Virus Corona Merajalela, Lebanon Lockdown 111 Kota
Sabtu, 03 Oktober 2020 - 01:37 WIB
BEIRUT - Lebih dari 100 kota dan desa di Lebanon telah diperintahkan untuk diisolasi setelah ratusan orang dinyatakan positif terkena virus Corona dalam beberapa hari terakhir serta kekurangan tempat tidur rumah sakit.
Menteri Dalam Negeri Lebanon, Mohammed Fahmi, dalam sebuah pernyataan mengatakan, penutupan total atau lockdown 111 kota dan desa akan mulai berlaku dari Minggu pagi dan berlangsung hingga 12 Oktober.
Perintah Fahmi mencantumkan nama kota dan desa di Lebanon utara, selatan, tengah dan timur serta beberapa pinggiran ibu kota, Beirut, dengan mengatakan semua lembaga negara dan swasta akan ditutup selama periode tersebut.
Ia menambahkan bahwa semua acara sosial dan pertemuan akan dibatalkan dan kementerian akan berkoordinasi dengan pejabat agama setempat atas penutupan tempat ibadah dan acara keagamaan.
Fahmi juga mengatakan jam malam diberlakukan secara nasional dari jam 1 pagi dini hari waktu setempat hingga matahari terbit tetap berlaku seperti disitir dari Al Jazeera, Sabtu (3/10/2020).
Lebanon telah menyaksikan peningkatan tajam kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir dengan lebih dari 40.000 kasus terdaftar sejak Februari di negara berpenduduk lima juta itu. Sejauh ini, negara tersebut telah melaporkan 374 kematian terkait virus Corona.(Baca juga: Puluhan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Terinfeksi Covid-19 )
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon pada hari Kamis, tercatat 1.248 kasus baru dan tujuh kematian dilaporkan dalam periode 24 jam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini melaporkan tingkat hunian tempat tidur di unit perawatan intensif yang didedikasikan untuk kasus virus Corona telah mencapai 84 persen.
Lebanon, yang berada dalam krisis keuangan dan ekonomi yang parah, termasuk di antara negara-negara paling sukses dalam mengatasi virus di bulan-bulan awal.(Baca juga: PBB: Setengah Penduduk Lebanon Terancam Kelaparan )
Kasus mulai meningkat setelah satu-satunya bandara internasional di negara itu dibuka kembali pada awal Juli dan penguncian dikurangi.
Angka-angka itu melonjak secara dramatis menyusul ledakan dahsyat di Beirut pada 4 Agustus yang menewaskan 195 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang.
Pejabat medis telah memperingatkan bahaya berkerumun di rumah sakit setelah ledakan, di pemakaman, atau saat orang-orang memeriksa reruntuhan.
Menteri Dalam Negeri Lebanon, Mohammed Fahmi, dalam sebuah pernyataan mengatakan, penutupan total atau lockdown 111 kota dan desa akan mulai berlaku dari Minggu pagi dan berlangsung hingga 12 Oktober.
Perintah Fahmi mencantumkan nama kota dan desa di Lebanon utara, selatan, tengah dan timur serta beberapa pinggiran ibu kota, Beirut, dengan mengatakan semua lembaga negara dan swasta akan ditutup selama periode tersebut.
Ia menambahkan bahwa semua acara sosial dan pertemuan akan dibatalkan dan kementerian akan berkoordinasi dengan pejabat agama setempat atas penutupan tempat ibadah dan acara keagamaan.
Fahmi juga mengatakan jam malam diberlakukan secara nasional dari jam 1 pagi dini hari waktu setempat hingga matahari terbit tetap berlaku seperti disitir dari Al Jazeera, Sabtu (3/10/2020).
Lebanon telah menyaksikan peningkatan tajam kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir dengan lebih dari 40.000 kasus terdaftar sejak Februari di negara berpenduduk lima juta itu. Sejauh ini, negara tersebut telah melaporkan 374 kematian terkait virus Corona.(Baca juga: Puluhan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Terinfeksi Covid-19 )
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon pada hari Kamis, tercatat 1.248 kasus baru dan tujuh kematian dilaporkan dalam periode 24 jam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini melaporkan tingkat hunian tempat tidur di unit perawatan intensif yang didedikasikan untuk kasus virus Corona telah mencapai 84 persen.
Lebanon, yang berada dalam krisis keuangan dan ekonomi yang parah, termasuk di antara negara-negara paling sukses dalam mengatasi virus di bulan-bulan awal.(Baca juga: PBB: Setengah Penduduk Lebanon Terancam Kelaparan )
Kasus mulai meningkat setelah satu-satunya bandara internasional di negara itu dibuka kembali pada awal Juli dan penguncian dikurangi.
Angka-angka itu melonjak secara dramatis menyusul ledakan dahsyat di Beirut pada 4 Agustus yang menewaskan 195 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang.
Pejabat medis telah memperingatkan bahaya berkerumun di rumah sakit setelah ledakan, di pemakaman, atau saat orang-orang memeriksa reruntuhan.
(ber)
tulis komentar anda