Pentagon Tak Yakin COVID-19 Berasal dari Laboratorium Wuhan

Rabu, 15 April 2020 - 16:55 WIB
Seorang pekerja beraktivitas di sebuah laboratorium di China. Foto/ China Daily via REUTERS
WASHINGTON - Pentagon mengaku sulit untuk percaya pada rumor bahwa virus corona baru, COVID-19, berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, China. Penilaian Pentagon ini disampaikan Ketua Kepala Staf Gabungan (CJCS) Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley.

Menurutnya, sejauh ini bukti yang ada tidak meyakinkan untuk mendukung rumor tersebut. Sebaliknya, dia meyakini bahwa virus yang sudah membunuh lebih dari 127.000 orang secara global ini muncul secara alami.

"Seharusnya tidak mengejutkan bagi Anda bahwa kami telah tertarik pada hal itu, dan kami telah memiliki banyak intelijen yang memperhatikan hal itu," kata Jenderal Milley pada sebuah konferensi pers pada hari Selasa waktu Washington.

"Pada titik ini tidak dapat disimpulkan, meskipun bobot bukti tampaknya menunjukkan hal yang alami, tetapi kami tidak tahu pasti," katanya lagi, seperti dikutip Russia Today, Rabu (15/4/2020).

Petugas medis topnya, Ahli Bedah Staf Gabungan Brigadir Jenderal Paul Freidrichs, dengan datar menjawab "tidak" ketika disodorkan pertanyaan yang sama pekan lalu.



Jenderal Milley tidak menyebut nama media yang berspekulasi tentang asal-usul virus corona baru. Namun, pada hari sebelumnya The Washington Postmenerbitkan sebuah opini yang menyebutkan Institut Virologi Wuhan (WIV) telah melakukan percobaan berisiko pada kelelawar pada tahun 2018.

Kolumnis Josh Rogin dalam tulisan tersebut mengatakan dia memperoleh korespondensi dari diplomat AS yang mengunjungi laboratorium WIV karena menerima dana AS untuk penelitian, dan khawatir tentang kelelawar yang mengirimkan virus ke manusia.

"Penelitian menunjukkan bahwa berbagai coronavirus seperti SARS dapat berinteraksi dengan ACE2 (Angiotensin-converting enzyme 2), reseptor manusia yang diidentifikasi untuk coronavirus SARS. Temuan ini sangat menunjukkan bahwa coronavirus seperti SARS dari kelelawar dapat ditularkan ke manusia untuk menyebabkan penyakit seperti SARS," bunyi kabel diplomatik yang dikutip dalam tulisan opini tersebut.

SARS adalah severe acute respiratory syndrome, penyakit penyerang pernapasan yang muncul di China selatan pada tahun 2002. Penyakit ini menginfeksi sekitar 8.000 orang dan membunuh 744.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More