13 Alasan Kenapa Joe Biden Lebih Baik Ketimbang Donald Trump
Jum'at, 06 November 2020 - 11:15 WIB
WASHINGTON - Pertarungan Pemilu Amerika Serikat (AS) 2020 belum berakhir. Hingga kini, negara adidaya tersebut belum mendapatkan siapa pemenang antara Donald Trump dengan Joe Biden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS .
Presiden Nusantara Foundation Shamsi Ali memberikan catatan mengenai siapa yang terbaik di antaranya keduanya saat ini. Menurutnya, Biden lebih baik dari Trump.
“Catatan ini juga tidak mengatakan jika Biden itu terbaik bahkan baik. Tapi dalam menilai sesuatu/seseorang Islam memakai penilain “afdholiyah” (terbaik). Di saat tidak ada yang terbaik maka Islam memakai metode “akhaffu ad-dhoraraen” (paling sedikit bahayanya),” katanya dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Jumat (13/11/2020).
Ada 13 faktor mengapa Biden lebih baik dari Trump. Berikut daftarnya:
1. Keadilan sosial untuk semua (social justice for all). Ini menjadi perbedaan karakter kedua partai besar Amerika, Demokrat dan Republik.
2. Kesetaraan ras bagi semua manusia (racial equality for all people). Di bawah Trump terjadi rasisme, bahkan kekerasan atas nama rasisme di mana-mana.
3. Kesempatan yang sama untuk semua warga Amerika (equal opportunity for all Americans). Orientasi ekonomi Trump yang memihak mereka yang kaya (kapitalis) menyebabkan mereka yang berekonomi menengah ke bawah tercekik.
4. Penguatan ekonomi bagi minoritas (economic empowerment for minority). Lingkungan rasisme Trump telah berimbas dalam kepada keadilan perekonomian.
5. Imigrasi dan legalisasi para pendatang (immigration and path to citizenship). Di bawah Trump kesempatan imigrasi hampir ditutup. Ini bertentangan dengan semangat Amerika sebagai negara immigran.
6. Jaminan kesehatan yang bersifat menyeluruh (universal healthcare). Salah satu usaha keras Trump adalah mencabut Obama Care yang memberikan jaminan kesehatan kepada puluhan juta orang-orang lemah.
7. Jaminan hak-hak minoritas (minority rights protection). Akan terasa jaminan dan proteksi kepada minoritas. Di bawah Trump minoritas langsung atau tidak merasakan marjinalisasi.
8. Kebebasan beragama untuk semua (religious liberty for all). Slogan kebebasan beragama bagi Trump adalah for White Evangelicals dan kristian radikal lainnya.
9. Kerjasama internasional dan multilateralisme (global partnership and multilateralism). Trump memutuskan hubungan multilateral dengan banyak organisasi internasional. Termasuk di dalamnya WHO, dan lain-lain.
10. Hubungan yang harmonis antar kelompok masyarakt (communal harmonious relations). Trump telah membangun suasana yang memecah belah masyarakat atas banyak dasar. Salah satunya yang paling menonjol adalah perpecahan ras (racial divide).
11. Memperkecil ruang kelompok putih dan golongan kanan yang ekstrem (suppressing the radical white supremacy and extremist rights wings). Biden dengan tegas mengutuk White Supremacy. Sementara Trump tidak ingin bahkan memuji sebagai patriotik.
12. Isu lingkungan dan perubahan iklim (environmental and climate change issues). Sementara Trump keluar dari Climate Change Paris. Climate change dianggap mitos.
13. Harapan penanganan Covid-19 yang profesional (professional handling of the Covid-19 tragedy). Bangsa Amerika adalah bangsa yang paling besar korban Covid-19.
"Salah satunya karena kegagalan pemimpin (leadership failure). Masalah kepribadian dan kepemimpinan (personal and leadership matters). Karakter pribadi Trump jauh dari karakter seorang pemimpin,” tandasnya.
Shamsi Ali yang juga Imam/Direktur Jamaica Muslim Center juga memberikan catatan khusus untuk umat Islam terkait politik di AS. “Berbagai keraguan orang tentang Biden, apakah itu karena sejarah perang di Timur Tengah, hubungan dengan China, dan lain-lain akan saya bahas secara detail beberapa hari ke depan,” ujarnya.
Berikut catatan untuk Muslim dari Shamsi Ali:
1. Demokrat dalam sejarahnya lebih bersahabat dan membuka ruang yang sama untuk Komunitas Muslim.
2. Akan segera mencabut aturan Trump “Muslim Ban” atau pelarangan orang-orang Islam masuk Amerika.
3. Berkomunikasi langsung dengan Komunitas Muslim selama Kampanye.
4. Berjanji mengikutkan Komunitas Muslim dalam pemerintahan.
5. Berjanji akan lebih terbuka dan fair (imbang) dalam menyikapi isu Timur Tengah.
Membangun komunikasi dan kerjasama dengan dunia Islam (bukan memakai/memaksa) berdasar mutual interest (kepentingan bersama).
6. Komunitas Muslim merasakan proteksi sistem (kekuasaan).
7. Minimal Islamophobia akan mendapatkan resistensi sistem. Bukan sebaliknya mendapat pembenaran kekuasaan seperti di zaman Trump.
8. Dan lain-lain yang akan ditambahkan pada masanya.
Presiden Nusantara Foundation Shamsi Ali memberikan catatan mengenai siapa yang terbaik di antaranya keduanya saat ini. Menurutnya, Biden lebih baik dari Trump.
“Catatan ini juga tidak mengatakan jika Biden itu terbaik bahkan baik. Tapi dalam menilai sesuatu/seseorang Islam memakai penilain “afdholiyah” (terbaik). Di saat tidak ada yang terbaik maka Islam memakai metode “akhaffu ad-dhoraraen” (paling sedikit bahayanya),” katanya dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Jumat (13/11/2020).
Ada 13 faktor mengapa Biden lebih baik dari Trump. Berikut daftarnya:
1. Keadilan sosial untuk semua (social justice for all). Ini menjadi perbedaan karakter kedua partai besar Amerika, Demokrat dan Republik.
2. Kesetaraan ras bagi semua manusia (racial equality for all people). Di bawah Trump terjadi rasisme, bahkan kekerasan atas nama rasisme di mana-mana.
3. Kesempatan yang sama untuk semua warga Amerika (equal opportunity for all Americans). Orientasi ekonomi Trump yang memihak mereka yang kaya (kapitalis) menyebabkan mereka yang berekonomi menengah ke bawah tercekik.
4. Penguatan ekonomi bagi minoritas (economic empowerment for minority). Lingkungan rasisme Trump telah berimbas dalam kepada keadilan perekonomian.
5. Imigrasi dan legalisasi para pendatang (immigration and path to citizenship). Di bawah Trump kesempatan imigrasi hampir ditutup. Ini bertentangan dengan semangat Amerika sebagai negara immigran.
6. Jaminan kesehatan yang bersifat menyeluruh (universal healthcare). Salah satu usaha keras Trump adalah mencabut Obama Care yang memberikan jaminan kesehatan kepada puluhan juta orang-orang lemah.
7. Jaminan hak-hak minoritas (minority rights protection). Akan terasa jaminan dan proteksi kepada minoritas. Di bawah Trump minoritas langsung atau tidak merasakan marjinalisasi.
8. Kebebasan beragama untuk semua (religious liberty for all). Slogan kebebasan beragama bagi Trump adalah for White Evangelicals dan kristian radikal lainnya.
9. Kerjasama internasional dan multilateralisme (global partnership and multilateralism). Trump memutuskan hubungan multilateral dengan banyak organisasi internasional. Termasuk di dalamnya WHO, dan lain-lain.
10. Hubungan yang harmonis antar kelompok masyarakt (communal harmonious relations). Trump telah membangun suasana yang memecah belah masyarakat atas banyak dasar. Salah satunya yang paling menonjol adalah perpecahan ras (racial divide).
11. Memperkecil ruang kelompok putih dan golongan kanan yang ekstrem (suppressing the radical white supremacy and extremist rights wings). Biden dengan tegas mengutuk White Supremacy. Sementara Trump tidak ingin bahkan memuji sebagai patriotik.
12. Isu lingkungan dan perubahan iklim (environmental and climate change issues). Sementara Trump keluar dari Climate Change Paris. Climate change dianggap mitos.
13. Harapan penanganan Covid-19 yang profesional (professional handling of the Covid-19 tragedy). Bangsa Amerika adalah bangsa yang paling besar korban Covid-19.
"Salah satunya karena kegagalan pemimpin (leadership failure). Masalah kepribadian dan kepemimpinan (personal and leadership matters). Karakter pribadi Trump jauh dari karakter seorang pemimpin,” tandasnya.
Shamsi Ali yang juga Imam/Direktur Jamaica Muslim Center juga memberikan catatan khusus untuk umat Islam terkait politik di AS. “Berbagai keraguan orang tentang Biden, apakah itu karena sejarah perang di Timur Tengah, hubungan dengan China, dan lain-lain akan saya bahas secara detail beberapa hari ke depan,” ujarnya.
Berikut catatan untuk Muslim dari Shamsi Ali:
1. Demokrat dalam sejarahnya lebih bersahabat dan membuka ruang yang sama untuk Komunitas Muslim.
2. Akan segera mencabut aturan Trump “Muslim Ban” atau pelarangan orang-orang Islam masuk Amerika.
3. Berkomunikasi langsung dengan Komunitas Muslim selama Kampanye.
4. Berjanji mengikutkan Komunitas Muslim dalam pemerintahan.
5. Berjanji akan lebih terbuka dan fair (imbang) dalam menyikapi isu Timur Tengah.
Membangun komunikasi dan kerjasama dengan dunia Islam (bukan memakai/memaksa) berdasar mutual interest (kepentingan bersama).
6. Komunitas Muslim merasakan proteksi sistem (kekuasaan).
7. Minimal Islamophobia akan mendapatkan resistensi sistem. Bukan sebaliknya mendapat pembenaran kekuasaan seperti di zaman Trump.
8. Dan lain-lain yang akan ditambahkan pada masanya.
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda