ISIS Serukan Serang Saudi atas Normalisasi Israel dengan UEA-Bahrain

Senin, 19 Oktober 2020 - 14:31 WIB
Situs suci Kabah di Makkah, Arab Saudi. Foto/REUTERS
RIYADH - Kelompok Islamic State (IS) atau sebelumnya dikenal sebagai Islamic State of Iraq and Syria ( ISIS ) pada hari Minggu mengutuk perjanjian normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain . Kelompok itu menyerukan pengikutnya untuk melakukan serangan di Arab Saudi sebagai balasan.

Juru bicara ISIS Abu Hamza al-Quraishi, dalam rekaman audio yang diunggah di Telegram, mengatakan kesepakatan dengan negara Yahudi yang ditandatangani bulan lalu itu sama dengan "pengkhianatan" terhadap Islam. (Baca: Jejak Digital Ungkap Pemenggal Guru Prancis Menentang Arab Saudi )

Bahrain dan UEA adalah sekutu Arab Saudi. Riyadh sediri belum secara resmi menormalisasi hubungan dengan Israel, meskipun secara luas diyakini memiliki hubungan klandestin yang erat dengan negara Yahudi tersebut.

Juru bicara itu mendesak milisi ISIS untuk melakukan serangan anti-Barat di Kerajaan Arab Saudi, rumah bagi situs-situs paling suci Islam.



“Targetnya banyak....Mulailah dengan menghantam dan menghancurkan pipa minyak, pabrik dan fasilitas yang menjadi sumber (pendapatan) pemerintah tiran,” katanya, menurut terjemahan Reuters yang dilansir Senin (19/10/2020).

Dia mencatat bahwa Riyadh telah memberikan restunya pada kesepakatan tersebut dengan mengizinkan penerbangan antara Israel dan UEA untuk melewati wilayahnya. (Baca: Tanpa Dihadiri Raja, Bahrain dan Israel Resmikan Hubungan Diplomatik )

Dalam rekaman terakhir kelompok itu pada Januari, juru bicara ISIS menyerukan serangan terhadap target Yahudi untuk melawan proposal perdamaian Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah.

Kelompok ISIS pernah memimpin sebagian wilayah Irak dan Suriah sebelum wilayah-wilayah tersebut direbut kembali serangan besar-besaran di kedua negara itu pada 2018-2019.

Arab Saudi terus bersikeras bahwa negara Palestina adalah prasyarat untuk normalisasi dengan Israel.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More