Pangeran Arab Saudi Kecam Pemimpin Palestina Penolak Normalisasi UEA-Israel
Selasa, 06 Oktober 2020 - 10:10 WIB
“Upaya dalam beberapa tahun terakhir akan lebih baik digunakan untuk tujuan Palestina, inisiatif perdamaian, dan melindungi hak-hak rakyat Palestina untuk mencapai titik di mana penyebab yang adil ini, meskipun dirampok, akhirnya dapat melihat cahaya, dan ketika saya mengatakan dirampok, yang saya maksud dengan para pemimpin Israel dan Palestina sama rata," imbuh Pangeran Bandar.
Bahrain mengikuti jejak UEA dan setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel pada 15 September, dan kedua negara mengatakan mereka tetap berkomitmen untuk solusi yang adil bagi Palestina.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan mengatakan bahwa posisi Kerajaan Arab Saudi atas perjuangan Palestina adalah tegas dan tidak akan berubah sebagai tanggapan atas perjanjian perdamaian kedua negara Teluk itu dengan Israel. (Baca juga: Bos Mossad Sebut Arab Saudi Segera Normalisasi Hubungan dengan Israel )
Pangeran Bandar mengatakan bahwa meski perjuangan Palestina adil, para pemimpinnya memiliki sejarah kegagalan.
“Perjuangan Palestina adalah penyebab yang adil, tetapi pendukungnya gagal. Tujuan Israel tidak adil, tetapi para pendukungnya berhasil. Itu meringkas peristiwa 70 atau 75 tahun terakhir," katanya.
Pangeran Bandar menunjuk pada contoh Amin al-Husseini, pemimpin agama Palestina yang merupakan salah satu pemimpin utama perjuangan Palestina ketika negara itu berada di bawah mandat Inggris dari tahun 1918 hingga 1948.
Al-Husseini diketahui memiliki simpati kepada Nazi Jerman sebagai pendukung alternatif untuk melemahkan kekuasaan Inggris atas Palestina. Pemberontakan Palestina melawan pemerintahan Inggris yang dikenal sebagai Pemberontakan Arab dari tahun 1936 hingga 1939 adalah bencana bagi rakyat Palestina, menyebabkan satu dari sepuluh orang diasingkan, dipenjara, atau tewas. Pendekatan pro-Jerman oleh al-Husseini runtuh dengan kekalahan Nazisme dalam Perang Dunia II.
Bahrain mengikuti jejak UEA dan setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel pada 15 September, dan kedua negara mengatakan mereka tetap berkomitmen untuk solusi yang adil bagi Palestina.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan mengatakan bahwa posisi Kerajaan Arab Saudi atas perjuangan Palestina adalah tegas dan tidak akan berubah sebagai tanggapan atas perjanjian perdamaian kedua negara Teluk itu dengan Israel. (Baca juga: Bos Mossad Sebut Arab Saudi Segera Normalisasi Hubungan dengan Israel )
Pangeran Bandar mengatakan bahwa meski perjuangan Palestina adil, para pemimpinnya memiliki sejarah kegagalan.
“Perjuangan Palestina adalah penyebab yang adil, tetapi pendukungnya gagal. Tujuan Israel tidak adil, tetapi para pendukungnya berhasil. Itu meringkas peristiwa 70 atau 75 tahun terakhir," katanya.
Pangeran Bandar menunjuk pada contoh Amin al-Husseini, pemimpin agama Palestina yang merupakan salah satu pemimpin utama perjuangan Palestina ketika negara itu berada di bawah mandat Inggris dari tahun 1918 hingga 1948.
Al-Husseini diketahui memiliki simpati kepada Nazi Jerman sebagai pendukung alternatif untuk melemahkan kekuasaan Inggris atas Palestina. Pemberontakan Palestina melawan pemerintahan Inggris yang dikenal sebagai Pemberontakan Arab dari tahun 1936 hingga 1939 adalah bencana bagi rakyat Palestina, menyebabkan satu dari sepuluh orang diasingkan, dipenjara, atau tewas. Pendekatan pro-Jerman oleh al-Husseini runtuh dengan kekalahan Nazisme dalam Perang Dunia II.
(min)
tulis komentar anda