Trump Bantah Keterlibatan AS dalam Upaya Pembunuhan Maduro
Rabu, 06 Mei 2020 - 09:17 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan negaranya tidak ada hubungan dengan dugaan serangan ke Venezuela yang berujung pada penangkapan dua warga Amerika.
Trump mengatakan ia baru mengetahui penahanan dua orang yang dituduh sebagai tentara bayaran oleh Venezuela. Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan mereka adalah bagian dari operasi untuk membunuhnya yang didukung oleh negara tetangga Kolombia dan AS. (Baca: Venezuela Tangkap 2 'Rambo' AS yang Hendak Bunuh Maduro )
"Apa pun itu, kami akan memberi tahu Anda," kata Trump kepada wartawan di Washington sebelum berangkat dari Gedung Putih ke Arizona.
"Tapi itu tidak ada hubungannya dengan pemerintah kita," tegas Trump seperti dikutip dari AP, Rabu (6/5/2020).
Pihak berwenang di Venezuela mengidentifikasi kedua orang itu sebagai Luke Denman dan Airan Berry. Keduanya adalah mantan tentara pasukan khusus AS yang terkait dengan perusahaan keamanan swasta yang berbasis di Florida, Silvercorp USA.
Pendiri Silvercorp dan mantan baret hijau AS, Jordan Goudreau, mengaku bertanggung jawab untuk memimpin "Operasi Gideon," yang diluncurkan dengan upaya pendaratan pantai sebelum fajar pada hari Minggu yang menewaskan delapan tersangka pelaku penyerangan.
Dua mantan prajurit AS ditahan Senin, puluhan kilometer dari percobaan pendaratan pantai pertama di sebuah desa nelayan. Pihak berwenang mengatakan mereka telah menyita peralatan dan menahan puluhan lainnya.
Goudreau mengatakan operasi itu dirancang untuk menangkap - dan tidak membunuh Maduro. Ia mengatakan dia melaksanakannya dengan "anggaran ketat" setelah menandatangani perjanjian dengan pemimpin oposisi Venezuela yang didukung AS Juan Guaido. Namun Guaido membantah memiliki hubungan dengan Goudreau.
Venezuela dicengkeram oleh krisis sosial dan ekonomi yang semakin dalam di bawah pemerintahan Maduro yang telah menyebabkan hampir 5 juta penduduk mengungsi.
Trump mengatakan ia baru mengetahui penahanan dua orang yang dituduh sebagai tentara bayaran oleh Venezuela. Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan mereka adalah bagian dari operasi untuk membunuhnya yang didukung oleh negara tetangga Kolombia dan AS. (Baca: Venezuela Tangkap 2 'Rambo' AS yang Hendak Bunuh Maduro )
"Apa pun itu, kami akan memberi tahu Anda," kata Trump kepada wartawan di Washington sebelum berangkat dari Gedung Putih ke Arizona.
"Tapi itu tidak ada hubungannya dengan pemerintah kita," tegas Trump seperti dikutip dari AP, Rabu (6/5/2020).
Pihak berwenang di Venezuela mengidentifikasi kedua orang itu sebagai Luke Denman dan Airan Berry. Keduanya adalah mantan tentara pasukan khusus AS yang terkait dengan perusahaan keamanan swasta yang berbasis di Florida, Silvercorp USA.
Pendiri Silvercorp dan mantan baret hijau AS, Jordan Goudreau, mengaku bertanggung jawab untuk memimpin "Operasi Gideon," yang diluncurkan dengan upaya pendaratan pantai sebelum fajar pada hari Minggu yang menewaskan delapan tersangka pelaku penyerangan.
Dua mantan prajurit AS ditahan Senin, puluhan kilometer dari percobaan pendaratan pantai pertama di sebuah desa nelayan. Pihak berwenang mengatakan mereka telah menyita peralatan dan menahan puluhan lainnya.
Goudreau mengatakan operasi itu dirancang untuk menangkap - dan tidak membunuh Maduro. Ia mengatakan dia melaksanakannya dengan "anggaran ketat" setelah menandatangani perjanjian dengan pemimpin oposisi Venezuela yang didukung AS Juan Guaido. Namun Guaido membantah memiliki hubungan dengan Goudreau.
Venezuela dicengkeram oleh krisis sosial dan ekonomi yang semakin dalam di bawah pemerintahan Maduro yang telah menyebabkan hampir 5 juta penduduk mengungsi.
tulis komentar anda