69 Tewas dalam Aksi Protes Kebrutalan Polisi di Nigeria
Sabtu, 24 Oktober 2020 - 09:53 WIB
ABUJA - Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan 69 orang telah tewas dalam aksi protes terhadap kebrutalan polisi yang mengguncang negara itu. Korban tewas sebagian besar adalah warga sipil, namun polisi dan tentara juga termasuk di dalamnya.
"Presiden mengumumkan jumlah korban dalam pertemuan darurat dengan mantan pemimpin Nigeria yang bertujuan mencari cara untuk mengakhiri kerusuhan," kata juru bicaranya seperti dilansir dari BBC, Sabtu (24/10/2020).
Pada pertemuan virtual pada Jumat itu, Presiden Buhari (77) mengatakan pemerintahannya berkomitmen untuk memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa. Namun dia mengatakan pemerintahnya tidak akan melipatgandakan senjata dan mengizinkan penjahat yang telah membajak protes untuk terus melakukan hooliganisme.(Baca juga: Pertumpahan Darah Nigeria: Polisi Tembak Demonstran lalu Diseret di Jalan )
"Presiden mengatakan pada pertemuan itu bahwa 51 warga sipil, 11 petugas polisi dan tujuh tentara tewas dalam kerusuhan itu," kata juru bicaranya.
Belum jelas apakah angka-angka ini termasuk para pengunjuk rasa yang diduga dibunuh oleh pasukan keamanan di Lagos pada hari Selasa lalu.
Buhari sebelumnya membuat pidato singkat di televisi di mana dia mendesak pengunjuk rasa untuk berhenti berdemonstrasi dan sebaliknya terlibat dengan pemerintah dalam mencari solusi.
Buhari menghadapi kritik karena tidak menyebutkan penembakan di Lagos.
Aksi protes telah mereda secara drastis tetapi rasa tidak nyaman tetap ada di beberapa kota.
Sebuah kelompok yang menjadi kunci dalam mengorganisir demonstrasi, Koalisi Feminis, telah mendesak masyarakat untuk tinggal di rumah. Mereka juga menyarankan masyarakat untuk mematuhi jam malam yang berlaku di negara bagian mereka.
"Presiden mengumumkan jumlah korban dalam pertemuan darurat dengan mantan pemimpin Nigeria yang bertujuan mencari cara untuk mengakhiri kerusuhan," kata juru bicaranya seperti dilansir dari BBC, Sabtu (24/10/2020).
Pada pertemuan virtual pada Jumat itu, Presiden Buhari (77) mengatakan pemerintahannya berkomitmen untuk memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa. Namun dia mengatakan pemerintahnya tidak akan melipatgandakan senjata dan mengizinkan penjahat yang telah membajak protes untuk terus melakukan hooliganisme.(Baca juga: Pertumpahan Darah Nigeria: Polisi Tembak Demonstran lalu Diseret di Jalan )
"Presiden mengatakan pada pertemuan itu bahwa 51 warga sipil, 11 petugas polisi dan tujuh tentara tewas dalam kerusuhan itu," kata juru bicaranya.
Belum jelas apakah angka-angka ini termasuk para pengunjuk rasa yang diduga dibunuh oleh pasukan keamanan di Lagos pada hari Selasa lalu.
Buhari sebelumnya membuat pidato singkat di televisi di mana dia mendesak pengunjuk rasa untuk berhenti berdemonstrasi dan sebaliknya terlibat dengan pemerintah dalam mencari solusi.
Buhari menghadapi kritik karena tidak menyebutkan penembakan di Lagos.
Aksi protes telah mereda secara drastis tetapi rasa tidak nyaman tetap ada di beberapa kota.
Sebuah kelompok yang menjadi kunci dalam mengorganisir demonstrasi, Koalisi Feminis, telah mendesak masyarakat untuk tinggal di rumah. Mereka juga menyarankan masyarakat untuk mematuhi jam malam yang berlaku di negara bagian mereka.
Lihat Juga :
tulis komentar anda