Polisi akan Periksa Anwar Ibrahim untuk Konfirmasi Klaim Dukungan Jadi PM
Senin, 12 Oktober 2020 - 22:00 WIB
KUALA LUMPUR - Polisi Malaysia menyatakan pada Senin (12/10), bahwa mereka telah memanggil pemimpin oposisi Anwar Ibrahim untuk memberikan pernyataan. Pemanggilan ini dilayangkan polisi setelah mereka menerima pengaduan tentang nama-nama anggota parlemen yang diklaim Anwar mendukung dirinya untuk menduduki posisi Perdana Menteri. Daftar nama ini telah muncul di media massa.
Dalam sebuah pernyataan, polisi mengaku telah menerima pengaduan yang tidak ditentukan atas daftar 121 anggota parlemen federal yang beredar luas, yang diduga mendukung tawaran Anwar. Sejauh ini belum ada dukungan publik yang signifikan untuk Anwar.
(Baca: Jalan Terjal Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia )
Polisi mengatakan, salah satu pengaduan diajukan oleh anggota parlemen. Namun, polisi tidak mengungkapkan identitas sang pelapor, atau apa isi pengaduan tersebut.
"Polisi mendesak masyarakat untuk tidak khawatir dengan penyebaran berita tersebut dan menyarankan semua pihak yang berkepentingan agar tidak menyebarkan berita yang belum diverifikasi," kata Direktur Departemen Investigasi Kriminal Huzir Mohamed.
"Polisi tidak akan ragu untuk menindak mereka yang menyebarkan berita palsu, tidak diverifikasi dan menyesatkan," lanjut Mohamed, seperti dikutip dari Reuters.
Mohamed juga mengatakan, mereka awalnya meminta Anwar untuk memberikan pernyataannya pada Senin pagi. Namun, karena terkendala bentrok jadwal, mereka akan menetapkan tanggal baru untuk pertemuan mereka.
(Baca: Anwar Ibrahim Gagal Jadi PM, Raja Malaysia Tunjuk Muhyiddin Yassin )
Pekan lalu, Anwar mengumumkan bahwa dia telah diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Abdullah pada Selasa untuk mempresentasikan dokumentasi "dari mayoritas yang kuat dan meyakinkan" dari legislator di balik upayanya untuk menggantikan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
Sementara itu, Anwar mengatakan, anggota Partai Keadilan Rakyat telah diperintahkan untuk tidak mengadakan pertemuan apa pun saat dia menghadiri audiensi dengan raja.
"Saya juga mengimbau semua warga Malaysia untuk tetap tenang saat sesi audiensi ini berlangsung, dan tetap tenang untuk proses selanjutnya yang terjadi setelahnya," kata Anwar.
Dalam sebuah pernyataan, polisi mengaku telah menerima pengaduan yang tidak ditentukan atas daftar 121 anggota parlemen federal yang beredar luas, yang diduga mendukung tawaran Anwar. Sejauh ini belum ada dukungan publik yang signifikan untuk Anwar.
(Baca: Jalan Terjal Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia )
Polisi mengatakan, salah satu pengaduan diajukan oleh anggota parlemen. Namun, polisi tidak mengungkapkan identitas sang pelapor, atau apa isi pengaduan tersebut.
"Polisi mendesak masyarakat untuk tidak khawatir dengan penyebaran berita tersebut dan menyarankan semua pihak yang berkepentingan agar tidak menyebarkan berita yang belum diverifikasi," kata Direktur Departemen Investigasi Kriminal Huzir Mohamed.
"Polisi tidak akan ragu untuk menindak mereka yang menyebarkan berita palsu, tidak diverifikasi dan menyesatkan," lanjut Mohamed, seperti dikutip dari Reuters.
Mohamed juga mengatakan, mereka awalnya meminta Anwar untuk memberikan pernyataannya pada Senin pagi. Namun, karena terkendala bentrok jadwal, mereka akan menetapkan tanggal baru untuk pertemuan mereka.
(Baca: Anwar Ibrahim Gagal Jadi PM, Raja Malaysia Tunjuk Muhyiddin Yassin )
Pekan lalu, Anwar mengumumkan bahwa dia telah diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Abdullah pada Selasa untuk mempresentasikan dokumentasi "dari mayoritas yang kuat dan meyakinkan" dari legislator di balik upayanya untuk menggantikan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
Sementara itu, Anwar mengatakan, anggota Partai Keadilan Rakyat telah diperintahkan untuk tidak mengadakan pertemuan apa pun saat dia menghadiri audiensi dengan raja.
"Saya juga mengimbau semua warga Malaysia untuk tetap tenang saat sesi audiensi ini berlangsung, dan tetap tenang untuk proses selanjutnya yang terjadi setelahnya," kata Anwar.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda