Trump Desak Jaksa Agung AS Investigasi Korupsi Keluarga Biden
Rabu, 21 Oktober 2020 - 10:11 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta jaksa agung William Bar untuk "bertindak cepat" dan meluncurkan penyelidikan sehubungan dengan tuduhan seputar bisnis di Ukraina yang dikatakan dilakukan oleh putra calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden . Trump juga menuntut agar informasi yang relevan, jika ada, dirilis sebelum 3 November.
Hal itu diungkapkan Trump via telepon dalam program berita "Fox & Friends".
“Dia (William Bar) harus menunjuk seseorang. Ini adalah korupsi besar dan ini harus diketahui sebelum pemilu,” kata Trump selama acara TV kabel itu seperti dilansir dari Sputnik, Rabu (21/10/2020). (Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Dana Kampanye Biden Lampaui Trump )
Sebelumnya, sekelompok anggota DPR dari Partai Republik meminta Barr menunjuk jaksa khusus untuk mengusut dugaan korupsi yang dilakukan keluarga Biden. Departemen Kehakiman AS belum mengomentari tuntutan Trump.
Pernyataan Trump terkait dengan laporan New York Post minggu lalu, yang menunjukkan bahwa Hunter Biden telah membantu mengatur pertemuan antara ayahnya, wakil presiden AS saat itu yang bertugas mengawasi kebijakan Amerika terhadap Ukraina, dan seorang pejabat tinggi dari firma energi Ukraina, Burisma, Vadym Pozharskyi. Hunter Biden pada saat itu menjabat sebagai dewan direksi perusahaan.
Pertemuan itu dikatakan terjadi tak lama setelah Biden diklaim sebelumnya telah menekan para pejabat di Kiev untuk memecat jaksa agung negara yang sedang menyelidiki Burisma terkait tuduhan korupsi.
Joe Biden telah lama menyangkal keterlibatan dalam urusan bisnis putranya di Ukraina, dan kampanyenya secara konsisten mencatat bahwa tidak ada pertemuan yang tercantum dalam jadwal resmi mantan wakil presiden itu selama periode tersebut. (Baca juga: Trump Jamin Transfer Kekuasaan Berlangsung Damai Meski Kalah di Pilpres )
The New York Post merujuk pada dugaan korespondensi email antara Pozharskyi dan Hunter Biden, yang diklaim berasal dari laptop sosok yang disebut terakhir. Keaslian email ini belum dikonfirmasi, tetapi, jika terbukti, akan mempertanyakan klaim Joe Biden sebelumnya.
Ketua Intelijen DPR Adam Schiff berusaha menghubungkan laporan The New York Post dengan upaya "disinformasi" Rusia, sesuatu yang dibantah oleh Direktur Intelijen Nasional AS John Ratcliffe, seorang yang ditunjuk Trump. Trump sendiri menyatakan bahwa tuduhan Schiff "gila".
Menurut komentar Trump, calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden "harus dipenjara" karena dugaan kesalahannya. Presiden AS sebelumnya menyebut keluarga pesaing dalam pemilu presiden itu sebagai "kejahatan terorganisir." (Lihat video: Tingkatkan Hubungan Bilateral, PM Jepang Kunjungi Indonesia )
Hal itu diungkapkan Trump via telepon dalam program berita "Fox & Friends".
“Dia (William Bar) harus menunjuk seseorang. Ini adalah korupsi besar dan ini harus diketahui sebelum pemilu,” kata Trump selama acara TV kabel itu seperti dilansir dari Sputnik, Rabu (21/10/2020). (Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Dana Kampanye Biden Lampaui Trump )
Sebelumnya, sekelompok anggota DPR dari Partai Republik meminta Barr menunjuk jaksa khusus untuk mengusut dugaan korupsi yang dilakukan keluarga Biden. Departemen Kehakiman AS belum mengomentari tuntutan Trump.
Pernyataan Trump terkait dengan laporan New York Post minggu lalu, yang menunjukkan bahwa Hunter Biden telah membantu mengatur pertemuan antara ayahnya, wakil presiden AS saat itu yang bertugas mengawasi kebijakan Amerika terhadap Ukraina, dan seorang pejabat tinggi dari firma energi Ukraina, Burisma, Vadym Pozharskyi. Hunter Biden pada saat itu menjabat sebagai dewan direksi perusahaan.
Pertemuan itu dikatakan terjadi tak lama setelah Biden diklaim sebelumnya telah menekan para pejabat di Kiev untuk memecat jaksa agung negara yang sedang menyelidiki Burisma terkait tuduhan korupsi.
Joe Biden telah lama menyangkal keterlibatan dalam urusan bisnis putranya di Ukraina, dan kampanyenya secara konsisten mencatat bahwa tidak ada pertemuan yang tercantum dalam jadwal resmi mantan wakil presiden itu selama periode tersebut. (Baca juga: Trump Jamin Transfer Kekuasaan Berlangsung Damai Meski Kalah di Pilpres )
The New York Post merujuk pada dugaan korespondensi email antara Pozharskyi dan Hunter Biden, yang diklaim berasal dari laptop sosok yang disebut terakhir. Keaslian email ini belum dikonfirmasi, tetapi, jika terbukti, akan mempertanyakan klaim Joe Biden sebelumnya.
Ketua Intelijen DPR Adam Schiff berusaha menghubungkan laporan The New York Post dengan upaya "disinformasi" Rusia, sesuatu yang dibantah oleh Direktur Intelijen Nasional AS John Ratcliffe, seorang yang ditunjuk Trump. Trump sendiri menyatakan bahwa tuduhan Schiff "gila".
Menurut komentar Trump, calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden "harus dipenjara" karena dugaan kesalahannya. Presiden AS sebelumnya menyebut keluarga pesaing dalam pemilu presiden itu sebagai "kejahatan terorganisir." (Lihat video: Tingkatkan Hubungan Bilateral, PM Jepang Kunjungi Indonesia )
(ber)
tulis komentar anda