir, rencana tersebut akan memungkinkan Inggris mempertahankan pengaruh yang luas di wilayah tersebut.
Mardam diperas untuk bekerja dengan Prancis, melawan Inggris, setelah bukti rencana tersebut diungkapkan ke dinas intelijen Paris.
Prancis mengancam membagikan bukti dokumenter bahwa Mardam bekerja sebagai mata-mata Inggris dengan musuh politiknya di Suriah, memaksa perdana menteri itu menjadi agen ganda.
Meski demikian, cerita Zamir tentang kehidupan Mardam sangat berbeda dari versi kejadian yang diterima sebelumnya.
Sejarawan sebelumnya mengatakan Jenderal Prancis Charles de Gaulle memerintahkan penangkapan perdana menteri Suriah, menggeledah kantornya dan menyita dokumen hanya beberapa pekan setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua.
Klaim Zamir itu dianggap bermasalah karena Mardam tidak pernah menunjukkan simpati publik untuk Zionisme atau tujuan Zionis, menyanggah gagasan bahwa perdana menteri Suriah itu mata-mata yang rela demi negara Yahudi.
Sebaliknya, Mardam mendeklarasikan perang terhadap Israel, bersama beberapa negara Arab, segera setelah deklarasi kemerdekaan Israel pada 1948.
Mardam kemudian digulingkan setelah menyatakan dirinya sebagai gubernur militer Suriah dan memberlakukan darurat militer pada 1948.
Dia menghabiskan sisa hidupnya antara Arab Saudi dan Mesir. Dia akhirnya meninggal di Kairo pada 1960.
Mardam diperas untuk bekerja dengan Prancis, melawan Inggris, setelah bukti rencana tersebut diungkapkan ke dinas intelijen Paris.
Prancis mengancam membagikan bukti dokumenter bahwa Mardam bekerja sebagai mata-mata Inggris dengan musuh politiknya di Suriah, memaksa perdana menteri itu menjadi agen ganda.
Meski demikian, cerita Zamir tentang kehidupan Mardam sangat berbeda dari versi kejadian yang diterima sebelumnya.
Sejarawan sebelumnya mengatakan Jenderal Prancis Charles de Gaulle memerintahkan penangkapan perdana menteri Suriah, menggeledah kantornya dan menyita dokumen hanya beberapa pekan setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua.
Klaim Zamir itu dianggap bermasalah karena Mardam tidak pernah menunjukkan simpati publik untuk Zionisme atau tujuan Zionis, menyanggah gagasan bahwa perdana menteri Suriah itu mata-mata yang rela demi negara Yahudi.
Sebaliknya, Mardam mendeklarasikan perang terhadap Israel, bersama beberapa negara Arab, segera setelah deklarasi kemerdekaan Israel pada 1948.
Mardam kemudian digulingkan setelah menyatakan dirinya sebagai gubernur militer Suriah dan memberlakukan darurat militer pada 1948.
Dia menghabiskan sisa hidupnya antara Arab Saudi dan Mesir. Dia akhirnya meninggal di Kairo pada 1960.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda