Rusia Bantah Ingin Kacaukan Pemilu AS, Sebut Tuduhan Tak Berdasar
Kamis, 22 Oktober 2020 - 21:23 WIB
MOSKOW - Rusia membantah tudingan bahwa mereka mencoba mengakses data pemilih dan mengacaukan pemilihan umum di Amerika Serikat (AS). Moskow menegaskan, tuduhan tersebut benar-benar tidak berdasar.
"Tuduhan seperti itu muncul setiap hari, tidak berdasar dan tidak berdasarkan apa pun," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir Reuters pada Kamis (22/10/2020).
Pejabat intelijen AS sebelumnya menyatakan bahwa Iran dan Rusia telah mengintervensi pemilihan umum. Kedua negara itu disebut telah mengakses data pemilih dan mengirimkan email palsu yang memicu ketakutan dan keresahan di masyarakat.
Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe mengatakan, Iran telah mengirim email palsu yang dirancang untuk mengintimidasi pemilih, menghasut kerusuhan sosial dan merusak Presiden Donald Trump. Dia menyebut bahwa telah ada laporan terkait email ini dalam 24 jam terakhir. ( Lihat foto: Negara Bagian Pennsylvania Medan Pertarungan Penting Donald Trump di Pemilu AS )
Ratcliffe mengatakan, Iran juga telah mendistribusikan konten video yang menyiratkan bahwa seseorang dapat melakukan kecurangan dalam surat suara, bahkan dari luar negeri. Informasi dalam video itu tidak benar, Ratcliffe menekankan, seraya menambahkan bahwa warga Amerika dapat mempercayai bahwa suaranya aman.
Dia juga mengatakan, komunitas intelijen belum melihat aksi serupa dari Rusia, meski memperoleh informasi pemilih seperti yang dilakukan pada 2016 lalu. "Bahkan jika musuh mengejar upaya lebih lanjut untuk mengintimidasi ketahuilah bahwa sistem pemilu kami hebat dan Anda dapat yakin bahwa suara Anda aman," imbaunya. ( Baca juga: Batuk-batuk, Melania Trump Batalkan Perjalanan Kampanye )
Iran sendiri sebelumnya telah membantah hal tersebut. Teheran bahkan telah memanggil perwakilan Swiss, sebagai kepanjangan tangan AS di Iran setelah Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran, untuk memprotes hal tersebut.
"Penolakan kuat Iran atas klaim berulang, tidak berdasar dan palsu dari pejabat Amerika telah disampaikan kepada Duta Besar Swiss. Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, tidak ada bedanya bagi Iran yang memenangkan pemilihan AS," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.
"Tuduhan seperti itu muncul setiap hari, tidak berdasar dan tidak berdasarkan apa pun," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir Reuters pada Kamis (22/10/2020).
Pejabat intelijen AS sebelumnya menyatakan bahwa Iran dan Rusia telah mengintervensi pemilihan umum. Kedua negara itu disebut telah mengakses data pemilih dan mengirimkan email palsu yang memicu ketakutan dan keresahan di masyarakat.
Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe mengatakan, Iran telah mengirim email palsu yang dirancang untuk mengintimidasi pemilih, menghasut kerusuhan sosial dan merusak Presiden Donald Trump. Dia menyebut bahwa telah ada laporan terkait email ini dalam 24 jam terakhir. ( Lihat foto: Negara Bagian Pennsylvania Medan Pertarungan Penting Donald Trump di Pemilu AS )
Ratcliffe mengatakan, Iran juga telah mendistribusikan konten video yang menyiratkan bahwa seseorang dapat melakukan kecurangan dalam surat suara, bahkan dari luar negeri. Informasi dalam video itu tidak benar, Ratcliffe menekankan, seraya menambahkan bahwa warga Amerika dapat mempercayai bahwa suaranya aman.
Dia juga mengatakan, komunitas intelijen belum melihat aksi serupa dari Rusia, meski memperoleh informasi pemilih seperti yang dilakukan pada 2016 lalu. "Bahkan jika musuh mengejar upaya lebih lanjut untuk mengintimidasi ketahuilah bahwa sistem pemilu kami hebat dan Anda dapat yakin bahwa suara Anda aman," imbaunya. ( Baca juga: Batuk-batuk, Melania Trump Batalkan Perjalanan Kampanye )
Iran sendiri sebelumnya telah membantah hal tersebut. Teheran bahkan telah memanggil perwakilan Swiss, sebagai kepanjangan tangan AS di Iran setelah Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran, untuk memprotes hal tersebut.
"Penolakan kuat Iran atas klaim berulang, tidak berdasar dan palsu dari pejabat Amerika telah disampaikan kepada Duta Besar Swiss. Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, tidak ada bedanya bagi Iran yang memenangkan pemilihan AS," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.
(esn)
tulis komentar anda