Pompeo Mengaku AS Masih Cari Asal Covid-19
Kamis, 07 Mei 2020 - 15:40 WIB
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo sempat sesumbar bahwa dia sudah memiliki bukti kuat bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium di Wuhan. Namun, kini dia mengatakan Intelijen AS masih mencari tahu dengan tepat di mana wabah Covid-19 berasal.
Dalam konferensi pers di Washington, Pompeo mendesak China agar lebih terbuka dan transparan mengenai asal usul virus yang telah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang di dunia tersebut.
"Kami tidak memiliki kepastian, dan ada bukti signifikan bahwa ini berasal dari laboratorium, pernyataan itu bisa benar. China bisa membuat dunia tidak jatuh ke dalam kelesuan ekonomi global. Mereka punya pilihan tetapi sebaliknya, China menutup-nutupi wabah di Wuhan," kata Pompeo dalam konferens pers itu, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (7/5/2020).
Dia lalu mengatakan, China masih menolak untuk berbagi informasi yang dibutuhkan untuk menjaga orang tetap aman, seperti isolat virus, spesimen klinis dan rincian tentang banyak pasien Covid-19 pada Desember 2019, khususnya mengeai pasien nol.
"Sebagai akibat dari pilihan China, banyak negara mulai memahami risiko melakukan bisnis dengan Partai Komunis China dan mengambil tindakan untuk melindungi rakyat mereka," ujarnya, yang menyarankan beberapa negara kini menuduh China "berbohong" tentang wabah itu.
"Negara-negara bebas di dunia mulai memahami bahwa China tidak berbagi nilai-nilai demokrasi yang kami junjung tinggi, atau kepentingan ekonomi mereka. Tidak ada win-win sejati dengan rezim komunis, kecuali Anda mencapai ketentuan yang telah dibicarakan oleh Donald Trump, dan timbal balik yang dilakukan Trump dalam kesepakatan (perdagangan) Fase Satu," sambungnya.
Pada saat yang sama, Pompeo menyebut bahwa tuntutan AS terhadap China bukan tentang politik atau upaya apa pun untuk menggertak atau menyalahkan Beijing. Dia lalu menambahkan bahwa AS akan "senang" untuk memberikan China bantuan teknis terkait dengan virus.
Dalam konferensi pers di Washington, Pompeo mendesak China agar lebih terbuka dan transparan mengenai asal usul virus yang telah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang di dunia tersebut.
"Kami tidak memiliki kepastian, dan ada bukti signifikan bahwa ini berasal dari laboratorium, pernyataan itu bisa benar. China bisa membuat dunia tidak jatuh ke dalam kelesuan ekonomi global. Mereka punya pilihan tetapi sebaliknya, China menutup-nutupi wabah di Wuhan," kata Pompeo dalam konferens pers itu, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (7/5/2020).
Dia lalu mengatakan, China masih menolak untuk berbagi informasi yang dibutuhkan untuk menjaga orang tetap aman, seperti isolat virus, spesimen klinis dan rincian tentang banyak pasien Covid-19 pada Desember 2019, khususnya mengeai pasien nol.
"Sebagai akibat dari pilihan China, banyak negara mulai memahami risiko melakukan bisnis dengan Partai Komunis China dan mengambil tindakan untuk melindungi rakyat mereka," ujarnya, yang menyarankan beberapa negara kini menuduh China "berbohong" tentang wabah itu.
"Negara-negara bebas di dunia mulai memahami bahwa China tidak berbagi nilai-nilai demokrasi yang kami junjung tinggi, atau kepentingan ekonomi mereka. Tidak ada win-win sejati dengan rezim komunis, kecuali Anda mencapai ketentuan yang telah dibicarakan oleh Donald Trump, dan timbal balik yang dilakukan Trump dalam kesepakatan (perdagangan) Fase Satu," sambungnya.
Pada saat yang sama, Pompeo menyebut bahwa tuntutan AS terhadap China bukan tentang politik atau upaya apa pun untuk menggertak atau menyalahkan Beijing. Dia lalu menambahkan bahwa AS akan "senang" untuk memberikan China bantuan teknis terkait dengan virus.
(esn)
tulis komentar anda