Armenia: Hanya Perubahan Sikap Turki Bisa Atasi Krisis Nagorno-Karabakh

Rabu, 14 Oktober 2020 - 07:35 WIB
Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan. Foto/REUTERS
YEREVAN - Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan yakin hanya perubahan sikap Turki yang dapat memastikan Azerbaijan menghentikan aksi militer di Nagorno-Karabakh.

Namun saat wawancara pertama sejak kesepakatan gencatan senjata disepakati di Moskow dalam konflik Nagorno-Karabakh pada Sabtu, dia tidak memberi indikasi pada Reuters bahwa dia melihat ada perubahan sikap Turki.

Sejak konflik pecah pada 27 September, Turki mendukung Azerbaijan dan menyatakan pasukan Armenia harus meninggalkan wilayah itu. Nagorno-Karabakh secara internasional diakui bagian dari Azerbaijan tapi dipimin dan dihuni etnic Armenia.

Turki menyatakan pihaknya harus memainkan peran dalam diskusi internasional tentang konflik itu namun ide ini ditolak Armenia. Gencatan senjata yang dimediasi Turki telah banyak dilanggar kedua pihak. Keduanya saling tuduh pihak lain sebagai pelaku penyerangan dan kejahatan terhadap sipil.



Berbicara di kediaman resminya, gedung besar era Soviet di pusat ibu kota Armenia, Yerevan, Pashinyan menuduh Turki menyabotase gencatan senjata dan memperluas pengaruh ke Kaukasus Selatan untuk melanjutkan ambisi ekspansionis.

“Saya yakin bahwa sepanjang posisi Turki tetap tak berubah, Azerbaijan tidak akan berhenti bertempur,” ujar Pashinyan. (Baca Juga: Armenia: Tindakan Turki Persenjatai Azerbaijan Perlihatkan Ambisi Ekspansionis Mereka)

Azerbaijan menyatakan terbuka pada gencatan senjata kemanusiaan sementara yang disepakati di Moskow untuk penukaran tahanan dan jasad korban yang tewas dalam perang. Namun Azerbaijan menuduh pasukan Armenia melanggarnya. Yerevan menolak tuduhan itu. (Baca Infografis: Baju Iron Man untuk Misi Penyelamatan Diciptakan Ilmuwan Inggris)

Azerbaijan menyatakan menyetujui perang lebih lanjut setelah gencatan senjata untuk menguasai lebih banyak wilayah. (Lihat Video: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)

Pashinyan menyatakan Turki telah menegaskan secara terbuka sebelum perundingan gencatan senjata yang yakin bahwa Azerbaijan harus tetap bertempur. Menteri Luar Negeri Turki juga telah menelpon menteri Azerbaijan setelah perundingan.

Pashinyan menduga tujuan telepeon dari Turki adalah perintah untuk tidak gentar dalam kondisi apapun untuk berhenti bertempur.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More